Danil masih menatap berkas di mejanya. Sejak pagi tak ada satupun pekerjaan yang bisa ia selesaikan. Ucapan Mamanya kemarin membuatnya hampir menganga tak percaya. "Mama kasihan padanya." Itu jawaban Ulfa saat ditanya apa alasan Mamanya memberikan akses untuk gadis itu masuk ke dalam rumah mereka. "Setelah apa yang mereka lakukan pada keluarga kita?" Danil jelas tak mengerti. Lucu memang, jika ia harus mengerti semua jalan pikiran Mamanya. Ia sendiri tak memahami apa yang ia inginkan. Ia seolah berada di sebuah jalan yang bercabang. Sisi hatinya seolah mendua. Dan ia jelas geram, teramat. Bagaimana bisa hatinya sendiri begini. Sisi lain merasa puas akan perlakuannya pada Evelyn kemarin, tapi sisi hati lainnya, bayangan gadis itu menangis seolah menampar hatinya pula. Arggggh. Dani