bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

book_age18+
40.6K
FOLLOW
304.2K
READ
family
love after marriage
goodgirl
drama
sweet
bxg
lighthearted
icy
coming of age
secrets
like
intro-logo
Blurb

Peringatan!!!

Rating cerita ini 21+. Harap bijak dalam membaca!

***

Pernikahan yang tinggal menghitung jam, dibatalkan begitu saja hanya melalui pesan singkat. Terkejut bukan main, menciptakan rasa sakit di hati.

Hal itulah yang dialami oleh Shanum Pradipta. Gadis cantik yang harus merasakan pahitnya kegagalan.

Pernikahan impian bersama sang kekasih, terpaksa kandas begitu saja. Dan demi menutupi rasa malu, Shanum terpaksa harus menikah dengan Ahsan Nuzulan Kareem, anak dari teman orang tuanya, dan orang yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sejak kecil.

Impian untuk memiliki pernikahan yang hangat dan bahagia, nyatanya sulit ia rasakan.

Ahsan yang dulu begitu baik dan hangat padanya, justru berubah dingin setelah status mereka berubah menjadi suami istri.

Akankah pernikahan mereka baik-baik saja? Dan bisakah Shanum merasakan pernikahan yang normal nantinya?

chap-preview
Free preview
Sedingin Es
Pagi yang cerah, tapi tak secerah hati gadis itu. Gadis, yang kini tengah duduk termenung menatap bunga yang ada di halaman belakang rumahnya. Rumah, yang dia harapkan selalu penuh kehangatan dan cinta di dalamnya. Nyatanya, rumah ini sepi. Dingin. Berbanding terbalik dengan harapannya. Dia adalah, Shanum Pradipta. Putri sulung dari pasangan Bara Pradipta dan Lintang Gemintang. Gadis, yang telah resmi menjadi seorang istri dari  Ahsan Nuzulan Kareem karna sebuah keterpaksaan, empat bulan lalu itu tengah menatap kosong pada bunga di depannya. Tiga puluh menit berlalu, sejak kepergian sang suami bekerja, dia tetap bertahan pada posisinya. Diliriknya, sarapan spesial yang dia siapkan sejak subuh tadi di atas meja, utuh tak tersentuh. Padahal, dia sudah berusaha sangat keras untuk membuatkan semua itu pagi ini. Karna, dia ingat jika hari ini adalah hari spesial untuk Ahsan. Ya, hari ini adalah hari ulang tahun Ahsan yang ke 26 tahun.  Dia mengingat kejadian tadi pagi, di mana dia menyambut Ahsan yang baru keluar dari kamar dengan penuh senyuman. Sambil membawa sebuah kue di tangannya, Shanum menyanyikan lagu ulang tahun dan berjalan mendekati Ahsan. Namun, Ahsan hanya menanggapi datar apa yang Shanum lakukan untuknya. "Maaf, saya ga pernah merayakan hal seperti ini," ucapnya dingin dan berlalu begitu saja dari hadapan Shanum. Senyum yang terkembang di bibirnya, perlahan memudar seiring dengan mata yang mulai memanas. Cepat, Shanum berbalik dan menyusul Ahsan untuk menyantap sarapan bersama. "Mas, seengganya ayo, kita sarapan bersama dulu pagi ini," pintanya sambil menahan lengan Ahsan. Ahsan menatap Shanum, lalu beralih menatap lengannya yang dipegang oleh Shanum. Dan secepat kilat, Shanum melepas pegangannya ketika dia sadar bahwa dia telah salah menyentuh Ahsan. "Kamu makan sendiri aja dulu. Saya ada pertemuan dengan suplier pagi ini." Mengucap salam, Ahsan pergi begitu saja meninggalkan Shanum yang terpaku menatapnya. Bahkan, dia juga tak memberikan kesempatan pada Shanum untuk sekedar mencium tangannya, layaknya pasangan suami istri lainnya. Jebol sudah pertahanan Shanum, saat mendengar pintu pagar yang tertutup dan deru mobil yang terdengar semakin jauh setelahnya. Dia tau, harusnya dia tak memaksakan kehendak orang tua mereka untuk menikah dengan Ahsan. Dia, teringat kejadian empat bulan lalu, sehari sebelum hari pernikahannya yang gagal dengan sang pujaan hati, Miko. Suasana rumah, sudah sangat ramai dengan para tetangga yang datang untuk acara pengajian sore ini. Lalu lalang tetangga yang ikut membantu mempersiapkan acara, juga terlihat di setiap sudut rumah. Lepas ashar, pengajian pun dimulai. Semua berjalan dengan lancar, sesuai harapan keluarga Shanum. Bahkan, ketika seorang ustadzah memberikan ceramah tentang pernikahan pun, Shanum simak dengan baik. Selesai acara, Shanum langsung pamit menuju kamar pengantinnya. Karna, barusan petugas salon langganan Shanum yang dia pesan sudah datang dengan peralatannya. Dia, akan menikmati pijatan dan lulur setelahnya, agar esok hari tubuh dan wajahnya bisa terlibat segar. Senyum di wajahnya tak bisa lepas sedikitpun. Membuktikan bahwa hari ini, dia memang benar-benar bahagia. Pikirannya dipenuhi oleh sang kekasih kini.  Setelah enam tahun berpacaran, sejak sama-sama menjadi mahasiswa baru, kini akhirnya mereka akan melangkah ke jenjang yang lebih serius lagi. Pernikahan. Pernikahan, yang telah sejak lama diimpikan oleh Shanum. Sebuah pesta kebun, di halaman belakang rumahnya. Karna halaman belakang rumahnya sangat luas, maka Shanum memilih mengadakan resepsi di sana agar lebih leluasa. Hampir saja, Shanum terlelap saat sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya. Tertera, nama sang kekasih di sana. Tak sabar, Shanum pun lekas membuka pesan tersebut. Shanum, langsung memposisikan tubuhnya untuk duduk setelah membuka pesan tersebut. Tubuhnya membeku. Jantungnya memompa cepat. Sesak, terasa ketika dia berusaha untuk menghirup udara. Tatapannya berubah kosong. Dan, tak lama kemudian ponselnya jatuh. Berbarengan, dengan tubuhnya yang juga ikut jatuh tak sadarkan diri. "Ya, Allaah. Mbak Shanum!?" teriak Nia, terapis yang bertugas dari salon hari ini. "Tolong"!? teriaknya lagi, di depan pintu kamar setelah dia menutupi tubuh Shanum dengan selimut. Semua, bergegas mendekati Nia yang terlihat cemas. "Kenapa, Mbak?" tanya Lintang panik. "Itu, Bu. Mbak Shanum, pingsan." Semua, terkejut mendengar ucapan Nia. Gegas, para wanita masuk ke dalam kamar Shanum. "Inim kenapa bisa pingsan kaya ginim Mbak?" tanya Lintang yang bingung melihat kondisi anak sulungnya. "Saya juga ga tau, Bu. Pokonya, tadi pas mbak Shanum liat ponselnya kaya yang kaget gitu ekspresi mukanya. Ga lama, langsung pingsan," jelasnya. Mey, yang ikut masuk ke kamar Shanum, langsung mengecek ponsel Shanum. Dilihatnya, pesan yang belum sempat Shanum tutup. Dia pun, ikut terkejut membaca isi pesan itu. Segera, Mey sodorkan ponsel itu pada Lintang. "Mending kamu liat ini deh, Lin. Mungkin, ini bisa menjawab kebingungan kamu", ucapnya. Lintang, menatap Mei bingung. Lalu, berganti menatap ponsel yang disodorkan oleh Mey dan kemudian menerimanya. "Astaghfirullah." Seketika, air mata mengalir deras dari pipi Lintang. Mey, memeluk Lintang sambing mengusap punggungnya, berharap Lintang bisa sedikit tenang. "Ehm ...." Shanum bergumam, saat kesadarannya mulai kembali. Ditatapnya sekeliling, dengan kepala yang masih berat. "Mah," panggil Shanum lemah pada Lintang. Gegas, Lintang menghampiri anak sulungnya. Diusapnya kepala Shanum, lembut. "Kamu ga pa-pa, Sayang?" tanyanya memastikan. Saat kesadaran Shanum pulih sepenuhnya, dia pun akhirnya mengingat alasan kenapa dia bisa sampai pingsan. Tak dapat ditahan lagi, rasa sedih, sakit, kecewa itu pun kembali. Membuatnya, tanpa sadar meraung. Bara, yang tak sabar menunggu di luar, memaksa masuk kedalam saat dia mendengar Shanum meraung di kamarnya. "Kenapa, Sayang. Kamu kenapa?" tanyanya dengan nada cemas. Shanum tak menjawab, hanya menangis tak berhenti. Lintang pun, akhirnya menyerahkan ponsel Shanum pada Bara. Seketika, wajah Bara menggelap. Amarahnya memuncak, setelah membaca pesan yang dikirim oleh Miko. "brengsek!?" umpatnya, dengan tangan terkepal. Dirasa suasana makin tak kondusif, Mey memutuskan untuk mengajak semuanya keluar. Termasuk, Lintang. Sedangkan dia, memilih untuk membatu Shanum berpakaian terlebih dahulu. Mey, meminta semua untuk tenang dulu, baru setelah itu membicarakan masalah ini bersama dengan kepala dingin. Semua pun, menyetujui usul Mey. *** Kini, semua telah berkumpul di ruang tengah. Hanya, keluarga inti saja yang ada disana. Sedangkan Mey sendiri, secara khusus diminta oleh Lintang untuk menemani di sisinya. Mau tak mau, Mey terpaksa ikut duduk di samping Lintang. "Jadi, apa kamu tau jika Miko memiliki kekasih lain di belakang kamu, Cha?" tanya Bara pelan. Shanum menggeleng. Karna, dia memang tidak mengetahui jika Miko menjalin hubungan dengan wanita lain di belakangnya. Hubungan mereka selama ini baik-baik saja. Tak pernah, ada masalah yang berarti selama mereka berhubungan. Bara, menghela napas berat. "Kita, batalkan saja acara pernikahan besok," putus Bara pada akhirnya. "Apa kamu gila, Bara? Bagaimana mungkin, membatalkan acara yang hanya tinggal besok." Pradipta, ayah dari Bara tak terima dengan keputusan anaknya itu. "Apalagi, undangan sudah tersebar semua. Kita akan malu, jika tiba-tiba mengabarkan pada semua orang jika acaranya dibatalkan," sambungnya. "Lalu, Bara harus bagaimana, Yah? Sedangkan, calon suami Shanum mundur dari penikahan besok," tanyanya frustasi. Semua terdiam, larut dalam pikiran masing-masing. Shanum, masih larut dalam kesedihannya. Namun, meski begitu dia pun sudah pasrah jika pada akhirnya pernikahannya akan gagal besok. Sementara, di sudut ruangan, tak jauh dari posisi Bara, Pradipta dan beberapa pria yang duduk, tanpa ada yang memperhatikan, ada sepasang kakak beradik yang sedang berbincang serius berdua. "Sumpah. Kalau sampe, gue ketemu sama pacarnya mbak Shanum, udah pasti bakal abis dia gue tonjokin," ucap Afnan penuh emosi. Ya, pasangan kakak beradik itu adalah Ahsan dan Afnan. Mereka, yang datang untuk menjemput sang mamah tadi, tak menyangka, jika akan ada kejadian seperti ini di rumah Lintang. "Eh, Mas. Kenapa, ga Mas Ahsan aja yang gantiin calonnya mbak Lintang buat nikahin dia besok? Itung-itung, nyelametin keluarga mbak Shanum dari rasa malu, lah," usul Afnan yang langsung ditanggapi dengan tatapan tajam dari Ahsan. Ucapan Afnan barusan, ternyata didengar jelas oleh Pradipta. Seketika, dia merasa ide Afnan itu bisa menjadi jalan keluar untuk masalah ini. Dia pun, membalikkan tubuhnya untuk menghadap Ahsan dan Afnan. "Ya, betul," soraknya, yang membuat semua terlonjak kaget. "Kamu, bisa jadi solusi untuk masalah ini," ucapnya pada Ahsan. Semua, menatap Pradipta dan Ahsan bergantian. "Apa maksud, Ayah?" tanya Bara tak mengerti. "Kita, bisa meminta Ahsan untuk menikah dengan Shanum besok."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.6K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.3K
bc

Accidentally Married

read
102.6K
bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
151.4K
bc

Tuan Bara (Hasrat Terpendam Sang Majikan)

read
110.7K
bc

Bastard My Ex Husband

read
383.0K
bc

Pengganti

read
301.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook