Hari-hari penyesuaian Aera di tempat kerja barunya cukup berjalan lancar. Mungkin karena apa yang ia kerjakan beberapa hari ini belum ada lima puluh persen dari pekerjaan aslinya nanti saat tour Love Yourself diselenggarakan.
Sejauh ini pekerjaan Aera hanya membantu sedikit pekerjaan kakak perempuan Jaebum yang telah membantunya mendapat pekerjaan di BigStar. Kakak perempuan Jaebum adalah styelist member HTS. Bukan hanya bekerja saat tour tetapi nyaris ikut kemanapun member HTS pergi. Ia sudah bekerja cukup lama bersama HTS bahkan sebelum HTS menjadi sebesar sekarang, karena itu ia sudah menjadi orang kepercayaan di BigStar dan tidak sulit baginya bisa membawa masuk Aera.
"Kau benar-benar sudah menikah, Aera-ssi?" tanya Hyesun saat mereka sedang menyortir outfit yang akan HTS kenakan untuk persiapan comeback IDOL. Pakaian yang dimaksud bukanlah pakaian untuk perform tetapi pakaian yang akan member gunakan menuju stasiun televisi selama masa comeback.
Baju-baju tersebut merupakan baju pribadi member yang mereka pilih sendiri lalu kemudian disortir lagi oleh Hyesun apakah layak untuk mereka pakai atau tidak. Kadang Hyesun hanya langsung menyetujui atau menambahkan aksesoris pelengkap jika dirasa perlu.
Aera mencoba menutupi kegugupannya. Hyesun memang membantu Aera lolos hingga bisa diterima bekerja. Namun Hyesun tidak tau bahwa Aera dan Jaebin memalsukan surat pernikahan untuk bisa bekerja di sana. Kalau Hyesun tau, tentu saja ia tidak akan mengizinkan dan sudah pasti Jaebin dikubur hidup-hidup olehnya.
"Ya, aku menikah muda."
Hyesun tengah mengancingkan kemeja hitam milik Yoonjun di hadapannya. Yoonjun adalah yang paling simpel dalam memilih pakaian. Lebih seringnya berwarna hitam. Atau kalau sedang lebih niat sedikit, ia mengenakan kemeja flannel atau jaket kulit. Sisanya Hyesun lebih sering menemui pakaian serba hitam lengkap dengan topi. "Jarang sekali orang yang tinggal di negara barat memutuskan menikah di usia muda."
Aera tidak menjawab dan memilih fokus pada t-shirt putih di hadapannya yang sedang ia setrika uap.
"Bagaimana kau bisa mengenal Jaebin?" Hyesun mengganti topik. "Maksudku, adikku menghabiskan waktunya menjadi trainee dan kau tinggal di Kanada selama ini. Bagaimana kalian saling mengenal?"
Adik brengsekmu itu membawa sial untukku, asal kau tau. "Ceritanya cukup panjang, unnie. Ah, unnie, bukankah kita sedang dikejar waktu?"
Hyesun tersadar kalau ia tidak punya banyak waktu untuk menyiapkan pakaian-pakaian tersebut sambil mengobrol. Akhirnya mereka kembali fokus bekerja agar selesai tepat waktu. Itu berarti Aera berhasil menyelamatkan diri dari introgasi Hyesun.
"Aera-ssi, tolong antarkan pakaian-pakaian ini ke ruang latihan. Aku ada urusan sebentar. Kau hanya perlu mengantarkan, di sana sudah ada coordi yang mengatur dan membantu mereka berpakaian." Hyesun mendorong hanger pakaian itu ke arah Aera yang terpaku di tempatnya.
"A--aku? Tapi aku..."
"Hitung-hitung pembiasaan. Saat konser kau akan berlalu lalang di ruang ganti jadi biasakan dirimu." Lalu tanpa mengatakan apa-apa lagi, Hyesun berlalu meninggalkan Aera dan pakaian tujuh member yang menggantung di hadapannya.
Jadi, ini dia tugas pertamanya sebagai coordi HTS.
***
Ruang latihan cukup ramai malam itu. Selain disibukkan oleh persiapan konser, member HTS dan staff juga sibuk persiapan comeback stage IDOL. Awalnya comeback kali ini diadakan tanpa comeback stage, tetapi sebagai rasa terima kasih dan permintaan K-ARMY, akhirnya HTS menyiapkan beberapa comeback stage sebelum akhirnya resmi meninggalkan Korea untuk World Tour.
Comeback stage akan mulai berlangsung setelah konser di Seoul diadakan. Rata-rata pre-recording. Malam ini adalah pre-recording pertama untuk comeback IDOL. Dasar idol, bahkan untuk acara malam-malam pun mereka harus mengatur pakaian mereka sedemikian rupa. Konsekuensi.
Jimin sedang menyempurnakan gerakannya dalam lagu IDOL, sedangkan member lain sudah menyerah untuk berlatih karena sedang menyimpan stamina untuk pre-recording nanti.
"Mau berapa kali lagi kau berlatih bagian itu, Jiminie? Kau sudah sempurna, sudahlah. Simpan energimu." Member tertua di HTS pun akhirnya bersuara melihat salah satu dari magnaenya lagi-lagi bekerja terlalu keras.
"Sedikit lagi, Hyung, aku takut suaraku bergetar saat semuanya sedang fokus padaku."
Jinwoo berdecak. Jimin memang pekerja keras, cenderung ambisius dalam urusan performancenya. Selalu ingin menampilkan yang terbaik dari yang paling baik. Meskipun terkadang itu menyiksa dirinya sendiri. Untuk itu Jinwoo tidak mau mendebat lebih.
Tepat saat Jimin mengakhiri sesi latihannya dan musik berhenti, pintu ruang latihan dibuka. Seseorang mendorong hanger pakaian berisi pakaian milik ketujuh member memasuki ruangan. Tentu saja perhatian seluruh member langsung tertuju ke arahnya.
Gadis di ujung sisi hanger meneguk ludah saat menyadari tatapan tujuh laki-laki bertitle artis dunia itu terarah padanya--ke arah pakaian yang ia bawa lebih tepatnya--.Entah kenapa Aera merasa begitu kecil saat ini di hadapan tujuh orang tersebut.
"Loh, itu bukan Hyesun noona?" Taekhyung yang pertama menyadari kalau gadis yang membawakan pakaian mereka saat ini bukanlah styelist mereka.
Hobeom yang semula hanya fokus kepada pakaiannya langsung melongok agar bisa melihat gadis di balik hanger baju. "Halo, apakah kau orang baru?" sapa Hobeom begitu tatapannya bersibobrok dengan Aera.
Aera langsung membungkuk. "Annyeonghaseyo, nama saya Lee Aera. Staff baru, mohon bimbingannya."
Perkenalan singkat itu langsung disambut hangat oleh member HTS dan beberapa staff lain yang ada di ruangan yang sama. Namun tidak dengan satu orang yang langsung terdiam begitu Aera memperkenalkan dirinya.
Lee Aera?
Jimin yang biasanya selalu tersenyum ramah kepada siapa saja mendadak tidak bergeming di tempatnya. Lelaki asal Busan itu bahkan tidak mampu berkata-kata selain menatap Aera dengan tatapan yang sulit diartikan.
Tentu saja hal itu menarik perhatian Yoonjun di sebelahnya. Lelaki berkulit pucat itu menyenggol Jimin dengan sikunya. "Ada apa?" tanyanya khawatir karena Jimin tiba-tiba saja diam.
Jimin tersadar dari keterkejutan sesaatnya lalu menggeleng. Sebagai jawaban untuk Yoonjun dan dirinya sendiri. Tidak, Jimin, ada banyak nama yang sama di dunia ini. Mereka belum tentu orang yang sama.
Aera lalu bergegas pamit karena HTS juga harus bersiap untuk pergi ke stasiun televisi melaksanakan pre-recording. Aera merasa sedikit lega karena ia tidak akan bekerja dengan artis-artis yang mengidap star syndrome seperti kebanyakan idol di agency Jaebin bernaung. Setidaknya Aera bisa sedikit mengurangi rasa bencinya terhadap para 'idol' yang akan memperkerjakannya itu. Bahkan mereka cenderung hangat dan akrab dengan staff mereka tanpa membatasi diri meskipun mereka adalah idol terkenal.
Berbeda dengan Aera yang justru merasa sedikit lebih rileks, seseorang justru merasa tidak tenang setelah pertemuan singkat tersebut. Pertemuan yang membawa Jimin kembali ke memori masa kecilnya. Jauh sebelum cahaya panggung menyorotnya. Jauh sebelum bahkan namanya dikenal dunia. Jauh sebelum popularitas mengecupnya.
Entah kenapa meskipun Jimin tidak yakin gadis itu adalah orang yang sama dengan yang Jimin harapkan ada setitik kerinduan dalam hati Jimin yang berharap kalau mereka adalah orang yang sama. Tetapi kalau benar mereka orang yang sama, bukankah seharusnya gadis itu mengenalinya?