Felora baru selesai berpakaian, mandi sore ketika pintu kamarnya di ketuk. “Ya, Mbak?” “Ada tamu yang ingin bertemu Non Felora.” Ayah-Bunda dan Eyang tidak di rumah hari ini, mereka dapati undangan dari kerabat mertua Aurora. Pernikahan di Bandung. Baru pulang besok pagi. Felora memang tidak ikut. Adik-adiknya juga tak ada yang ikut, tapi mereka menginap di rumah pamannya. “Siapa?” dia tidak bisa menebak, berpikir Sagara tetapi ia belum sampai setahunya. Atau mungkin Fayra? Gadis itu memang suka datang tiba-tiba. “Dokter Samudra...” beritahunya. Felora mengerjap, “oh, aku akan segera turun. Tolong siapkan minum dan camilan...” Setelah meminta itu, ia berbalik, memeriksa ponsel. Samudra tidak bilang akan datang, memeriksa ulang chatnya. Memastikan memang tidak ada percakapan me