Sekarang, Hari-hari Rara padat dengan jadwal kuliah yang menurutnya sangat membosankan. Sudah kuliah di jurusan yang tak diinginkan, punya teman gak asik semua. Lengkap sudah penderitaan Rara. Rara memunguti semua buku yang tadi malam ia pelajari. Kasihan juga otaknya yang pas-pasan harus menerima banyak pelajaran. Rara sudah belajar sampai larut malam, tapi secuil ilmu pun tidak bisa terserap. Andai ada tempat tukar tambah kepala. Rara pasti akan menukarkan kepalanya.
"Bersyukur, Ra!" tekan Rara dalam hati. Mama Erlinda selalu memberinya motivasi agar ia kuat menjalani hidupnya yang sama sekali tidak indah. Hanya Mama Erlinda lah, yang selalu menyemangati Rara. Membuat Rara merasa sangat disayangi. Erlinda selalu menempatkan diri menjadi Mama Rara. Beda sekali dengan Helda yang notabenn
