Meski terpaksa Elang mengajak Heera untuk masuk ke dalam ruang kerjanya. Pria itu berusaha menahan amarah ketika melihat wajah wanita itu lagi. Kini ia menjadi bertanya pada hatinya sendiri. Benarkah dia wanita yang sama dengan wanita yang dulu pernah menarik hatinya? Elang masih tak percaya dan begitu tidak suka dengan cara Heera yang berbohong demi mendapatkan dirinya. Jika diperhatikan wanita itu begitu manis dan lembut. Tapi kenapa begitu beracun? "Elang." Heera memegang tangan Elang lembut. "Duduklah, Heera." Elang melepaskannya perlahan, mengambil duduk pada sofa tunggal dan menunjuk sofa lainnya yang kosong. Heera menggigit bibir menahan tangis. Ia menurut dengan duduk di sofa itu. Sesekali mengusap air matanya yang terus mengalir dan mencoba membicarakan permasalahan anta