“Di sini saja, Pak.” Ujarnya pada sang sopir, memintanya berhenti. Sagara mengecek ponselnya, mengikuti arahan titiknya tepat di sana, sudah sesuai alamat yang Halim berikan padanya. “Rumah siapa, Mas?” “Ayah kandung Felora,” beritahu Sagara, “Tunggu di mobil saja ya, Pak. Saya turun sendiri saja.” “Saya putar balik ya Mas, sekalian cari tempat berhenti mobil yang nyaman. Ini kalau ada mobil dari belakang atau depan, kena protes.” "Nanti saya telepon kalau sudah selesai," ujar Sagara. Gangnya memang tidak luas untuk dua mobil sekaligus. Hanya cukup satu mobil dan sedikit untuk motor-motor yang berlalu lalang. Sagara menarik sebuah tas belanja dari sebuah toko mainan yang tadi dilewatinya, disempatkan tadi berhenti karena tiba-tiba terlintas ada yang kurang bila tidak membawa apa