09 | Kesembuhan Claire

1496 Words
RAPHAEL langsung pergi setelah keluar dari kamar adiknya. Dengan menaiki kuda, tak lupa membawa serta pedang yang selalu berada di pinggang kirinya. Dia meninggalkan kediaman Skywish untuk kembali melanjutkan tugasnya sebagai pengawal pribadi Gerald. Natan hanya mengantar anak angkatnya itu sampai pintu gerbang kediamannya. Karena dia juga tidak pernah meninggalkan kediaman Skywish, seperti halnya Claire yang tak pernah dia izinkan pergi. Dia akan tetap berada di sana apa pun yang terjadi, karena itulah sumpahnya saat mengurung Claire di kediamannya sendiri. Selama Claire masih berada di dalam rumahnya, maka Natan takkan pernah meninggalkan atau membiarkannya sendirian. Ellena pun melakukan hal serupa, hingga kadang kala membuat status kebangsawanan mereka mulai dipertanyakan. Satu-satunya yang membuat mereka masih menjadi bangsawan adalah Peachell. Pertunangan di antara kedua keluarga bangsawan gang membuat semuanya masih berjalan sebagaimana mestinya. Padahal, Natan tak pernah keberatan jika status kebangsawanannya dicabut. Selama dia bisa hidup bersama anak dan istrinya dan selalu dalam keadaan baik-baik saja, dia tak keberatan melepaskan apa pun yang dimilikinya. Leo datang tak lama kemudian. Natan memanggilnya untuk melihat keadaan Claire, setelah putrinya berlatih pedang dan jatuh sakit. Dia ingin Leo memastikan kalau Claire benar-benar baik-baik saja dan tak ada masalah serius yang harus dihadapinya. Setelah memeriksa keadaan Claire, Leo tak bisa menahan mulutnya untuk tidak marah-marah padanya. Ketidakwarasan Claire yang ingin menjadi kuat dengan cara berlatih pedang dan ilmu bela diri benar-benar membuatnya tak habis pikir. Bisa-bisanya dia berlatih sesuatu yang berat seperti itu? Padahal dia tahu, kalau tubuhnya tidak akan bisa mengikuti keinginannya. Dia terlalu lemah dan tak berdaya. Claire sadar itu, tapi kenapa dia tetap mau melakukannya? "Kau mengerti bagaimana keadaanmu sendiri saat ini. Lalu kenapa kau tetap mau melakukannya? Ingin menjadi lebih kuat, baiklah, aku akan membuat obat yang lebih pahit lagi dari yang sebelumnya," katanya, sedikit emosi. "Dokter, kau benar-benar ingin mengobatiku atau membuatku semakin sakit? Buatlah obatnya menjadi rasa yang berbeda. Obatmu sebelumnya hampir membuatku putus asa saat menelannya," protes Angel pada Leo yang langsung mendelik ke arahnya. Angel tidak membenci obat. Tidak pernah sekali pun. Tinggal di wilayah hutan belantara di mana tanaman obat-obatan tumbuh dengan baik, tak mungkin membuatnya bisa membenci obat atau segala sesuatu yang terasa sangat pahit. Hanya saja, setelah mengonsumsi obat yang sama setiap hari dan mengulanginya lagi berkali-kali, dia mulai merasa muak. Tentu saja dia akan muak. Tiga kali sehari dia akan menelan ramuan obat yang sama, tapi ia tak kunjung sembuh juga. Dia masih harus menelan obat lagi dan lagi, setiap hari, tak boleh berhenti sebelum dia benar-benar membaik. Bak sedang diberi makan dengan menu yang sama setiap tiga kali sehari, siapa pun pasti akan mual jika harus berada di posisinya sekarang ini. "Kau seharusnya tidak perlu belajar sekeras itu, kan? Kau bukan laki-laki, kau hanya seorang putri. Apa yang kau pelajari kali ini hanya membuatmu terlihat sebagai putri yang kasar dalam bertindak, tidak ada manis-manisnya sama sekali. Kau mengerti itu, kan?" Leo menceramahinya, mengingatkan Claire kalau dia tak perlu berusaha sekeras itu hanya untuk menggapai sesuatu yang mustahil untuk dia gapai. Namun, Angel tak pernah menginginkan dirinya menjadi putri lemah lembut, tak berdaya, apalagi berguna. Dia tidak ingin menjadi seperti itu. "Aku akan merasa semakin tak berguna jika hanya bisa berdiam diri saja. Aku ingin menggapai sesuatu yang sangat kuinginkan. Aku ingin keluar, melihat dunia luar dengan kedua bola mata kepalaku sendiri. Aku tak mungkin terus berada di sini, jika keinginanku adalah pergi dan melihat dunia itu sendiri. Sayangnya, aku takkan bisa pergi kecuali bisa melindungi diriku sendiri. "Aku tak bisa menggunakan sihir, mantra apa pun yang kulafalkan, semuanya percuma, tak terjadi apa-apa. Namun, pedang dan bela diri berbeda. Kedua hal itu tak memerlukan bakat apa pun, karena mereka hanya membutuhkan sebuah usaha. Dan aku bisa berusaha." Angel mengembuskan napas kasar, lalu kembali melanjutkan, "Walaupun aku akan menjadi seorang putri yang kasar dan tidak manis sama sekali. Aku tak peduli. Menurutku, tidak bisa melindungi diri sendiri lebih buruk daripada menjadi sosok putri yang tidak manis dan layak untuk dicintai." Leo membuka mulutnya, tapi tak ada satu pun kata yang terucap dari bibirnya. Dia tak bisa berkata-kata setelah mendengar semua kalimat yang dilontarkan Claire padanya. Perempuan itu benar ... walau rasanya juga ada yang salah. Claire sangat cantik. Hanya perlu belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik, dia akan bahagia karena banyak anak bangsawan yang akan datang melamar, melindungi, dan bersumpah untuk membahagiakannya. Namun, dia lebih memilih menjadi perempuan kasar yang bisa menggunakan pedang dan ilmu bela diri. Membayangkannya saja membuat Leo bergidik ngeri. Cantik, tapi sangat sanggup untuk menyakiti fisik. Leo mengembuskan napas pasrah. Dia tidak bisa melarang, karena apa yang Claire katakan sebelumnya sudah cukup untuk membuatnya bungkam. Dan lagi, dia juga tak merasa keadaan Claire sekarang menjadi lebih buruk setelah ia berlatih pedang. Mungkin, dia sekarang memang mengeluh pusing. Namun, itu wajar terjadi, karena tubuhnya sedikit demam dan pastinya dia akan merasa lemas. Semua itu penyakit biasa kalau dia mengalami kelelahan. "Apa tidak ada obat yang bisa menyembuhkan dan membuat staminaku semakin kuat? Aku menyukai latihan itu dan aku akan berusaha keras untuk bisa menguasai semua gerakannya." Leo menghela napas kasar. Toh, tidak ada gunanya dia menyembunyikan hal itu dari Claire, karena mungkin perempuan itu sudah menyadarinya lebih dulu. "Dengar, ini hanya asumsi saja, tapi aku menduga kau hanya kelelahan. Aku akan membuat resep obat untuk mengatasi rasa lelah dan rasa pusing di kepalamu. Sebagai gantinya, kau harus berhenti meminum obatmu sebelumnya." Angel terdiam cukup lama, sebelum kembali bicara, "Apa tidak apa-apa, kalau aku sampai berhenti meminum obatku sebelumnya?" Dia cukup khawatir tentang hal itu. "Aku tidak tahu pasti, berdoalah kalau kau benar-benar sudah sembuh kali ini," balas Leo cukup ragu. Dia berasumsi Claire hanya kelelahan saat ini, karena dia bisa mengikuti latihan sekeras itu walau hanya beberapa jam saja. Padahal jauh sebelumnya, Claire tidak pernah kuat berjalan lama di bawah sinar matahari karena penyakitnya. Angel menelan ludahnya susah payah. "Aku takut kehilangan fungsi kedua kakiku lagi," akunya jujur. Dia sangat takut tidak bisa berjalan dan menjadi lumpuh. Jika dia mau membalas dendam atau minimal mencari alasan sebenarnya tentang