71 – Kabar Bahagia

1780 Words

Aku jet lag parah. Begitu tiba di bandara sampai menaiki mobil jemputan, aku tidak sanggup berjalan. Mas Bima yang menggendong, bahkan bantu memijat tengkuk sepanjang perjalanan. Pusing dan mual tidak bisa dihindari, bahkan kami sampai berhenti di tepi jalan hanya karena aku muntah berkali-kali. Mas Bima merelakan kemejanya untuk dibuang sebab terkena muntahan. Dia sampai menelpon Mama Rani karena khawatir. “Masih di jalan, Ma. Tidak usah berganti pakaian, langsung berangkat sama papa atau oma. Asha benar-benar pucat. Kalau bisa, minta Om Hendrawan untuk datang ke rumah. Kondisinya belum memungkinkan dibawa ke rumah sakit, terlebih karena satu perempatan lagi kami memasuki komplek. Aku tidak mau kalau putar balik. Kasihan Asha, Ma.” Entah apa jawaban Mama Rani, yang pastinya sekarang aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD