"Ish lepasin Mas!" ucap Arini seraya meronta-ronta dalam rangkulan Trevor. Pria itu terus menampakkan wajah masam dan juga menatap lurus ke depan tak memperdulikan rontaan istrinya keduanya. "Kau jangan salah paham dulu. Aku hanya untuk memberitahukan perjodohan yang--" Trevor menghentikan langkahnya. Dia kemudian memandang tajam pada Arini. "Kau, kan bisa mengatakannya lain kali. Apa kau tak berpikir bagaimana tanggapan dia setelah tahu bahwa kita akan menjodohkannya pasti dia menolak." "Tapi tak ada salahnya kalau kita mengatakan perjodohan Kevin bukan?" "Iya tidak salah tapi kita harus mencari waktu yang tepat." "Dan waktu yang tepat itu kapan?" Pertanyaan Arini membuat Trevor berpikir keras lalu mengatakan secara asal-asalan. "Pada saat makan malam mungkin." gumam Trevor tak past