Sesuai yang dikatakan kakek Antoro kemarin, hari ini kakek Antoro tengah bersiap untuk ke rumah Feli dan mengatakan maksud kedatangan nya kesana. Sedangkan Gabby, Gabby masih membujuk sahabatnya untuk membantu dirinya membatalkan pernikahan nya dengan pria yang tak dikenal itu.
"Kenapa dadakan?," Tanya Feli setelah Antoro mengatakan maksud kedatangan nya,
"Aku juga tidak tahu Fel, tadi Sean mengatakan kalau keputusan nya sudah dipikir matang-matang, sudahlah, kamu terima sama, aku yang akan mengurus semua keperluan nya, kamu tinggal terima beres." Ujar Antoro dengan santainya,
" Baiklah, akan ku beritahu Gabby," ujar Feli. Antoro pun pulang dan Feli memanggil Yuana.
"Ana, dimana cucuku?," Tanya Feli sambil memijat dahinya yang sudah berkeriput,
"Masih di kamarnya Nyonya," jawab Ana,
"Segera kamu suruh orang-orang butik langganan kita untuk membuat gaun pernikahan buat Gabby, tanpa Gabby harus kesana, mereka pasti akan tau ukuran tubuh Gabby seperti apa," ujar Feli,
"Baik Nyonya," ucap Ana. Ana segera memerintahkan orang-orang butik untuk melakukan apa yang Feli perintahkan. Tepat pada jam makan malam, Feli dan juga Gabby masih menikmati makan malamnya. Setelah meletakkan sendok di piring kosong sisa makanan nya, Feli menatap Gabby yang masih menikmati suapan terakhir nya.
"Sayang, untuk acara pernikahan mu diadakan dua hari lagi, kamu
Uhuk uhuk uhuk
Gabby langsung tersedak sisa makanan nya saat mendengar kata pernikahan. Feli langsung memberikan air putih di gelasnya yang masih utuh.
"Pelan dong Sayang," ucap Feli dengan lembutnya,
"Nenek tidak lagi bikin kelucuan kan?, Nenek tidak lagi nge prank Gabby kan?," Tanya Gabby dengan raut wajah yang sudah memerah karena tersedak dan juga menahan tangis,
"Sama sekali tidak Sayang, ini demi kebaikan…
"Nenek. Ini kebaikan Nenek, bukan kebaikan Gabby. Nek, Gabby masih muda, kenapa harus buru-buru nikah?, Lagian Gabby bukan tidak laku sampai Nenek harus terburu-buru menikahkan Gabby. Nenek, tolonglah, tolong ngertiin Gabby, kali ini saja." Ucap Gabby dengan suara parau nya karena menahan tangis sambil mengatupkan kedua tangannya.
"Seperti yang nenek katakan sebelumnya Sayang, nenek tidak pernah merubah keputusan nenek." Ucap Feli. Air mata Gabby yang sudah payah Gabby tahan, akhirnya jatuh pula membasahi pipi mulusnya. Gabby langsung mendorong kursi yang di duduknya untuk berdiri.
"Aku sudah kenyang Nek, mau istirahat dulu," Pamit Gabby tanpa melihat ke arah Feli. Gabby mulai melangkah menaiki anak tangga dengan langkah yang pelan sambil mengusap air mata yang terus membasahi pipinya. Feli hanya memandang punggung Gabby dari belakang sampai Gabby tak terlihat.
Keesokan harinya, Gabby memutuskan untuk tidak ke kampus, namun tetap berpamitan pada Feli untuk pergi ke kampus. Gabby meminta Moana, agar Moana tidak ke kampus juga dan mengatakan jika dirinya akan ke rumahnya.
Setelah sampai di rumah Moana, Gabby langsung nyelonong masuk seperti rumahnya sendiri. Yah, karena seringnya Gabby bermain atau menginap di rumah Moana, jadi pembantu Moana sudah tidak melaporkan dulu pada Moana jika ada kedatangan Gabby.
Brak
Gabby langsung membuka pintu kamar Moana, membuat sang empunya yang sedang menikmati alam mimpinya langsung terbangun dan duduk dengan mata yang setengah terbuka. Gabby langsung melempar tubuhnya ke ranjang Moana sambil menangis dengan posisi tengkurap, tubuh Gabby bergetar kencang menumpahkan tangisnya di rumah sahabat.
"Are you okay Gab?" Tanya Moana dengan mata yang sudah terbuka sepenuhnya.
"Moa, gue gak tau harus marah dan benci sama siapa, yang jelas gue gak mau nikah, gue benci sama diri gue sendiri karena memiliki nasib yang tidak beruntung." Ucap Gabby menangis sambil memukul kasur empuk Moana.
"Alah Gan, sudahlah. Lo gak kasian apa sama kasur kesayangan gue ditabok terus dari tadi," ucap Moana dengan nada cemberut nya membuat Gabby seketika melotot kan matanya.
"Moana, gue lagi serius." Ucap Gabby dengan geramnya membuat Moana cengengesan sambil mengelus kasur kesayangan nya.
"Terus kita ngapain nih nggak kuliah?," Tanya Moana sambil membenarkan bantalnya yang sedari tadi di peluk,
"Nggak usah kemana-mana, gue kesini cuma mau nenangin diri aja," jawab Gabby dengan malasnya,
"Terus rencana Lo kemaren gimana?," Tanya Moana lagi,
"Ya tetap jalan lah, asal masih ada Lo yang bisa bantuin gue," jawab Gabby yang sudah mulai berhenti menangis,
"Terus kapan Lo mau ngelakuin rencana itu?," Tanya Moana lagi
"Tepat pada hari pernikahan," jawab Gabby sambil tersenyum menyeringai. Moana yang melihat reaksi Gabby bergidik ngeri.
"Yakin Lo?," Tanya Moana memastikan,
"Hem, yakin." Jawaban Gabby dengan mantapnya. Kedua gadis yang sama-sama cantik itu dengan kompaknya tidak masuk kuliah.
"Gab, kita ngadem yuk, jalan-jalan ke mall gitu," ucap Moana dengan memberi usulan,
"Boleh juga tuh," Jawab Gabby dengan senyum cantiknya. Gabby dan Moana mulai bersiap untuk ngadem. padahal di rumah sendiri udah adem, emang alasannya saja ingin jalan-jalan(author). Setelah kedua gadis cantik itu selesai mengganti pakaian, mereka mulai saling pandang, saling menilai penampilan mereka. Dengan atasan yang memperlihatkan perut rata cantik dan mulus, serta rok pendek yang super-duper pendek. Kedua gadis itu memakai dengan pakaian yang sangat feminim. Gabby mulai mengambil tas Sling bag nya, lalu melempar kunci mobilnya pad Moana.
"Let's go," ucap Gabby yang langsung di angguki oleh Moana. Untuk urusan bolos kampus, Moana lah yang paling senang, jadi, dengan wajah cerianya, Moana keluar dan mengunci rumahnya. Kedua gadis yang terlihat sangat begitu cantik itu mulai mengendarai mobil mewahnya ke arah mall yang katanya ingin ngadem. Setelah mereka sampai di mall, Gabby dan Moana mulai berjalan mengelilingi seluruh mall dengan semangat nya, Gabby seakan-akan melupakan masalah yang sempat membuat nya menangis sambil memukul kasur kesayangan Moana. Sekarang Gabby sudah terlihat ceria lagi, karena memang Gabby tipe orang yang tidak gampang menangis selain yang benar-benar pantas untuk ditangisi. Sedangkan di kantor, saat ini Sean meminta Fatur sang sekretaris, meminta agar Fatur mengawasi kelakuan Gabby sebelum menjadi seorang istri. Fatur dengan kesalnya melakukan apa yang tuannya perintahkan.
"hidup sebagai bos itu emang enak ya, enak perintah aja, tidak perlu melihat anak buahnya capek atau gak, tuan Sean tidak ingat apa, kalo tugasku untuk terus memantau nona Paula belum kelar, ini malah di kasih tugas untuk memantau calon istrinya, emang benar ya. bos PLIN PLAN" Gerutu Fatur dengan kesalnya. Fatur mulai mengawasi setiap kelakuan Gabby sejak keluar dari rumahnya dan masuk kerumah Moana, hingga keluar dari rumah Moana dengan penampilan yang sudah berubah lebih cantik dan sexi. Bahkan saat Gabby dan Moana memasuki mall, Fatur masih setia merekam Gabby dari jarak jauh. Sedangkan Gabby, Gabby sendiri tidak menyadari jika dirinya sejak keluar dari rumah telah diikuti oleh Fatur. Saking senangnya, kedua gadis itu tidak menyadari jika hari mulai sore. Mereka memutuskan untuk pulang, yang pasti pulang kerumah Moana, Gabby terlalu malas untuk pulang ke rumah dan mengingat dirinya yang sebentar lagi akan menikah. Setelah mereka memutuskan untuk pulang, Fatur juga memutuskan untuk kembali ke kantor dan menyerahkan hasil rekaman nya pada Sean.
"Selamat malam Tuan," sapa Fatur setelah masuk ke dalam ruangan Sean,
"Hem," jawab Sean dengan nada datarnya
"Ini hasil rekaman Nona Gabby seharian Tuan," ucap Fatur sambil menyerahkan hasil rekaman nya. Sean hanya memandang tanpa berniat mengambil nya.
"Kamu merekamnya?," Tanya Sean
"Iya Tuan, dan ini hasil rekamannya," jawab Fatur sambil kembali menyodorkan ponsel yang layarnya memperlihatkan sebuah rekaman video,
"Siapa yang menyuruhmu merekam?, Aku hanya memintamu memantaunya saja, bukan merekam." Ujar Sean dengan santainya.
Duar