Antony mengangguk-angguk. Kemudian meraih gagang gelas dan menyesap teh. Pria itu berpamitan pulang sehabis Maghrib. Setelah puas bermain dengan anak-anak Shafira.
Ada lega sekaligus kecewa di benak Antony. Karena ia berharap, bisa menjadi bagian dari kehidupan Shafira dan anak-anaknya. Tapi memang tepat, mungkin lebih baik Dafie dan Cinta kembali pada papa kandungnya.
* * *
"Dafie, Cinta, ayo ikut budhe. Itu Mbak Nia pulang lho. Bawa jajan sama mainan." Teriak Mbak Sri dari teras rumahnya. Jam delapan malam itu.
Nia adalah anak sulung Mbak Sri yang sudah bekerja. Dan cukup akrab dengan kedua bocah itu.
Dua balita yang asik nonton tivi buru-buru berdiri dan lari keluar rumah. Shafira mengejar di belakang menuju teras. Karena di luar masih gerimis.
"Fir, ambil s**u mereka. Biar malam
