Seminggu sudah berlalu sejak Naura menginap dirumah Aksa. Pria itu tak begitu sering menghubunginya sekarang. Naura sendiri tengah disibukkan dengan pekerjaan menulisnya seperti sekarang ini. Ia tak lagi memikirkan masalah dengan sang ibu, ia juga telah menulis surat untuk neneknya bahwa ia tak bisa tinggal bersama. Katakan saja Naura lemah ia takut, ia tak sanggup melihat neneknya itu. Ia takut rasa benci yang coba ia kubur dalam pada orang itu kembali terbuka saat melihatnya. Ia sudah memaafkan nenek Miranda, namun tetap saja ada perasaan mengganjal di hatinya. Ada rasa sakit saat melihat nenek itu, karena nenek itu membuatnya mengingat kebencian sang ibu. Naura bangun dari duduknya kala mendengar pintu apartemennya diketuk. Membuka pintu dan matanya membulat mendapati seseorang berdiri