Twenty Two

1350 Words

Dengan wajah ditekuk karena malu, Vivian menghabiskan buburnya. Rasa pahit di lidah kalah dengan sensasi berdebar akibat ulah Satria. Ia malu semalu-malunya. Bagaimana tidak, Satria melakukan hal gila di depan Evi. Rasanya Vivian sudah tidak punya muka lagi. Ia terlalu malu hanya untuk sekedar berbasa-basi. Evi juga tidak banyak bicara. Hanya menyodorkan obat pada Vivian untuk diminum. Karena Evi diam terus, Vivian jadi gak enak. "Evi, saya gak tahu harus ngomong apa, rasanya malu sekali." "Gak apa-apa, Nona Vivian. Saya faham kok, namanya juga sama pacar, pastilah udah biasa. Dulu juga saya pacaran kayak gitu." "Kamu sering ciuman kayak gitu?" Evi mengangguk, "ya, tapi gak sering juga sih, hehe." Pengakuan Evi mengingatkan Vivian pada mantan pacar-pacarnya yang dulu. Dari sekian man

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD