bc

Dear Mantan

book_age18+
352
FOLLOW
1.2K
READ
badboy
badgirl
bitch
twisted
sweet
no-couple
first love
affair
naive
like
intro-logo
Blurb

Dia berubah. Begitupun dengan diriku.

Waktu memang merubah segalanya, hanya ada satu hal yang tidak berubah, yaitu kebenciannya padaku. Menjadi sukses tidak membuatnya lupa akan kejadian beberapa tahun lalu. Ia justru membalas dendam padaku dengan membuatku jatuh cinta, lalu kemudian meninggalkanku.

chap-preview
Free preview
Bab 1
"Masih memilih diam disaat keadaan sudah seperti ini?" Tanya Rafa pada Sella. Keduanya tetap berada di cafe tersebut meski Bella dan Zacky sudah pergi tanpa permisi.  "Bergerak lebih cepat! Jika tidak, maka kamu akan benar-benar kehilangan Zacky." Lanjutnya.  Sementara Sella hanya menghela lemah, ia menatap kosong ke arah gelas miliknya yang masih terisi penuh tanpa tersentuh sedikitpun.  "Gue bisa apa?" Tanya Sella, perlahan tatapannya pun beralih ke arah Rafa.  "Gue gak bisa memaksa seseorang untuk tetap tinggal di samping gue." Ucap Sella yang membuat raut wajah Rafa berubah kesal.  "Seharusnya lo tau bagaimana caranya berjuang, sebelum memilih mundur." Balas Rafa.  "Lo juga harus belajar bagaimana caranya bersikap dewasa dan menyikapi masalah dari dua sudut pandang, bukan hanya dari sudut hati lo aja."  Sella menghembuskan nafas kasar, "Dendam tidak akan menyelesaikan apapun, contohnya saja sampai hari ini lo dapat apa setelah sekian lama berusaha membalas dendam? Gak ada kan? Hanya membuat hati lo semakin keras dan egois saja."  "Benarkah?" Ejek Rafa dengan senyum meremehkan.  "Banyak hal yang gue dapat dari usaha gue selama ini, melihat mereka hidup dalam kecemasan adalah salah satunya." Lanjut Rafa.  Sella mendengus pelan. Rupanya dendam sudah membutakan hati Rafa, sehingga menutupi hati nuraninya. Lalu bagaimana dengan perasaannya saat ini?  Tentu saja hancur berantakan.  Naluri seorang wanita memang tidak pernah salah, semenjak mereka bertiga melakukan perjalanan ke rumah Tante Dinar dulu, Sellas udah merasakan gelagat aneh antara Zacky dan Bella. Sella selalu menepis perasaan bernama cemburu itu dan menganggap kedekatan mereka hanya sebatas kakak dan adik ipar saja. Namun sorot mata Zacky ketika memandang Bella jelas bukan tatapan biasa.  "Dengan kata lain kita sudah tidak sepaham lagi?" Selidik Rafa yang membuyarkan lamunan Sella.  "Tidak apa-apa, gue bisa lanjut sendiri." "Ayolah Raf, kita akhiri saja lingkaran setan ini. Apa kamu tidak merasa lelah setiap hari hatimu dipenuhi rasa amarah dan rencana-rencana jahat?"  "Rencana jahat? Mereka sudah terlebih dulu melakukan kejahatan pada keluargaku dan aku tidak akan tinggal diam begitu saja."  Sulit menjelaskan pada seseorang yang sudah menutup mata, hati dan perasaanya. "Terserah, aku hanya mengingatkan saja." Ucap Sella. "Aku sudah tidak mau ikut campur lagi dalam masalah ini." Lanjutnya.  Rupanya Sella memilih menyerah, setelah sekian lama ia mencoba bertahan. Namun hatinya terlalu rapuh untuk bertahan lebih lama lagi, meskipun kecewa dan sakit hati kian menggerogoti hatinya namun Sella tetap mencoba bersikap tenang disaat badai tengah menghancurkan hati dan hidupnya.  "Baiklah aku akan melanjutkannya sendiri, tapi ingat jangan menjadi batu kerikil yang menghalangi keinginanku jika hidupmu ingin tenang." Ucap Rafa dengan senyum mengerikan.  "Apa yang akan kamu lakukan?" Selidik Sella.  "Itu urusanku, bukan urusanmu lagi. Satu prinsipku, aku akan tetap membasmi hama yang telah membuat rencanaku berantakan. Apapun caranya." Jelas Rafa.  Sella mengerutkan dahi, sebutan hama yang dimaksud Rafa sepertinya untuk Bella. Sebab selama ini wanita itu yang membuat rencana Rafa terhambat dan tidak berjalan sesuai keinginannya lagi. Tapi apa yang akan dilakukan Rafa pada Bella, apakah lelaki itu akan menyakiti Bella atau justru melakukan hal mengerikan lainnya. Sella tidak bisa memastikan hal itu, sebab Rafa adalah orang yang sangat mengerikan dengan berbagai cara agar ia bisa memuaskan keinginannya.  "Lo beneran gak mau keluar Bell? Tanya Dewi untuk kesekian kalinya.  Bella menggeleng lemah sebagai jawaban, bahkan ia kembali menarik selimut hingga menutupi tubuhnya sebatas leher.  "Jangan gini terus, lama-lama lo bisa sakit." Dewi menarik selimut yang menutupi tubuh Bella, "Ayo bangun!" Dewi juga menarik tangan Bella hingga tubuhnya terbangun meski dengan keadaan lemas.  "Gue cape. Gue mau istirahat." Ucap Bella seraya kembali merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.  "Gak bisa!" Dewi terlebih dulu menahan tubuh Bell agar ia tidak kembali merebahkan tubuhnya.  "Udah dua hari lo kaya gini terus. Udah cukup drama melankolisnya, sekarang lo harus bangkit. Move on, Bell."  Bella menghela lemah. Ia pun menyibak rambut yang menutupi wajahnya dan mulai mengikatnya menjadi satu. "Siapa juga yang belum move on." Elak Bella.  "Iya, anak tetangga yang belom move on." Bella tersenyum samar.  Setelah kejadian hari itu, dimana ia mengakui perasaanya di hadapan Zacky, Bella memilih tinggal di kediaman Dewi. Bukan tanpa alasan ia memilih rumah Dewi sebagai tempat tinggalnya sementara, tapi karena ia tidak ingin bertemu dengan Zacky dan juga Adam untuk sementara waktu.  Hanya tinggal dua hari tersisa sampai akhirnya Bella benar-benar akan bercerai. Hal tersebut semakin memperburuk keadaan Bella, oleh sebab itu Dewi memutuskan untuk tetap membawa Bella tinggal di rumahnya. Dengan begitu Bella tidak akan merasa kesepian lagi.  "Ayo mandi, kita butuh jalan-jalan."  "Iya, tunggu sebentar lagi." Sella menahan tubuhnya meski Dewi menariknya dengan cukup keras.  "Kenapa lo nyakitin diri sendiri sih Bell, kenapa gak jujur aja sama perasaan lo sendiri?" Tanya Dewi dengan memperhatikan Bella yang semakin terlihat memprihatinkan.  "Lo hanya butuh jujur dan setelah itu masalah lo kelar." Lanjut Dewi.  "Masalahnya memang sudah selesai, gue hanya butuh penyesuaian aja." Balas Bella.  "Sejak awal gue udah tau siapa lelaki yang lo cintai. Sebagai seorang wanita, pernikahan adalah impian terbesar mereka setelah dewasa. Dan lo gak sadar sejak saat itu Adam mulai masuk ke dalam hati lo secara perlahan." Bella menundukan kepalanya dengan mengaitkan kedua jarinya.  "Gue yang salah." Gumam Bella pelan. "Gue yang sudah merusak keadaan." Lanjutnya lagi. "Lo gak salah Bell, lo hanya terlalu gegabah dalam mengambil keputusan. Karena bagaimanapun juga baik buruknya Adam, dia tetap suami lo."  Bella mengangguk membenarkan. Bagaimanapun juga perpisahan ini terjadi bukan karena keadaan tapi juga karena kesalahannya. Bella mengakui hal itu, hanya saja menyesal pun kini sudah tidak ada artinya lagi.  "Mulai saat ini jangan terlalu dekat dengan siapapun terutama lawan jenis. Jangan mudah berpaling hanya karena perhatian kecil."  Bella kembali mengangguk,  "Jangan pernah pergi dengan siapapun untuk saat ini sampai keadaan mereda, jika tidak masalahnya akan semakin besar dan bisa menyeret lo lebih jauh lagi."  Dewi menunjukan ponsel pada Bella dimana terdapat gambar dirinya di sebuah akun media sosial gosip. Akun tersebut tidak hanya mengunggah gambarnya saja tapi lengkap dengan berita yang membuat kedua bola mata Bella membesar. Bukan hanya itu saja, ia pun melihat gambar dirinya berada di sebuah restoran bersama Zacky dan juga gambar dirinya yang tengah berada dalam pelukan Zacky di pinggir jalan. Dengan cepat Bella meraih ponsel Dewi dan membaca setiap bait berita tentang dirinya.  "Gue gak tau sejak kapan berita ini beredar, gue pun tau berita ini dari Miftah." Ucap Dewi. Tubuh Bella kian bergetar membaca setiap artikel yang memberitakan dirinya. Meskipun gambar yang terpampang merupakan foto asli, bukan editan namun tulisan yang mereka unggah jelas sebuah fitnah dan tidak sesuai dengan realita yang ada.  "Bukan hanya gambar lo aja, gambar Adam pun tersebar luas." Ucap Dewi lagi.  Bella menggeser layar ponsel dan mencari berita yang dimaksud Dewi. Nafasnya terasa tercekat seketika begitu ia melihat pemberitaan tentang Adam dimana artikel itu menyebutkan Adam menyukai sesama jenis lengkap dengan gambar-gambar kedekatan Adam dan Rafa. Seakan saling berhubungan satu sama lain hingga berita tersebut menggiring opini dengan judul, ISTRI SELINGKUH DENGAN ADIK SENDIRI, ADAM MALIK MEMILIH BERCERAI.  Judul yang terpampang jelas itu semakin memojokan Bella, bahkan hanya hitungan jam saja berita tersebut sudah dibanjiri ratusan komentar pedas yang tertuju padanya.  "Kita tidak bisa mereda gosip yang beredar luas di masyarakat. Mereka akan beropini sesuai judul berita tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi. Tapi untuk sementara sebaiknya lo disini, karena rumah gue satu-satunya tempat paling aman untuk bersembunyi."  Bella menelan ludah dengan susah payah, ia tidak menyangka berita tersebut akan dengan cepat menyebar luas.  "Bagaimana dengan Adam? Dia pasti terkejut melihat berita ini?" Tanya Bella.  Orang pertama yang dikhawatirkan adalah Adam, Bella tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Adam begitu melihat berita tersebut.  "Adam pasti baik-baik saja, karena keluarga Tanri tidak mungkin membiarkan berita ini terus menyebar luas. Yang perlu lo khawatirkan itu diri lo sendiri, karena mulai saat ini lo gak bisa bebas berkeliaran seperti biasanya."  Ucapan Dewi memang ada benarnya juga, tapi orang pertama yang terlintas dalam benak Bella adalah Adam. "Gue harus menjelaskan masalah ini, berita ini gak bener."  "Menjelaskan ke siapa? Adam?" Tanya Dewi dan Bella pun mengangguk dengan cepat.  "Untuk apa, gak ada gunanya lo jelasin masalah ini ke dia jika pada akhirnya lo cerai juga."  "Apapun penilaian Adam dan keluarganya saat ini gak akan berpengaruh. Lo tegap jadi kambing hitam dan tersangka utama."  Bella terdiam sejenak, mencerna setiap ucapan Dewi.  "Tapi jika pemberitaan itu bisa menutupi skandal Adam dan Rafa aku akan mengakuinya." "Apa?!"  "Jika berita perselingkuhanku bisa menutupi skandal Adam, aku akan mengakui bahwa berita itu benar adanya. Dengan begitu hanya aku yang menjadi bahan bulan-bulanan dan Adam akan terselamatkan." "Apa kamu sudah gila?!"  Bella tidak menghiraukan ucapan Dewi, ia justru fokus pada layar ponsel dan mengetik sesuatu. Tidak ingin Bella kembali berbuat gegabah yang bisa membuatnya kembali menyesal, Dew pun mengambil paksa ponselnya dari tangan Bella.  "Jangan gegabah Bell, lo harus hati-hati dalam bertindak. Jangan sampai lo kembali menyesal untuk kedua kalinya."  Dewi memperhatikan layar ponsel dimana Bella telah menulis pernyataan dan membenarkan perselingkuhannya.  "Dengan cara seperti ini gak akan membuat masalah cepat selesai, justru akan semakin menggiring opini bahwa Adam menyukai sesama jenis karena merasa kecewa akibat perselingkuhan istrinya." "Mengakui kebodohan itu tidak akan membuat orang percaya begitu saja, dan justru akan membuatnya seperti bola api yang kian membesar." Jelas Dewi.  "Gue harus gimana?" Tanya Bella dengan wajah memerah dan air mata mulai berlinang di pelupuk matanya.  "Tetap tenang, kita cari solusi bersama."  Alih-alih merasa tenang, Bella justru semakin merasa bersalah. Bagaimana tidak, pemberitaan tentang dirinya akan semakin memperkuat dugaan perselingkuhan yang terjadi antara dirinya dan Zacky. Bukan penilaian orang lain yang dipermasalahkan, tapi Bella justru memikirkan bagaimana perasaan Adam padanya. Lelaki itu pasti akan merasa semakin kecewa padanya.  Tangis Bella kian pecah, setelah ia membaca sebuah pesan singkat yang membuat hatinya berdenyut sakit.  "Aku tau, berita itu pasti tidak benar."  Sebuah pesan singkat dari Adam yang membuatnya semakin merasa bersalah. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
95.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook