Setelah berusaha melawan segala kecamuk yang ada di kepala, akhirnya Aura berhasil menyelesaikan revisian tesisnya. Sungguh melegakan, setidaknya sekarang dia sudah lebih baik dari hari-hari kemarin. Perlahan tapi pasti suasana hati Aura mulai kembali normal, dia sudah memantapkan diri untuk tidak memikirkan hal lain lagi. Hanya fokus pada tugas akhir, lalu lulus dengan nilai yang memuaskan. Dengan begitu Aura bisa melaksanakan apa yang sudah dia rencanakan. Bekerja seperti kebanyakan orang, menikmati waktu sebagai wanita karir tanpa sedikit pun terfokus pada Diaz. Mungkin setelah memiliki kesibukan, Aura tidak lagi membiarkan adanya cela untuk pria itu bisa masuk ke dalam pikirannya. Mengacaukan suasana hatinya. Meski sempat tidak mengakui, nyatanya Aura tidak bisa menyangkal lagi saat