Tanpa Judul

1076 Words
Bunda, apakah sudah di beritahu semuanya kepada Bu Dewi.?" Tanya Awan di sela makan sore itu sudah selesai. "Sudah Nak tapi bunda harus ngobrol dulu sama Nenek." Jawab nya seraya membereskan piring bekas makan itu. "Bunda biarin tidak usah di bereskan piring kotor, biarkan sama bi Ida yang membereskan nya, Ohk..... yaa sudah bunda obrolkan dulu sama Nenek." Ucap Awan. "Malam ini kamu pulang nggak Nak.?" Tanya Lisnawati yang sekarang duduk lagi berhenti membereskan piring kotor nya. "Pulang Bun, mau ada perlu sama Mang Baban." Jawab Awan. "Mau ngapain Nak.? Tanya Lisnawati penasaran. "Sepuluh hari kebelakang dia menawarkan rumahnya untuk di jual barang kali ada yang minat di pasar teman Awan,! Yaa aku tanya memang berapa mau di jual rumahnya.! Mang Baban nawarin 90 juta. "Emang udah yang mau beli nya.! Tanya Bunda ibu kandung pemuda bernama Awan. "Sudah ada.! Balas Awan singkat. "Siapa.! Teman kamu yang di pasar." Jawab Lisnawati menerka. "Bukan.......! Bun. "Terus siapa.! Bunda bertanya lagi. "Aku.......! Ucap pemuda itu, membuat Bunda dan ketiga sahabatnya melongo. "Serius........." Sarwan." Sahut.....! Kiara. Pemuda itu mengangguk dan berkata.! "Yaa.......! Kan rumah Mang Baban itu berdempetan sama rumah Bunda.......! Jadi Awan berniat untuk membelinya.! Lalu di renovasi terus di satukan, kepada bangunan rumah Bunda.....! Ucap Awan. "Anakku........! Mending tolong dulu Nenek. Saran Bunda. "Bunda......! Untuk urusan Nenek.......! Sudah di siapkan nanti, Bu Dewi yang atur, Awan mau pokus dulu benerin rumah buat Bunda agar lebih layak untuk di tempati. Dan tidak terus menerus di hina karna kita miskin....! Ucap Awan dengan mata berkaca kaca. Lisnawati terharu, hingga Air mata nya tak terasa menetes begitu saja. "Bu Lisnawati.........! Percaya kan sama anakmu...." Tugas seorang ibu adalah mendoakan anaknya." Sahut Bu Dewi memberi nasehat. "Baiklah..........! Terserah anakku saja..... Bunda hanya bisa berdoa semoga rezeki mu lancar terus." Amiin seraya menyeka Air mata yang mengalir. "Ehk.......! Awan punya hadiah buat buat Bunda dan ketiga sahabat ku serta Amel dan intan anak teh Dena. "Hadiah apa sih Nak? Tanya Bunda......! Iya Sarwan hadiah apa.'' Sahut mereka bertiga penasaran. "Ada, deh.......... Tunggu sebentar Awan bawa dulu ya. " Ucap nya lalu berjalan menuju motor dan membuka bagasi nya. Tak lama setelah itu dia datang membawa satu kantong plastik ukuran 24 di dalam nya lima buah kotak kecil dan satu dus berukuran sedang. "Ini buat Bunda biar bisa komunikasi sama Awan atau sama yang lainnya." Ucapnya seraya memberikan ponsel untuk kalangan kelas menengah. "Ini beneran sama Bunda......! Jawab nya antusias senang terlihat dari wajahnya. "Iya......! Bunda...... minta di pasangin ke Bu Dewi kartu seluler dan masukan nomor Awan sama nomor Bu Dewi." Titah nya. "Siap...... Makasih anakku, mudah mudahan rejeki nya lancar terus, amiin.'' Ucap wanita setengah tua itu sambil dia tangannya di usapkan pada wajahnya. "Yaa robball allamiin." Jawab pemuda bersama yang hadir di sana.....! "Ini buat kalian.........! Berempat aku sama kan semua nya.....! Buka lah.......! Pinta Awan seraya menyerah empat kotak kecil. "Kiara, Mira dan Irma serta Amel lalu menerima kotak kecil itu langsung membukanya.........! "Ohk May God,! Kaget mereka bertiga. Berbeda dengan Amel berkata. Are You Serious........ Kak Awan serius buat Amel. "Serious for you and you you you." Ucap Awan menunjuk satu persatu Amel, Kiara, Mira dan Irma. Thank you very much I am very happy to receive it." Ucap Irma Permatasari sangat senang dan suka sama kalung liontin yang di berikan pemuda itu. I hope you like this gift from your friend." Jawab Awan dengan senyuman. Mother give love to diamond." Kata Awan memberikan kotak satu lagi kepada Bunda. Bunda melongo dan garuk garuk kepalanya yang tidak gatal dan berkata. "Gak, ngerti........ Nak ngomong apa! Hingga mereka tertawa. "Sarwan...........! Itu Ibu mu di kerjain." Sahut Mira....! "Hehehehe.' Maap Bun itu titip buat intan.! Ucap Awan seraya meminta Maap. "Siap........... Gerak........! Jawab Bunda seraya tangannya di simpan di kepala, layaknya seorang tentara hormat kepada atasannya. Senja pun telah datang di kota kecil itu. Mereka pun segera bersiap siap untuk pulang ke rumah masing masing setelah berpamitan kepada pemuda itu yang akan pulang nanti pukul sembilan malam karna ada urusan terlebih dahulu. Setelah kepulangan nya dari perumahan Elit Leles Residance, Kiara dan Mira serta Irma langsung pulang kerumah nya masing-masing, beda sama Lisnawati yang langsung menuju rumah Nenek Awan yaitu ibu kandungnya Siti Romlah. Lisnawati kamu habis dari mana seharian ini, anak anak dan menantu mu nyari nyari kamu.? Tanya Romlah ketika wanita itu baru datang ke rumah nya. "Sebentar Bu Lisna mau minum dulu." Ucapnya langsung pergi ke dapur. "Bu, saya sudah ngobrol panjang lebar bersama Awan." Kata Lisnawati sambil berjalan dari dapur menuju ruangan tengah membawa gelas berisi kopi ABC susu. "Terus..... Terus...... Terus...... jawaban dari Cucuku yang paling ganteng gimana? Tanya Romlah penasaran. "Yaa....... ! Bayar dulu dua ribu Bu, kalau terus terus terus." Canda Lisnawati, tertawa cekikikan. "Huh....... Somplak durhaka loe, Lisnawati mempermainkan orang teu." Keluh ibu kandung nya kesal. "Aduhhh......." Main ancam mulu kalau ngomong sama Orang Tua ini." Ucap Lisnawati sambil menyeruput kopi nya. "Lagian, Ibu lagi pusing dari seminggu yang lalu kamu ngasih kabar, tentang cucu ku, ehk..... malah di ajak bercanda." Keluh nya seraya memasang mimik wajah kesal. "Hehehehe." Maap Bu......! Balas Lisnawati, seraya membuka satu bungkus rokok super. ( Bunda Awan, perlu pembaca tahu bila mulai memasuki waktu malam dia suka merokok dan minum kopi ABC susu. Hanya waktu malam saja ) "Yaaa........... Ibu maap kan, ceritakan buruan." Ucap Romlah penasaran.........! "Begini Bu, kata Awan, lalu Lisnawati menceritakan semua tentang obrolan bersama Bu Dewi, yang di minta tolong oleh anaknya dari A sampai Z tidak di kurangi atau pun di tambahi, cuma sedikit berbohong, hehehehe!. "Malas Lisna........! Harus ngobrol dulu sama Nenek peyot Markonah.! Kata ibu kandungnya itu. "Hmmmmm.'' Emang Ibu gak peyot gitu, main ngatain adik sendiri peyot." Kekeh anak nya itu. "Sama ibu juga sudah peot tapi........ Kamu sendiri tahu bagaimana, Markonah sama anak anak nya, orang nya? Tanya Romlah. "Lisna tahu Bu, biar nanti saya yang ngobrol ibu cukup mendengar kan nya, tidak usah ikut nimbrung obrolan saya bersama Hajah Markonah dan anak anaknya." Jawab Lisnawati. "Hati hati." Pesan Romlah, mengingat kannya. "Siap, Bu............! "Sekarang Anak mu di mana kenapa gak bawa kemari sudah hampir dua Minggu, Ibu tak bertemu.! Tanya Romlah. "Dia lagi ada urusan dulu........! Nanti jam 9 dia pulang." Jawab nya. "Ohk......... Kalau begitu ibu nginep di rumah kamu ahk." Sahut Romlah. "Hmmmmm." Yaaa sudah.....! Ayo Lisna mau pulang....." Ajak Lisnawati. !!Warning!! Wajib like dan komen. Setelah baca. Karna like dan komen itu gratis. Bila suka dengan karya author tambahkan Favorit atau vote nya. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD