Letupan Pertama

1569 Words
"Apa kau bilang? Dia berpacaran dengan pegawai dari Romeo Kreasi?" tatapan judes Rene terarah pada pegawai wanita yang tengah menunduk ketakutan itu. Gadis bernama Leticia itu tampak gelisah bukan main karena harus berhadapan langsung dengan seorang gadis yang terkenal dengan ketajaman otak dan lidahnya. "Benar, ada yang memergoki mereka berkencan," Vivi si Manajer Personalia, menimpali dengan kejam, sengaja menambah bensin dalam bara api. “Sumpah, saya tidak bermaksud menyalahi aturan! Saat kami mulai berpacaran, dia sudah bekerja di Creative Universe sementara saya belum bekerja di Jehan. Setelah itu, saya baru bekerja di sini. Maafkan saya, tolong jangan pecat saya. Saya sangat ingin terus bekerja di sini.” Karyawati bernama Leticia itu terus memohon. “Kau sadar ini kasus fatal? Tidak berkaitan dengan salah satu karyawan Creative Universe adalah syarat utama bekerja di sini!! Kau pasti sudah membacanya saat melamar pekerjaan bukan? Bukankah kau juga mengisi pernyataan saat interview, bahwa kau tidak memiliki kaitan apa pun dengan karyawan grup CU? Apa kau sengaja menipu kami!? Kau pikir bisa dimaafkan?” kuku cantik berornamen emas itu menunjuk-nunjuk tajam saat menginterogasi, membuat si tersangka kian sesak napas. Vivi kembali mengipasi bara apinya. “Aku sudah mengatakan hal yang sama. Tetapi dia bersikukuh bahwa dia tidak melakukan pelanggaran apa pun, bahkan kekasihnya tidak tahu dia bekerja kepada kita dan ingin bicara langsung dengan Anda.” “Sama saja. Itu dosa yang tak termaafkan. Masih untung aku tak menjatuhkan denda kepadamu. Mulai hari ini, kau dipecat!” tandas Rene tanpa ampun. Leticia terjegil, ia lalu memohon dengan sangat, "Tolong, Bu Rene, saya masih punya banyak sekali kebutuhan. Saya, saya juga sangat ingin memiliki karir yang panjang di sini." Tentu saja, dia tahu benar jika dia dikeluarkan dari Jehan dengan kondisi seperti saat ini, dia pasti tidak akan mendapatkan rekomendasi yang bagus, bahkan terkena blacklist. Tetapi, seperti apa pun Leticia menghiba, Direktur bernama Renesty itu sepertinya sama sekali tak menghiraukannya. "Saya akan lakukan apa saja untuk menebus kesalahan saya... apa saja!" pintanya. Kalimat itu sepertinya memicu Rene. “Apa kau pernah membocorkan rahasia perusahaan kepadanya?” gadis itu memicingkan matanya yang dihiasi eye liner berpola cat-eye menggoda. “Tidak! Aku bersumpah aku tak pernah melakukanmya. Dia bahkan tak tahu aku bekerja di sini. Aku selalu menutupinya dan baru kemarin aku terpaksa mengaku kepadanya saat Anne memergoki kami.” Bibir Rene mengerucut tipis, berpikir sejenak. “Baiklah. Mungkin kau masih punya kesempatan tetap bekerja di sini.” “Benarkah!” Raut Leticia langsung menyala. “Tolong, saya sangat suka bekerja di sini, saya akan lakukan apa pun, apa pun agar bisa tetap bekerja.” “Kalau begitu kau harus memilih antara pekerjaan atau kekasihmu.” Rene mengangkat sebelah alisnya mengintimidasi. “Apa!?” Leticia syok, dan sebaliknya, Vivi menyeringai puas. Rene menyilangkan tangan di dadanya. “Kau dengar aku. Mana yang kau pilih?” “Tapi...” karyawati malang itu tampak gundah. Bagaimana bisa dia diminta memilih antara kekasih dan pekerjaan impiannya? Rene sebagai pemimpin memang menyebalkan. Tetapi Jehan Enterprise salah satu EO paling bergengsi saat ini, dengan fasilitas karyawan yang memuaskan. Ini benar-benar pekerjaan impiannya! “Apa pekerjaan kekasihmu di sana?” tanya Rene lagi, saat hal lain melintasi kepalanya. “Saat ini dia manajer tender di Romeo Media Kreasi, anak perusahaan CU yang menangani MICE and corporate event,” terang Leticia takut-takut. Ia tak sedang membahayakan kekasihnya, ‘kan? Rene tahu Romeo Media Kreasi, katanya itu adalah perusahaan yang memang didirikan langsung oleh anak sulung Anthony Nararya, dan mulai beroperasi bahkan sebelum lelaki itu kembali ke Indonesia. Rene belum pernah bertemu dengannya, tetapi ia sudah mendengar bahwa pewaris CU yang sudah 10 tahun tinggal di Amerika itu memiliki bakat bisnis yang istimewa. “Atau...” Sebuah senyuman licik mencuat dari bibir seksi Rene. “Jika kau bisa membuat kekasihmu mengundurkan diri dan bergabung dengan kita…” Leticia terperangah. “Membuat Yudha pindah kerja ke sini?” “Ya. Kalau kau bisa membuatnya pindah ke sini, aku akan mempertahankanmu.” “Tapi dia sudah lima tahun bekerja di sana. Dan dia…” Dia berteman baik dengan Harris, Marcomm Manager sekaligus sepupu CEO-nya, Julian. “Lalu apa bedanya? Toh dia juga akan dipecat kalau ketahuan berpacaran denganmu yang bekerja kepada kami. Coba pikirkan baik baik. Kalian bisa sama-sama bekerja di sini dan tetap melanjutkan kisah kasih kalian,” Rene menjeda menahan mual membahas hal yang sentimentil. “Lagipula kalau dia bersikukuh dengan pekerjaannya, berarti dia tidak mencintaimu.” Leticia jadi benar-benar kalut diintimidasi oleh atasannya itu, yang mungkin sebentar lagi akan menjadi bekas atasan. Oh, tidak! “Kau sangat beruntung mendapatkan tawaran ini. Kalau orang lain yang kualitas kerjanya tidak sebaik dirimu, dan punya kekasih dengan jabatan sebagus pacarmu, aku pasti sudah memecatmu tanpa banyak tawaran lagi. Kutunggu sampai besok pagi. Kau harus sudah punya jawabannya,” tegas Rene tanpa menawarkan kompromi lagi. “Vivi!” “Ya?” wanita montok yang gemar memecat itu agak kecewa dengan hasil akhirnya. “Kuserahkan dia kepadamu,” Rene mengembalikan berkas Leticia. “Pecat dan blacklist dia dari semua rekanan kita jika besok pagi tidak mengikuti peryaratanku.” Gadis itu melangkah pergi dengan pasti, meninggalkan Leticia dengan pikiran kalutnya. ***   “Apa kau gila? Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku, apalagi sampai pindah ke Jehan! Aku dan Haris, kami berkawan baik. Aku tak bisa menusuknya dari belakang!” “Tapi kalau tidak, kau juga akan dipecat. Kalau Rene sudah tahu, dia akan melakukan berbagai cara agar pihak CU juga tahu mengenai kita. Bisa-bisa kita berdua dipecat!” Suara Leticia gemetar. “Dia bahkan mengancam memblacklist-ku. Karirku bisa hancur, Yudha!” Lelaki itu meremas rambutnya frustasi. “Kenapa saat itu kau melamar ke sana, Leti?” gusar Yudha. “Karena aku ingin bekerja di sana! Itu perusahaan bergengsi. Lagipula tidak ada lowongan di tempatmu, kan?” “Aarrghh!!” Yudha mengacak-acak rambutnya. Ia bagai makan buah simalakama. Leti benar. Kalau pun dia tidak pindah ke Jehan, dia akan langsung dipecat saat pihak Romeo Media Kreasi tahu mengenai hubungannya dan Leti. Semua sudah tahu seperti apa  Renesti Pradipta. Gadis itu akan melakukan apa saja untuk mengalahkan grup Creative Universe. “Yudha, please… hanya ini jalan satu-satunya agar kita masih bisa berkarir dan bersama terus.” “Kau pikir seperti apa Julian? Dia laki laki jenius yang mengerikan. Dia mungkin membunuhku jika tahu aku pindah ke perusahaan saingannya. Dan Haris—” “Jadi... Kita putus?” Suara Leti tercekat. “Kau lebih memilih pekerjaanmu ketimbang aku?”  Gadis sensitif itu berkaca-kaca dan membuat kekasihnya tak kuasa. Yudha memeluk Leti erat-erat. Ah, sial! Kenapa pilihannya buruk seperti ini!? ***   Telepon di meja kerja Rene berbunyi pagi itu. “Ya?” “Leticia kembali, bersama kekasihnya.” Suara Vivi terdengar. Rene meraih kopi dan mengurai senyum kemenangannya. “Cheers for us.” ***   “Yudha mengundurkan diri?” Mata tajam Julian membulat mendengar laporan Haris pagi itu. “Kenapa bisa begitu? Apa dia ada masalah dengan kita?” “Aku baru mengetahuinya dari HRD. Tadi pagi suratnya sudah tergeletak di meja. Aku mencoba menghubunginya tapi tidak bisa,” terang Harris. “Mendadak?” desis Julian curiga. “Bukankah dia tahu harus menyerahkan pengunduran diri sebulan sebelum berhenti?” “Aku rasa ada yang tidak beres,” tukas Haris. “Selama ini Yudha bekerja sangat baik. Ia sudah banyak memenangkan tender dari pemerintah atau swasta saat di CU, karena itu dia kutarik ke Romeo, tetapi ternyata....” Keduanya bisa berhenti menebak-nebak saat Sammy, sekretaris perusahaan masuk dengan buru-buru. “Kudengar dari temanku, Yudha sekarang bekerja pada Jehan.” “What!?” sentak Julian. “Itu tidak mungkin!” bantah Haris. Dia dan Yudha sudah dekat sejak mereka kuliah. “Yudha bukan orang seperti itu!” “Tadi pagi dia datang ke Jehan, bersama kekasihnya, Leticia.” “Leticia kerja di Jehan?” tukas Harris tidak percaya. “Siapa Leticia?” tanya Julian. “Dia pacar Yudha, aku sudah pernah bertemu, tapi seingatku dia hanya seorang pegawai administrasi di sebuah manajemen artis, yang pasti bukan di Jehan.” “Ini orangnya?” Sammy memperlihatkan sebuah kiriman foto di tabletnya. Haris mengamatinya dan langsung tak bisa bicara. “Is that he?” Suara dingin Julian serupa es menjalar ke tubuh pendengarnya. “Is that he and his girlfriend, Haris?” Haris tampak kalut. “Ini mustahil! Yudha tidak mungkin…” “Tapi itu memang dia, bukan?” geram Julian berbahaya. Ia mengepalkan tangannya erat. “Brengsek!!” Lelaki itu memukul meja. Rautnya langsung mendingin dan terlihat seram. “Aku ingin kalian melakukan sesuatu. Cari tahu siapa staf tender wanita yang menangani proyek untuk event akhir tahun Jehan dan kemana dia akan pergi.” Lantas tatapan dinginnya memicing. “Dia merebut karyawan terbaik kita, kita akan merebut proyek terbaik mereka!” matanya membara penuh rencana. “Itu tidak sulit,” Haris berkata. “Dia pasti akan berada di pesta yang akan diselenggarakan oleh Rene. Ular betina itu akan menyelenggarakan ulang tahunnya akhir pekan ini di Hilton dengan tema pesta topeng Venezia. With barcode invitation. Kita tidak akan bisa masuk tanpa kartu barcode itu.” “No problem,” Julian mengerutkan hidung meremehkan, “Pokoknya cukup cari sasarannya. Gadis yang bekerja sebagai staf tender di Jehan,” perintahnya. “Aku akan meminta temanku memberikan rekomendasi,” tandas Sammy. Julian lantas teringat lagi kepada Rene, gadis super cantik dan seksi namun berbahaya itu. Sayang sekali mereka harus berdiri di sisi yang berseberangan. Jika tidak, Julian mungkin akan sangat mudah menyerah pada mata sensual yang berbinar cerdas itu. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD