part 3

1021 Words
"Tentu saja, kamu segera atur rencana selanjutnya!." perintah Feli dengan penuh keyakinan yang langsung dijawab anggukan oleh orang yang baru saja masuk. Feli kembali sendirian di dalam kamarnya setelah orang itu keluar, Feli membuka laci meja nakas nya dan mengambil kertas usang yang terdapat begitu banyak tulisan, entah itu kertas apa?, Hanya Feli dan pastinya sama author yang tau (wkwkwk). Gabby termenung sendiri saat mengingat dirinya yang dijodohkan, Gabby mencoba untuk menghubungi sahabatnya. Tutt tutt tutt "Hallo Gabby Teddy bear,.Sorry, when you were having trouble I wasn't by your side" ucap Moana sahabat dekat Gabby, yang bahkan Gabby anggap sebagai saudaranya, saking dekatnya dengan suara yang dibuat sesedih mungkin. "Where have you been?, Gue dari kemarin telpon kamu tapi gak bisa-bisa, gue kira Lo udah koit?!," Ucap Gabby dengan mengeluarkan semua uneg-uneg nya. "I'm so sorry. Kemarin gak tau kenapa tiba-tiba gue diculik dan bahkan hp gue baru gue temuin saat gue sadar tepat pada jam makan malam, sorry banget." Ucap Moana dengan nada sesalnya dan menceritakan sesuatu yang menimpanya secara tiba-tiba serta ekspresi yang menurut author sangat lebbay. "All right, no problem. Sekarang Lo bisa kerumah gak?," Tanya Gabby dengan suara rendahnya yang tidak memiliki rasa semangat lagi saat mengingat dirinya di jodohkan. "Ok, gue otw kesana, tapi tidak apa-apa kan sama Nenek Feli?, Gue takut soalnya ini sudah malam." Ucap Moana yang langsung dijawab tidak oleh Gabby. Gabby mematikan sambungan telepon nya setelah Moana menerima permintaan nya untuk kerumahnya. 20 menit perjalanan, Moana Sampai di rumah Gabby. Ting tong Moana masih menunggu agar tuan rumah membukakan pintu untuknya. "Maaf Non, Non Gabby sedang istirahat!," ucap pembantu Gabby yang memang sudah mengenal Moana karena seringnya Moana main ke rumah Gabby. "Biarkan dia masuk Bik!," ucap Nenek Feli sebagai tuan rumah. Moana menoleh ke sumber suara yang berasal dari tangga rumah milik Gabby. "Ada apa Sayang datang malam-malam begini?," Tanya Feli lembut sambil menatap manik mata Moana, "Emm, mau ketemu sama Gabby Nek, Gabby nya ada gak Nek?," tanya Moana dengan santunnya sambil tersenyum kikuk, "Baru saja pulang, kamu samperin aja siapa tau belum tidur!" ucap Feli sambil menunjuk ke arah kamar Gabby dengan dagunya. "Memangnya sejak tadi Gabby kemana Nek?," tanya Moana yang memang tidak mengetahui masalah Gabby sejak pagi tadi sampai malam ini. Gabby menunduk sambil melangkah melewati Feli menuju kamar Gabby. Feli menuju kamar Gabby dengan langkah sambil berlari kecil. Ceklek "Oh Gabby Teddy bear,."I almost came home because Lo's maid said Lo was resting, emang Lo ada masalah apa sih, kayaknya penghuni di rumah ini kayak mau nge kurung Lo gitu?," tanya Moana penasaran sambil mendaratkan bokongnya di sisi ranjang tepat di dekat Gabby. "I was matched with someone I never knew." Ucap Gabby dengan suara sendunya tanpa melihat ke arah Moana, "What.....!," Teriak Moana dengan sangat kencang hingga membuat Gabby seketika menatapnya dengan tatapan tajamnya "Ups, sorry," ucap Moana sambil menutup bibirnya dengan telapak tangan nya. "Gue kaget Gab, Lo gak lagi nge prank gue kan?," tanya Moana dengan tatapan yang sudah mulai teduh karena merasa tidak tega dengan nasib yang dialami sahabat nya, "No," jawab Gabby dengan singkatnya tanpa menatap mata Moana. "Terus Lo gimana?, Berima gak sama perjodohan itu, udah coba nolak belum?," Tanya Moana dengan wajah yang ikut sedih. "Gue sudah mencoba untuk menolak Moa, tapi tetap aja nenek tidak pernah menerima penolakan dari aku, mau sebesar apapun aku menentang perjodohan itu, nenek akan tetap melanjutkan perjodohan itu," jawab Gabby dengan wajah sendunya. "Ups setralala Gabby,.Don't cry," ucap Moana sambil memeluk Gabby dengan penuh kasih sayang sebagai seorang sahabat. "Thank you very much my friend. Itulah sebabnya aku kemarin pergi dari rumah setelah mengetahui kalo aku dijodohkan, dan Lo tau?!, Gue hampir saja di lecehkan sama kedua preman jahat itu saat gue mau menghubungi Lo, tapi tetap aja seharian hp Lo gak bisa gue hubungi, untung saja ada seseorang yang menolongku dan lolos dari kedua preman jahat itu, tapi sayang…..!," Gabby men jeda ceritanya sambil menatap ke depan dengan tatapan yang kembali bersedih, "Sayang kenapa Gab?," tanya Moana penasaran, "Majikan orang yang menolongku itu jahat banget, udah dingin, datar, gak punya hati nurani lagi." jawab Gabby dengan memberi tahu sosok Sean di matanya yang menurut Gabby sangat tidak berperikemanusiaan. "Gak punya hati gimana?," tanya Moana lagi dengan mengernyitkan dahinya. "Dia menyuruh asisten baiknya yang menolongku agar menurunkan aku di jalan pertigaan sebelum berputar ke jalan rumah ini." Jawaban Gabby dengan wajah yang sudah berapi-api karena marah, "What? You were dropped off in the middle of the road? At this time of night?" Ucap Moana dengan memastikan cerita Gabby agar tidak salah di pendengarannya. "Iya, dan gue, dengan terpaksa turun dari mobil itu dan memilih berjalan kaki sampai ke rumah ini." Jawaban Gabby lagi dengan hati yang dongkol. "Gila ya tuh orang,.It's really inhumane." Ucap Moana yang ikut geram dengan apa yang diperbuat Sean pada Gabby sahabatnya. "Terus gimana dengan nasib perjodohan Lo?," tanya Moana saat mengingat jika sahabat sekarang sedang dalam masalah dengan perjodohan nya, Gaby hanya menjawab dengan gelengan lemah sambil menunduk menyembunyikan tangisnya. Moana yang merasa tidak tega dengan sahabatnya langsung memeluk tubuh Gabby dengan sangat erat, memberi kekuatan pada sahabatnya agar tidak merasa sendirian. "Usss, cup cup dong Gab.Don't be sad like this, I will always be there for you, ok. Kita harus cari cara agar perjodohan Lo tidak lagi diteruskan, dan Lo gak perlu khawatir gue akan selalu ada disamping Lo buat menyemangati Lo." Ucap Moana panjang lebar yang langsung menghadirkan ide cemerlang di kepala Gabby. Gabby mendongak menatap wajah sahabatnya dengan tatapan yang sulit diartikan oleh Moana. "Kenapa?," tanya Moana karena melihat Gabby sepertinya enggan untuk bicara, "Gue butuh bantuan Lo!," ucap Gabby dengan tangis yang sudah mereda, "Bantuan apa?," tanya Gabby penasaran "Sini," Gabby menyuruh Moana mendekat ke arahnya dan membisikkan sesuatu ke telinga Moana agar rencana mereka tidak terdengar oleh siapapun. Moana hanya mendengar kan saja apa rencana Gabby dengan begitu serius sampai pada akhirnya Moana langsung membulatkan matanya saat Moana mendengar semua bisikan Gabby sampai selesai. "Gimana?," Tanya Gabby setelah menjauh dari Moana dengan menaik turunkan alis nya meminta pendapat Moana. "Gab Lo…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD