Delapan

1855 Words
Sabtu (18.30), 10 April 2021 ---------------------- Model remaja cantik Razita Reeves mendapat tawaran iklan dari perusahaan ternama. Tidak tanggung-tanggung, dia membintangi sepuluh produk andalan perusahaan tersebut dan berhasil menaikkan omzet penjualan hingga tujuh puluh lima persen. Razita Reeves dipercaya desainer nomor satu negeri ini untuk memeragakan busana hasil rancangannya dalam fashion show besar yang diadakan di luar negeri. Razita Reeves dikabarkan bersedia menerima tawaran untuk bermain peran di sebuah drama remaja yang disutradarai Mr. Wei. Sutradara yang sedang naik daun karena drama garapannya menjadi favorit selama dua tahun berturut-turut. Razita Reeves tertangkap kamera sedang makan malam berdua dengan aktor tampan Carl Robert. Apa mereka sedang menjalin hubungan? Menurut keterangan beberapa sumber, Razita Reeves dan Carl Robert akan menjadi tokoh utama dalam film terbaru yang akan dirilis akhir tahun ini. Pada acara pesta ulang tahun salah satu stasiun tv, Razita Reeves tampak datang bersama Carl Robert. Publik mulai menduga-duga hubungan mereka namun sampai detik ini keduanya mengaku ‘hanya berteman’. *** Adam menghempaskan majalah artis yang baru saja ia baca ke atas meja kerjanya. Majalah itu terbuka dan bagian nama ‘Carl Robert’ terus saja mengganggu pandangan Adam. Segera ia menutup majalah itu namun sialnya, foto Razita dan Carl yang terlihat sedang makan malam memenuhi bagian cover majalah itu. Sesuatu dalam d**a Adam terasa panas. Hatinya terusik. Ingin sekali ia merengkuh Razita lalu meneriakkan pada dunia bahwa gadis itu kekasihnya, tunangannya, miliknya. “Hhh.” Adam mendesah seraya melepas kancing teratas kemejanya lalu sedikit melonggarkan dasi. Mendadak dia kepanasan dan gerah. Selalu saja seperti ini tiap kali Razita dikabarkan dekat dengan rekan kerjanya. Dia sama sekali tidak bisa tenang meski tahu betul Razita tidak mungkin menjalin hubungan dengan orang lain dan mengkhianati dirinya. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya hubungan mereka lucu. Mereka adalah sepasang kekasih, bahkan tunangan karena desakan Kakek Sam serta dukungan Kakek Seth. Tapi kenyatannya, tidak pernah ada kata ‘cinta’ di antara mereka. Adam juga tidak pernah meminta Razita menjadi kekasihnya dengan cara yang benar. Mereka hanya menjalani hubungan tanpa kejelasan status, berbekal permintaan Kakek mereka. Dan itu yang kerap kali membuat Adam gelisah sekaligus takut. Bagaimana kalau hanya dirinya yang merasakan rasa aneh ini? Bagaimana kalau Razita hanya menganggapnya seorang kakak meski gadis itu selalu menempel padanya? Bagaimana kalau Razita menyukai lelaki lain? Apakah dirinya memiliki hak untuk melarang? Lagi-lagi Adam mendesah. Dia melipat kedua lengan di atas meja lalu menumpangkan kepalanya. Semua perasaan ini membuatnya lelah. Dia tidak ingin terus-menerus merasakan dadanya berdenyut nyeri seperti ini. Jantungnya serasa bergemuruh. Kepalanya berdenyut siap meledak. Itu semua sungguh mengganggu. “Permisi, Pak.” Kaget, Adam segera menegakkan tubuh dan ternyata di dekat mejanya sudah berdiri dua orang mahasiswi yang tersenyum manis padanya. “Ya?” Seingat Adam, dirinya sudah tidak memiliki jam mengajar hari ini. “Kami ke sini ingin perbaiki nilai, Pak.” Mahasiswi berambut lurus sebahu berujar dengan senyum malu-malu. Dia dan temannya sesekali melirik rambut Adam yang acak-acakan dan bagian lehernya yang agak terbuka. Sungguh beruntung mereka karena biasanya dosen muda nan tampan itu selalu berpenampilan rapi dengan kacamata bacanya. Kali ini otak Adam yang brilian mengalami korsleting cukup parah karena dipenuhi Razita. Dia bahkan tidak bisa langsung mengingat kedua gadis di depannya mahasiswi dari jurusan dan mata kuliah apa. Padahal Adam dikenal mudah mengingat mahasiswanya meski berjumlah ribuan. “Saya sedikit tidak enak badan.” Adam memilih alasan yang paling mudah dan masuk akal. “Bagaimana kalau besok saja?” Raut kecewa menghiasi wajah keduanya. Jangan sangka mereka kecewa karena terpaksa menunda perbaikan nilai. Mereka kecewa karena harus kehilangan waktu lebih lama bersama Pak Adam yang saat ini terlihat sangat ‘panas’. “Oh, baik Pak. Kalau begitu besok jam berapa?” kali ini mahasiswi berambut ikal yang bertanya. Adam terdiam. Dia bahkan tidak ingat apa saja jadwalnya besok dan jam berapa memiliki waktu kosong. Refleks jemari Adam memijit kepala karena lagi-lagi wajah Razita dan Carl yang memenuhi benaknya. Kini lebih parah karena Adam malah memikirkan gadisnya itu memeluk Carl dari belakang seperti yang sering gadis itu lakukan jika bersama Adam. “Ehm, Pak. Sepertinya Anda benar-benar sakit. Kalau begitu tidak perlu dipaksakan, Pak. Kami bisa perbaikan nilai lain kali.” Gadis berambut lurus sebahu berujar, tampak khawatir melihat Adam. “Terima kasih sudah mengerti.” Adam berdiri seraya membereskan buku-bukunya di atas meja. “Sebaiknya temui saya selesai jam mengajar di kelas kalian.” “Baik, Pak.” Sahut kedua gadis itu kompak. “Ehm ngomong-ngomong, Bapak penggemar Razita Reeves?” “Hmm?” Adam menatap gadis berambut lurus sebahu penasaran. Bagaimana dia bisa berpikir seperti itu? Ternyata gadis itu dan temannya sedang menatap sesuatu di tangan Adam. Segera Adam menunduk dan melihat apa yang menarik perhatian mereka. Seketika wajahnya memerah menyadari tiga majalah yang dibelinya tadi pagi berada di tangan bersama tumpukan buku. “Ah, ini.” Adam meringis malu karena ketahuan. Tapi untuk apa menyangkal. “Ya. Dia cantik dan menarik. Pantas untuk dikagumi.” Pujian itu tulus dari dalam hati Adam. Apalagi dia tahu betul bagaimana sifat asli Razita. “Benarkah? Saya juga penggemarnya.” Gadis berambut lurus sebahu tampak girang. “Saya juga, Pak.” Gadis berambut ikal tidak mau kalah. Adam tersenyum. Dalam hati dia mengutuki otaknya yang kacau dan tidak bisa mengingat nama kedua gadis itu. “Saya selalu update berita tentang Razita lho, Pak.” Gadis berambut lurus sebahu berniat menarik perhatian Adam dengan pamer pengetahuannya tentang artis yang ternyata digemari dosen pujaannya itu. “Saya dengar di ulang tahunnya yang ketujuh belas, Razita akan berlibur berdua dengan Carl. Ah, mereka sungguh serasi.” “Van, ulang tahun Razita bulan ini, kan?” si rambut ikal bertanya. “Iya.” “Wah, sweet seventeen berdua. Romantis sekali!” gadis berambut ikal mengatupkan kedua tangan di depan d**a dengan ekspresi kagum. Suasana hati Adam mendadak berubah. Jauh lebih buruk daripada yang tadi. Dia bahkan melirik kesal mahasiswinya yang tadi sudah menyampaikan kabar tidak menyenangkan itu. Siapa sih namanya? Van. Ivan? Dan siapa nama si rambut ikal itu? Awas saja. Adam akan cari nama mereka dan langsung memberi nilai E. Berani sekali menggosipkan tunangannya akan pergi berduaan dengan lelaki lain. Eh, tapi—apa itu benar? Kesal, Adam memasukkan barang-barang ke tas lalu segera keluar ruang dosen tanpa mengatakan apapun pada kedua mahasiswinya. Dia sama sekali tidak peduli apa komentar mereka nanti. *** Razita mengintip dari balkon lantai dua saat mendengar suara mobil mendekat. Senyumnya merekah melihat mobil silver Adam perlahan berhenti di garasi rumah. Sudah sepuluh tahun berlalu sejak Razita mengenal Adam. Selama itu, banyak perubahan yang sudah terjadi. Kota kecil tempat tinggal Adam kini lebih padat penduduk. Namun Adam tetap mempertahankan lahan luas di sekitar rumah milik sang Kakek. Yang berbeda, kini padang rumput itu telah berubah menjadi kebun apel di bagian belakang dan lahan tanaman bonsai di bagian depan. Tentu saja, Adam tidak lagi merawat sendiri semua itu. Kini dia mempekerjakan pegawai. Selain itu, dia juga memiliki usaha di bidang kerajinan tangan. Mobil-mobilan, pesawat, kapal, dan miniatur lain yang semuanya terbuat dari bahan dasar kayu. Diantara semua itu, yang paling banyak diminati adalah gantungan kunci berbentuk rangkaian huruf. Kerajinan tangan itu biasanya dipesan dalam jumlah besar untuk dijadikan suvenir pernikahan. Dulu saat Kakek Sam baru meninggal, Adam hanya membuat gantungan kunci semacam itu. Dia mempromosikan kerajinan tangannya pada teman-teman sekelas, terus hingga merambat satu sekolah. Gantungan kunci buatan Adam sangat digemari karena bisa memesan nama yang diinginkan dan tidak jarang beserta nama kekasihnya. Semakin lama, dirinya kewalahan memenuhi pesanan seorang diri. Dia mulai mengajak beberapa teman untuk membantu hingga bisnis kerajinan tangannya semakin besar seperti sekarang. Bahkan kini, pesanan tidak hanya dari daerah sekitar, melainkan dari luar kota juga. Perlahan tapi pasti, Adam mulai merenovasi rumah peninggalan sang Kakek. Dia juga mulai mengubah penampilannya agar lebih, ehm—layak bersanding dengan Razita. Tak lupa juga kini dia membeli mobil baru sementara pick up bekas milik sang Kakek sudah ia jual karena tidak layak pakai. Ah, satu lagi. Adam juga sudah berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dosen. Prestasi semasa kuliah membuatnya dipilih menjadi asisten dosen sejak semester pertama. Hanya dalam tiga tahun, Adam sudah berhasil mendapat gelar sarjana. Begitu lulus, dia langsung mendapat tawaran menjadi dosen di kampusnya sekaligus beasiswa penuh untuk melanjutkan S2. Jadi tidak heran, di usianya yang baru menginjak dua puluh empat tahun, Adam Walter sudah menjadi dosen dan pengusaha sukses. Dia bahkan bisa dibilang merupakan orang terkaya di kota kecil itu. Mengingat perjalanan hidup Adam, siapa yang tidak bangga menjadi orang yang melihat langsung bagaimana Adam melangkah hingga sampai ke titik ini. Begitu pula yang Razita rasakan. Meski dia tidak setiap waktu ada di samping Adam, tapi dia cukup sering menemani Adam melewati hari-harinya. KLEK. Suara pintu depan yang dibuka terdengar dari tempat Razita berada. Buru-buru dia melompat ke ranjang Adam lalu menutupi tubuhnya dengan selimut. Seperti biasa sejak Razita bisa datang sendiri ke kota kecil tempat Adam tinggal, sering kali dia datang tanpa pemberitahuan dan membuat kejutan untuk kakak tersayangnya itu. Kali inipun sama. Dia sungguh tidak sabar ingin melihat wajah kaget Adam begitu melihat dirinya. Tak lama kemudian giliran pintu kamar yang terbuka. Razita menutup rapat bibirnya agar tidak tertawa geli. Ranjang terasa bergerak ketika Adam duduk di sisinya lalu membungkuk melepas sepatu. Perlahan Razita menurunkan selimut yang menutupi wajah, mengintip Adam yang membelakangi dirinya. Gadis itu menyeringai. Sepertinya ini saat yang tepat untuk menunjukkan diri. Dia bergerak cepat menyingkirkan selimut dari atas tubuh seraya bangun lalu mengalungkan lengan di leher Adam dari belakang. “Kak Adam!” pekiknya keras. Adam kaget dengan tubuh mematung selama beberapa detik. Kemudian dia meletakkan telapak tangan di telinga yang berada dekat dengan bibir Razita. “Astaga, Rara. Kau berteriak di telinga Kakak.” Adam masih menggosok telinganya yang terasa pekak. Razita menyeringai. Bukannya merasa bersalah, dia malah semakin erat memeluk Adam dan meletakkan dagunya di pundak Adam. “Rara kangen.” Adam berhenti menggosok telinga. Dia menoleh, membalas tatapan mata biru terang itu dengan senyum manis. Lalu dengan cepat dan singkat lelaki itu mengecup ujung hidung Razita. “Kan baru sebulan kita tidak bertemu.” “Baru sebulan?” nada suara Razita terdengar tidak terima. “Bagi Rara, itu sudah lama sekali.” “Benarkah?” Adam menyeringai. Senang bahwa Razita juga merindukannya. “Tentu saja. Sebulan itu lama sekali.” Razita berkata manja sambil menggosokkan wajah di lekukan leher Adam. Seketika tubuh Adam seperti dialiri listrik. Mendadak dia merasa gerah dan ini rasanya lebih buruk daripada melihat Razita bersama lelaki lain. Segera Adam melepas rangkulan Razita lalu berdiri menjauh. “Kenapa, Kak?” tanya Razita bingung. “Ehm, tidak. Kakak belum mandi sejak berangkat ke kampus pagi tadi.” Lelaki itu beralasan. “Tidak bau kok.” Razita turun dari ranjang dan hendak memeluk Adam lagi namun Adam segera mundur sambil mengacungkan telunjuknya sebagai isyarat agar Razita berhenti. “Rara, diam di tempat!” perintah Adam tegas. Bibir Razita mengerucut merasa ditolak. “Kenapa? Kakak tidak suka Rara peluk?” “Bukan begitu, Sayang.” Adam menarik nafas untuk mengendurkan ketegangannya. “Pokoknya tunggu sebentar. Kakak mau mandi dulu.” Adam bergegas keluar kamar saat Razita masih hendak protes akan tingkah Adam yang tidak biasa. ---------------------- ♥ Aya Emily ♥
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD