Mata Luna membulat lebar saat dia melihat ada Rio di depannya. Dia tidak menyangka kalau dia akan ketahuan seperti itu. Rio mendekati Luna. Dia melihat ke arah kekasihnya yang sudah membawa semua barang-barangnya, tapi malah nyasar ke tempat yang salah. “Kamu ngapain di sini? Katanya kamu mau pulang cepet,” tanya Rio mencoba menekan emosinya, agar suaranya tidak terdengar penuh amarah. “A-aku ... aku ada perlu sama ....” Luna kebingungan menjawab. Nanti pasti Rio akan bertanya lebih panjang lagi. “Ada perlu sama siapa?” tanya Rio berharap kekasihnya akan jujur. “Bu Luna,” panggil Irwan yang tiba-tiba muncul. Luna menoleh ke arah Irwan dan berharap pria itu akan membantunya. “Pak Irwan,” jawab Luna pelan. “Silakan masuk, Bu. Pak Dion sudah menunggu.” “Pak Dion?” ucapan Irwan bak seb