"Dari hari pertama ke sini, Teh Dia sudah menggoda Kang Bayu, Yah. Pokoknya Teh Dia terus mencari kesempatan untuk bisa terus berduaan dengan Kang Bayu." Kencana mengadu sambil menyusut air mata. Sembari menghisap rokoknya dalam-dalam, Pak Suhardi mengenadah. Menatap bintang-bintang di langit kelam. Saat ini pikirannya sama kelamnya dengan langit. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Kencana melirik ayahnya yang hanya diam dengan tatapan kosong. Sepertinya ayahnya tidak menyimak apa yang ia katakan. "Ayah pasti membela Teh Dia karena Teh Dia itu anak kandung Ayah kan? Sementara Cana hanya anak bawaan dari Ibu," tuduh Kencana kesal. Ia jengkel karenanya ayahnya tidak menanggapi keluh kesahnya. "Kamu salah, Cana. Bagi Ayah kalian semua adalah anak-anak Ayah. Tidak ada satu yang istimewa