"Oh, itu Bayu, Bu. Anak sahabat Ayah saya." Dengan sedikit enggan, Dia menjelaskan jati diri Bayu kepada Tante Titik. "Oh, pantesan," ujar Tante Titik singkat, nada bicaranya penuh pengertian. "Mungkin Ayah saya sedang ada keperluan, jadi Bayu yang menjemput," tambah Dia, mencoba terdengar wajar meskipun ada rasa tidak nyaman. Sejurus kemudian, Bayu masuk ke ruang tamu. Ia mengangguk singkat ke arah Tante Titik dan menyapa formal. "Selamat sore, Bu. Saya Bayu." Bayu memperkenalkan diri. Suaranya tegas namun sopan. "Sore juga, Bayu. Saya Titik. Panggil saja Tante Titik. Mau menjemput Dia, ya?" Tante Titik bertanya ramah, senyumnya mengembang. "Iya, Tante. Pak Suhardi sedang ada sedikit urusan, jadi saya menggantikannya," jawab Bayu singkat, nyaris tanpa ekspresi. "Karena sudah dijemp