kematian keluarganya, maka dia memerlukan kakinya untuk keluar dari sini dan mengorek semua informasi yang ia butuhkan. "Itu tidak akan pernah terjadi. Penyakitmu sebelumnya berkaitan dengan hati dan jantung, tidak ada pengaruhnya dengan kedua kakimu sama sekali," kata Leo heran. Apa mungkin .... Mata pria itu langsung melotot. Dia menatap Claire tak percaya. Apa selama ini dia salah mendiagnosis dan memberinya obat? Penyakit jantung dan hatinya sebenarnya sudah sembuh. Dia hanya takut tidak bisa berjalan lagi. Itu berarti ... dia tak pernah merasakan sakit jantung dan hatinya setelah dia bangun kembali. Karena ingatannya hilang, dia tidak bisa mengingat penyakitnya sebelum ini. Claire benar-benar sudah sembuh? "Benarkah?" Angel menatap Leo dengan ekspresi tak percaya. Dia cukup ketakutan kalau dia akan kehilangan kedua kakinya untuk selamanya. "Apa kau tak pernah merasakan sakit di hati dan jantungmu selama ini?" tanya Leo memastikan sekali lagi. Angel menggeleng. "Aku memang merasakan sakit di seluruh tubuhku, tapi aku lebih takut jika tak bisa berjalan lagi." "Oh tidak, kenapa kau tak mengatakannya dari awal? Aku berpikir, kau masih menderita penyakit hati dan jantung seperti sebelumnya!" Angel tentu saja tidak tahu itu. Tubuhnya memang terasa sakit semua, jadi ia berpikir Leo sudah tahu maksudnya. Lagi pula, dia mengecek keadaannya berulang kali, apa dia tak pernah menyadarinya? "Aku tidak tahu. Aku tidak ingat apa pun." Angel menggelengkan kepala. Setelah itu, Leo mengatakan kalau dia harus menghentikan obat yang dia minum sebelumnya, lalu menggantinya dengan obat baru untuk mengatasi rasa lelah dan pusing yang dideritanya. *** Natan terkejut mendengar kabar itu dari Leo. Sebagai dokter, Leo meminta maaf atas semua kecerobohannya. Saat dia mengecek keadaan Claire, dia masih merasakan adanya ketidakberesan di tubuh perempuan itu. Namun, sekarang dia sangat yakin saat mengatakan kalau Claire telah sembuh dari penyakit hati dan jantungnya. Terutama setelah Claire meminum obat baru yang diresepkan Leo padanya, perempuan itu langsung bisa berlari keluar dan terlihat tanpa beban saat melompat-lompat. Seperti ... penyakitnya sebelum ini hanya gurauan yang tak nyata keberadaannya. Natan masih cukup syok. Dia hanya diam menatap putrinya dari kejauhan. Bahkan Ellena berdiri di sampingnya dengan ekspresi tak percaya saat melihat putrinya —yang dulu hanya bisa mengintip di balik jendela kamar tanpa bisa berbuat apa-apa, kini tengah melompat-lompat tanpa beban sambil membawa pedang pemberian Natan di tangan kanan. "Jadi, dia benar-benar sudah sembuh sekarang?" tanya Ellena. Air mata menganak di kedua bola matanya. "Sepertinya memang begitu." Natan mengangguk, matanya menatap Claire yang terlihat senang karena keadaan tubuhnya langsung membaik setelah ia meminum obatnya. Dia berbeda .... Dia berubah .... Apa pun itu, Natan akan menerimanya. Walaupun dalam diamnya dia mulai curiga, jika Claire yang berada di seberang sana bukanlah anaknya. Dia orang yang berbeda. Claire sebelumnya tak seperti dia. Claire yang ini adalah orang yang hebat dan penuh semangat. Mereka sangat berbeda ... Aku yakin, dia bukan anakku, tapi tubuhnya memang milik putriku .... Apa pun itu dan siapa pun dia ... aku tak bisa mengabaikannya begitu saja. Aku tak bisa mencegah diriku untuk tidak mencintainya, sebagaimana seorang ayah mencintai anaknya pada umumnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD