Seperti orang kesetanan, Rehan mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Tak peduli jika apa yang dilakukan sangatlah berbahaya. Rehan seakan tak memikirkan keselamatannya sendiri, mengemudikan mobilnya secara ugal-ugalan. Yang ada di pikirannya saat ini hanya ada Rania, Rania, Rania dan Rania. Ia begitu mencemaskan wanita itu, apalagi saat mendengar teriakannya di telepon beberapa saat yang lalu. Tak butuh waktu lama untuk Rehan kembali ke kediaman Kayna, di mana sekarang Rania tinggal untuk sementara waktu. Melihat keadaan rumah Kayna yang gelap gulita, seketika membuat Rehan bertambah khawatir. Padahal rumah-rumah di sekitarnya dalam keadaan listrik menyala. Rehan yang begitu mengkhawatirkan Rania, pun bergegas keluar dari mobil. Ia berlarian masuk ke rumah Kayna yang kebetulan t