Calista menahan kegelisahannya dan menggigit bibir bawahnya ketika Sean sedang asik terus mempermainkan buah jeruknya dengan mulutnya.
"S-sudah. Kau sudah terlalu lama." Ucap Calista yang benar-benar menahan sesuatu dari dirinya, dia tidak ingin munafik, karena dia adalah wanita dewasa, rasanya memang sangat luar biasa dibandingkan dulu Lucas yang hanya meremasnya, rasanya benar-benar geli dan membuat tubuhnya memanas. Sean bukan hanya menyesapnya, tapi dia mempermainkannya.
"Ini sangat wangi, Cal." Suara berat Sean membuat Calista rasanya semakin gelisah. Dia bahkan menelan ludahnya dengan kasar ketika merasakan ada benda keras yang menyentuh kakinya.
"Aah— Sean stop!" Suara itu akhirnya lolos dari mulut Calista yang membuat Sean tersenyum miring, dia langsung meraih bibir Caliata dan mempermainkannya, Sean semakin senang ketika ternyata Calista membalas ciumannya, namun tak lama kemudian dia langsung melepaskan Calista dan menghentikan aktifitasnya yang membuat Calista bingung sendiri padahal sejujurnya dia tadi juga sudah terpancing akibat Sean mempermainkannya seperti itu.
"Bisa kita melakukannya?" Tanya Sean.
"Melakukan apa?"
"Aku tau jika kau tau apa maksutku." Ucap Sean membuka bajunya.
"Tidak! Aku tidak mau lebih dari ini." Tolak Calista yang akhirnya membuat Sean mengangguk dan masuk ke dalam kamar mandi.
Dia tidak ingin memaksa wanita yang menolak dirinya meskipun sebenarnya gairahnya sudah berada di ujung.
"Apa dia marah?" Gumam Calista.
"Apa yang kau pikirkan Calista, seharusnya tadi kau senang karena dia menghentikannya, bukan malah seperti kecewa," Calista rasanya merutuki kebodohannya karena dia seperti menginginkan lebih dari tadi.
"Bukankah dia gila? Dia bertanya ingin melajutkannya atau tidak. Jelas saja aku tidak mau. Memang dia siapa." Gerutu Calista, dia memilih untuk membaringkan tubuhnya dan menyelimuti dirinya, dia tidka peduli apa yang dilakukan Sean didalam kamar mandi yang menurutnya sangat lama.
"Aaarg— Calista.." lenguhan panjang terdengar dari kamar mandi yang ternyata Sean sedang bersolo ria,
"Calista, Sialan!" Umpatnya namun lalu tersenyum sendiri, ini pertama kalinya dalam hidupnya dia beramin sendiri dengan tangannya, Sean tidak bisa menahan miliknya yang sedari tadi ingin dikeluarkan akibat dia menikamti buah jeruk dan bibir Calista.
Sean membersihkan tubuhnya terlebih dahulu barulah dia keluar dari kamar mandi, di tersenyum tipis ketika melihat Caliata ternyata sudah tertidur.
"Aku benar-benar dibuat gila dengannya, dia benar-benar sangat berbeda. Akan kupastikan kau milikku dan akan tegila-gila denganku, Cal. Selama ini belum pernah ada yang tidak tergoda denganku, dan akan kupastikan itu terjadi padamu." Gumam Sean.
Bahkan dalam tidurnya dia sangat menggemaskan, bibirnya sedikit terbuka namun malah terlihat sek-si dimata Sean.
Sean terlebih dahulu pergi ke balkon kamarnya sekaligus merokok di sana. Namun tak lama kemudian, ponselnya berbunyi yang ternyata dari Miko.
"Kau dimana? Lucas dan Carly mengacaukan pelabuhan kita dan menggagalkan transaksi kita." Ucap Miko.
"Brengsekk. Aku ke sana." Ucap Sean yang mematikan rokoknya dan mengambil kaos santainya dan jaketnya.
Dia melihat Calista sekilas yang masih tertidur dan memilih untuk meninggalkannya.
Dia melajukan mobilnya menuju pelabuhan dimana memang pelabuhan itulah yang di incar oleh Carly darinya.
Sean datang dan ternyata bertepatan dengan Arga yang juga baru datang.
Terlihat disana, anak buahnya sedang melawan anak buah Carly yang membuat Sean benar-benar geram.
Sedangkan Lucas yang berada di sudut dan sedang bersembunyi mengepalkan tangannya karena melihat Sean. Dialah targetnya sekarang karena telah berani merebut kekasihnya.
Dia mengambil senjatanya dan ingin menembak Sean, namun Sean mengarahkan terlebih dahulu pistolnya ke arahnya.
Dor
"Sial!" Umpat Lucas yang beruntung tidak mengenai peluru Sean.
"Kau suka sekali bermain petak umpet, pimpinan beserta anggotanya sangat bodoh karena hanya bisa membuat kekacauan dan menyerang dari belakang." Teriak Sean yang membuat Lucas murka, dia akhirnya keluar dari persembunyiannya.
Lucas menembaki Sean da Arga namun mereka berhasil menghindar, adu tembak terjadi namun mereka sama-sama hebat dan bisa bersembunyi untuk melindungi diri mereka.
"Bukankah dia sangat amatir? Bagaimana bisa Carly memasukkan anggota pria bodoh seperti dia?" Cibir Arga melihat Kucas yang benar-benar bodoh menurut dirinya.
"Ya, lihat saja. Pimpinannya saja sudah bodoh, anggotanya juga sudah psti akan bodoh juga."
"Aah benar juga." Ucap Arga terkekeh.
Namun saat merasa peluru Lucas habis, Sean langsung keluar dan berlari ke arah Lucas,
Lucas mengumpat dan akhirnya melawan Sean dengan tangan kosong.
Arga yang mengerti tidak ingin ikut campur dan memilih untuk membantu anak buahnya yang sedang bertarung melawan anak buah dari Carly.
"Kau bukanlah lawanku, Lucas, kau sangat nekat ingin membidikku dan bahkan membuat kekacauan di pelabuhanku." Ucap Sean menatap ke arah Lucas dengan tersenyum remeh.
"Kau licik dengan menggunakan Calsita untuk membuatku sakit hati, kau membelinya di acara pelelangan dan kau membuat dia menurut padamu bahkan menyerahkan dirinya kepadamu, cih kau pikir aku akan sakit hati? Aku bisa memiliki 100 Calista lain jika aku mau." Ucap Lucas dengan sombongnya dan bisa menebak kenapa Sean mendekati Calista.
Sean tertawa karena perkataan Lucas.
"Aku tau kau mencintainya, sayangnya kau sangat hodoh dengan bermain wanita dibelakangnya, untuk itu aku menyelamatkannya, dia sangat beruntung sekarang menjadi milikku." Ucap Sean tetap tersenyum mengejek.
Lucas semakin mengepalkan tangannya dan akhirnya menyerang Sean lagi.
Carly yang melihatnya mengumpati Lucas,
"Dia memang benar-benar bodoh." Gumamnya.
Dia mendekati Lucas dan ingin membantumya namun sahabat Sean mencegahnya.
"Mau ke mana. Kau tidak akan bisa menyelamatkan sahabatmu yang bodoh itu kali ini." Ucap Miko tersenyum temeh kepada Carly.
"Apa kita harus membunuhmua juga? Dia sama sekali tidak pernah kapok untuk membuat kerusuhan, dia selalu menganggu jam tidurku." Ucap Kevin yang membuat Miko tertawa.
Carly hanya menanggapinya dengan tersenyum remeh yang akhirnya membuat keduanya tersulut.
Mereka menyerang Carly, dua lawan satu, sebenarnya cukup membuat dia kualahan karena dia mengakui Sean dan teman-temannya sangat henat dalam bertarung.
Dia melihat Lucas yang sudah babak belur oleh Sean dan bahkan terkena tembakan di kakinya membuat Carly akhirnya mundur.
Dia memberi aba-aba kepada anak buahnya yang tersisa untuk pergi dari sana.
"Biarkan saja, tidak perlu dikejar." Teriak Sean kepada teman-temannya yang tadinya ingin mengejar Carly.
"Targetku dia, senang sekali jika ternyata umpan lebih datang dulu sebelum dipancing." Ucap Sean tersenyum yang melihat Lucas menatap tajam ke arah dirinya, dia masih meringis kesakitan karena kakinya terkena tembakan tiga kali oleh Sean.
"Apa kau merindukan wanitamu, Lucas?" Tanya Sean tersenyum yang membuat Lucas tidak mengerti. Namun dia mengira jika wanitanya mungkin Calista.
"Ambil saja bekasku, aku tidak membutuhkannya." Ucap Lucas yang membuat Sean tertawa.
"Bekas? Oh kau salah paham, yang kumaksut wanitamu bukanlah Calista. Jika Calista itu adalah wanitaku, bukan wanitamu, lagi pula bagaimana bisa dikatakan bekas jika kau saja belum menikmati tubuhnya, sedangkan aku sudah merasakannya, aku akui tubuh Calista sangat indah, kau harus tau saat dia mendesah karena sentuhanku." Ucap Sean.
"Sebegitu inginnya kau ingin membuatku sakit hati, sampai kau harus berbohong tentang ini." Ucap Lucas tertawa.
"Jadi kau tidak percaya? Nanti saat aku menikmatinya. Aku akan merekamnya," ucap Sean tertawa lalu mengkode kepada anak buahnya untuk membawa Lucas ke markasnya.
"Bajinhans kau, Sean. Mati saja kau." Umpat Lucas.
"Kau yang sebentar lagi mati. Bertemulah dulu dengan wanitamu di sana, kalau perlu, kau bisa bercinta dengannya nanti di penjara, aku mengizinkannya. Hanya saja itu kalau kau bisa bergerak dengan kakimu." Ucap Sean tersenyum miring lalu meninggalkan Lucas yang masih meneriaki dirinya namun tidak di perdulikan olehnya.
"Kau mau ke mana?" Tanya Miko.
"Tidur dengan wanitaku, apalagi." Ucap Sean yang membuat Miko mengerutkan dahinya.
"Dia benar-benar serius dengan Calista? Kupikir dia hanya ingin membuat Lucas sakit hati." Ucap Miko yang tidak menyangka jika seorang Calista, sekretarsi di kantor Sean membuat Sean mendekatinya dan bahkan luluh padanya.
"Itu lebih baik, dari pada dulu dia memiliki kekasih yang tidak tau diri. Dan suka mengatur Sean, Calista cukup baik dan oke, dia bukan wanita sembarangan karena dia wanita satu-satunya yang menolak pesona Sean." Ucap Arga terkekeh.