Calista sangat senang ketika Sean akhirnya melepaskannya dari apartemennya.
"Dia memang kurang ajar! aaargh. Sial!" Umapt Calista.
Dia sedari tadi mengumpati Sean karena dia harus berciuman dengannya kembali, itu adalah syarat untuknya agar bisa diperbolehkan keluar dari sana.
Dia akhirnya mencium bibir Sean dan sedikit melumatnya, namun siapa sangka jika Sean malah membalasnya dengan sangat buas, Sean benar-benar tidak melepaskan ciumannya bahkan sampai bibir Calista sedikit mendapatkan luka karena gigitannya, bahkan bibirnya juga membengkak karena Sean benar-benar menyesapnya dengan kuat.
"Tidak ada bedanya mulutnya dengan penyedot debu." Gerutunya namun tertawa sendiri karena membayangkan mulut Sean seperti vacum cleaner yang menyedot kotoran, bedanya bibir Sean menyedot bibirnya.
Calista menghela nafas panjangnya terlebih dahulu sebelum menyiapkan mentalnya untuk menghadapi kemarahan Lucas karena salah paham padanya.
Calista mengetuk pintu dan bahkan memencet bel apartemen Lucas namun tidak juga di buka olehnya.
Calista akhirnya membuka pintunya dan ternyata tidak dikunci.
"Apa dia tau jika aku yang datang? Untuk itu dia tidak membuka pintunya?" Gumam Calista menghela nafas panjangnya, kali ini dia akan benar-benar merayunya, meskipun tadi sebuah kebohongan, sudah pasti Lucas sangat marah padanya.
Calista akhirnya masuk, dia mengedarkan pandangannya yang sangat sepi, dia langsung menuju kamar Lucas yang masih sedikit terbuka namun dia tiba-tiba menegang karena mendengar suara aneh didalam.
Calista mengepalkan tangannya ketika ternyata di dalam kekasihnya Lucas sedang bercinta dengan sahabatnya sofi.
Terlihat keduanya bahkan sangat menikmatinya, dan yang lebih membuat Calista naik pitam adalah Lucas mengatakan jika Sofi selalu bisa membuatnya puas, itu berarti mereka melakukannya bukan hanya satu kali.
BRAK!
Suara pintu yang terbuka dengan kasar membuat keduanya menoleh dan terkejut.
"Sial!" Umpat Lucas akhirnya melepaskan penyatuan mereka dan mengambil boxernya. Sedangkan Sofi tersenyum dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Brengsekk kalian!" Teriak Calista, dia sangat marah melihat wanita bahkan dia tolong menusuknya dari belakang.
"Siapa yng kau sebut brengsekk? Apa dirimu sendiri?" Ucap Lucas yang tidak takut ketahuan oleh Calista, dia sudah sangat sakit hati karena Calista sendiri juga tidur dengan Sean.
PLAK!
Nafas Calista memburu dan menampar keras wajah Lucas.
"Kau berhianat dengan temanku sendiri, dan kau— tidak kusangka, jika aku menolong seorang jalang." Ucap Calista yang juga menatap tajam ke arah Sofi.
"Pergi dari sini, dan jangan membuat keributan, ini balasan untukmu karena kau sensiri juga sudah tidur dengan pria lain, kau lah di sini yang jalang." Ucap Lucas yang malah marah kepada Calista.
"Aku dan Sean tidak ada hubungan apapun, dia sedang mengerjaimu karena dia tidak suka dengan hubungan kita, tidak ada hubungan apapun antara aku dan Sean, tapi kau— cih kau sangat menjijikkan. Aku tau jika ini bukan yang pertama kau menidurinyq." Ucap Calista
"Memang iya, aku lelaki normal yang membutuhkan kepuasan. Dan tubuhmu yang sok suci itu membuatku kesal karena selalu menolakku." Ucap Lucas yang membuat Calista semakin marah.
"Dasar sakit!" Ucap Calista, dia mengambil botol minuman dan memukulnya ke atas kepala Lucas. Sofi yang terkejut akhirnya juga meraih vas yang ada di meja dan memukul Calista dengan vas itu agar dia menghentikan kegilaaannya.
Benar saja Calista merintih dan bahkan kepalanya mengeluarkan darah, Calista yang merasakan itu semakin marah lalau memukul wajah Sofi hingga hidungnya berdarah, dia bahkan berteriak keras karena merasakan hidungnya sangat sakit.
"Dasar jalang!" Umpat Calista yang menarik rambut Sofi sehingga dia semakin berteriak.
Lucas yang geram menarik tangaj Calista dengan kasar dan membawanya keluar dari kamarnya.
Dia tidak sengaja melihat tato di bahu Calista karena Lucas menariknya.
Lucas terkejut karena dia sangat tau tato gambar apa itu.
"Jadi kau selama ini sudah menjadi bagian mereka, cih. Aku tertipu denganmu, dasar ku memang jalang." Ucap Lucas yang membuat Calista sebernarmya tidak mengerti.
Lucas semakin menarik Calista hingga dia benar-benar keluar dari apartemennya.
"Pergi dari sini wanita gila! Jangan membanggakan wajahmu yang cantik, aku curiga tubumu bau busuk sehingga tidak mau di sentuh pria bahkah pria itu adalh kekasihmu. Sean pasti buta jika dia malah mendekatimu." Ucap Lucas, namun saat Calista ingin membalas perkatannya, Lucas sudah lebih dulu menutup pintunya yang membuat Calista sangat marah.
"Bqjingan, brengsekk, kau adalah lelaki b******n Lucas!" Teriak Calita menggedor-gedor pintu Lucas namun tidak di hiraukan oleh ya.
"Awas kau!" Teriak Calista, dia pergi dari sana dan akhirnya menangis, sedari tadi dia menahan tangisnya dan tidak mau terlihat lemah di depan mereka, namun ternyata hatinya terlalu sakit karena pria yang dia percaya selama ini juga telah menghianatinya,
"Semua lelaki memang sama saja, mereka semua bajingann!" Lirihnya, Calista diduk di kursi taman dengan menangis, dia benar-benar tidak menyangka jika Lucas akan menghianatinya. Begitupun dengan Sofi, mereka dulu sangat dekat saat Sofi masih bekerja di kantor Sean, tapi ternyata dia menusuknya dengan berselingkuh dengan kekasihnya, padahal dia yang merekomendasikan dirinya di kantor kekasihnya bekerja.
Cukup lama Calista menangis akhirnya dia menghapusnya dan memesan taksi untuk pulang. Saat di depan rumah ya, dia mengerutkan dahinya karena ada lima orang yang menjaga di depan rumahnya.
"Hey, siapa kalian." Ucap Calista kepada pria di depannya.
"Kami sedang berjaga rumah ini, lebih baik anda pergi dari sini."
"Aku pemilik rumah ini, kalian salah berjaga rumah orang, pergi sana." Usir Calista.
"Anda Nona Calista?"
"Ya, siapa kalian?" Tanya Calista karena bingung mereka bisa tau namanya.
"Ini adalah rumah milik Tuan Lucas, anda lebih baik pergi dari sini." Ucap Salah satu pengawal itu yang membuat Calista terkejut.
Dia lupa jika rumah ini memang sudah dibeli oleh Lucas.
"I-ini rumah orang tuaku," ucap Calista.
"Ini sudah bukan milikmu lagi, Nona. Lebih baik anda pergi dari sini. Atau— kita bisa membuat negosiasi jika kau bisa menginap di sini satu malah, hanya saja kau harus melayanin kami, bagaimana?" Ucapnya sambil memandang Calista dengan kelaparan.
"Cih, wajah jelek sepertimu mana mau aku denganmu." Ucap Calista.
Perkataan Calista membuat pria itu marah, dia bahkan mencengkram rahang Calista yang membuat Calista terkejut dan meludahimya, Calista juga menendang masa depan pria yang ada di depannya dan lari dari sana.
"Kejar dia, dasar wanita jalangs." Teriak pria itu yang menahan sakit,
Dua orang dari mereka mengejar Calista yamg membuat Calista terkejut,
"Sialan kau Lucas!" Gumam Calista, dia mnyalahkan mantan kekasihmya karena semua ini.
"Kena kau, gadis cantik, layani kami dulu baru kau bisa pergi dari sini." Ucap anak buah Lucas yang berhasil menangkap Calista.
"Lepaskan aku, dasar botak!" Teriak Calista.
"Tolong— siapapun tolong aku
"Teriaklah nanti saja saat di atas ranjang." Ucap pria itu yang membuat temannya tertawa.
"b******n kalian semua." Teriak Calista, dia benar-benar panik ketika tangannya terus ditarik oleh mereka untuk dibawa kembali ke rumah ya yang masih ada dua orang temannya.
Dor
Dor
Calista terkejut ketika mendengar suara tembakan dan lebih terkejutnya kedua pria itu teriak kesakitan karena ternyata tembakan itu bersarang di kedua paha pria itu.
"Sean?" Gumam Calista yang ternyata yang menembaki dua orang itu adalah Sean.