Ternyataaa

1124 Words

“Selagi gak makan orang, harusnya aman sih?” Canda Kinanti penasaran. ”Bokap dia pengacara kondang, Cuy!” ”Siapa?” Kinanti cepat menyahut. ”Pak Ponan.” Deg! Seketika jantung Kinanti berdegub dengan kencang, tangannya bergetar. Dia tersenyum kaku. Entah mengapa wajahnya tiba-tiba sulit untuk di ajak melukis senyum. ”Ohh, Pa-pa kamu, pak Ponan? Pantes, aku merasa kamu mirip dengan seseorang…” gumam Kinanti tanpa sadar, dan semua orang menoleh, termasuk Dena. “Aku juga merasa seperti melihat kakak. Tapi, aku lupa dimana…” ”Kamu pernah masuk tv, bukan?” Tanya Kinanti tiba-tiba, untuk menghilangkan curiga mereka. ‘Belum saatnya, Kinanti….jangan lepas dulu topengmu. Aku masih belum tahu apakah pak Ponan berada di pihak yang netral sesuai amanah atau ternyata beliau sudah terkontaminasi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD