“ANJIRRR! Copot jantung gue.” Gio berseru heboh. “Siapa sih yang bacotnya kayak terompet hari akhir itu, hah!” Hani menciut saat melihat Gio melotot padanya. Sebenarnya yang bacotnya lebih besar itu Gio, bukan Hani. “Gara – gara elo nih, gue masukin micin kebanyakan! Tanggung jawab lo!” Gio bersungut – sungut. “Gimana kalau gue dituduh menyumbang kebodohan bangsa karena jual makanan yang over micin?!” “Apa hubungannya sama micin, Bos?” Hani menciut. “Ya mohon maap, saya kan hanya manusia biasa, tempatnya salah dan dosa. Kalau saya malaikat pasti sekarang lagi guling – guling di surga.” “Suara jeblakan pintu pas elo masuk bikin gue spot jantung, madu sumbawa! Udah berapa kali gue bilang, buka pintu kalem – kalem.” Gio menghardik. “Elo manusia bukan badak sumatra.” “He’eh, maap Bos. Khi

