KAYLA mendesah panjang. Akhirnya Namira selesai menjelaskan padanya mengenai rencananya kuliah di luar negeri. Kayla bukannya tidak mau mendengarkan cerita Namira. Namun, untuk saat ini ia sangat ingin berbaring di dekat Brooklyn. Kayla merasa tubuhnya sedang tidak prima. Kayla butuh istirahat setelah perjalanan panjang yang menguras tenaganya. Semoga saja Namira melepaskannya setelah ini. "Kau, kau tampak pucat. Apa kau sakit?" Namira memegang kening kakaknya. "Kau sedikit demam." Ucapnya kemudian. "Aku hanya kelelahan. Bolehkah aku turun dan menemui Brooklyn? Aku tidak tega meninggalkannya sendirian." "Tentu saja. Aku akan mengantarmu," Namira bangkit lalu menggandeng tangan kakaknya. Mereka berjalan menuju ruang keluarga untuk menemui Brooklyn dan Rizal. Sementara itu, Brook