Cici memasang wajah sedih sambil berjalan menggandeng tangan Erlan yang juga berjalan di sampingnya. Saat ini Cici dan Erlan berada di bandara untuk mengantar Erlan yang akan berangkat ke Banjarmasin. Begitu sampai di depan pintu keberangkatan, Erlan dan Cici menghentikan langkahnya lalu berdiri saling menghadap. Kedua tangan mereka saling bertautan namun Cici terus menunduk sibuk memandang tangan mereka. "Aku bentar lagi mau berangkat, masa yang diliatin dari tadi tanganku bukan wajahku," ujar Erlan memandang Cici. Cici menghembuskan nafasnya kesal lalu menatap Erlan dengan wajah memelas karena sedih, bibirnya bahkan ia manyunkan ke depan membuat dirinya tampak imut di hadapan Erlan. "Wajah kamu aku masih bisa liat kalau video call, suara kamu juga aku masih bisa dengar kalau telpo