Setelah menempuh beberapa jarak, Mariana akhirnya tiba di kediaman Nate. Dengan langkah gontai, Mariana masuk ke rumah itu. Baru saja ia melepas sepatu di foyer, Mariana mendapati Nate berdiri di ruang tengah. Pria itu masih mengenakan kaos olahraga abu dan celana training hitam. Handuk kecil tergantung di lehernya, rambutnya sedikit basah karena keringat. Tatapannya langsung jatuh pada Mariana. “Mariana?” Nate langsung menghampiri. Alisnya bertaut khawatir. “Kamu kenapa? Wajahmu terlihat shock.” Mariana cepat-cepat menggeleng. “Enggak. Nggak ada apa-apa.” Nate menatapnya lebih dalam. “Kamu yakin?” Kamu kelihatan baik-baik saja saat berangkat, sekarang pulang malah seperti habis melihat hantu.” Mariana menghindari tatapan itu sekilas. Ia menarik napas lalu memaksakan senyum. “Hari ini