Siang itu, di sebuah gedung pencakar langit milik Wangsa Group terlihat Ammara sedang menemui Nissa dan sang puteri di ruang tunggu VIP. ”Niss, kamu udah gila, hah?! Bisa-bisanya kamu dateng ke kantor, bawa anak lagi!” Hardik Ammar kesal. ”Kamu gak ada kabar, Ammar. Anak kita kangen sama kamu, ayahnya.” Jawab Nissa dengan suara setengah berbisik, dia tak ingin sang puteri mendengar kalimatnya, sehingga bisa merusak mental sang puteri. ”Kamu bisa kasih alasan buat anak kecil itu. Tau apa dia soal pekerjaan orang tuanya. Otak kamu saja yang kurang fungsi!!” Geram Ammar dengan mencengkream kuat lengan Nissa. ”Kamu gak pernah sih ngadepin anak, Ammar. Jangan sampai kamu menyesal telah menyia-nyiakan anak sendiri, Ammar.” Geram Nissa yang menatap penuh perlawanan terhadap Ammar, pria yang d

