Satria merebahkan badannya yang terasa lelah. Tepat pukul 10 malam ia baru selesai mengobati pasien terakhir di kliniknya. Ia meraih ponsel dan membuka beberapa pesan yang masuk. Satria mengulum senyum membaca pesan dari Evi. Foto Vivian yang sedang menghabiskan buburnya dengan wajah ditekuk. Ah, gadis itu memang menjadi hiburan tersendiri baginya. Selelah apapun dirinya, saat melihat mata jernih milik Vivian, ia merasa semua penat itu menguap seketika. Sebutlah Satria gila karena berani menyentuh pasiennya sendiri. Entah keraksukan setan apa yang membuat dirinya tak tahan jika berhadapan dengan Vivian. Gadis itu sering menariknya dalam pusaran rasa yang kuat dan sulit ditolak. Ayolah, dia pria dewasa yang normal. Mengingat tubuh polos Vivian, membuat bagian dari dirinya bergejolak. Mun