“Tumben pulang lagi,” gumam Eti, menyindir Hikam yang tengah menghabiskan sarapan pagi di ruang tamu bersama Hilda. Keduanya berbincang sangat akrab hingga tertawa renyah. Tawa canda keduanya sampai terdengar di dapur. Kepulangan Hikam tentu mengundang tanya para pegawai. Dia sangat jarang pulang ke rumah, apalagi dalam jarak hari yang berdekatan. “Halah, kamu kayak pura-pura nggak ngerti. Tuh penyebabnya,” tanggap Fitri sambil memonyongkan mulutnya ke Bening yang sedang berbincang dengan Yanti di teras belakang. Eti tergelak dan menggeleng. “Tumben kamu bener.” “Eh, aku tuh selalu benar, Ti. Dulu aku nebak kalo Bu Hilda punya selingkuhan, dan benar, ‘kan? Yanti beberapa kali nemenin Bu Hilda nemuin selingkuhannya. Ini keluarga edan. Kali ini feelingku mengatakan bahwa sebenarnya Pak