Rumah duka sudah ramai dengan kerabat yang datang. Tampaknya memang sudah ada yang memberitahu dari salah satu keluarga. Karena tadi Papanya sempat menelfon saat di rumah sakit. Hans memarkir mobil di luar pagar rumah mewah itu. Kemudian masuk melangkah menuju rumah utama. Tidak ada yang menegurnya, Hans pun tidak tahu yang mana kerabat Papanya. Mereka hanya tersenyum sambil mengangguk pada pria tegap itu. Sebenarnya ia ingin menemui adik tirinya. Hans ingin melihat keadaannya. Pasti shock. Karena ia pernah merasakan kehilangan. Tapi bedanya waktu itu dia sudah sangat dewasa, sedangkan Vika masih remaja. Ketika Hans hendak bertanya pada seorang wanita setengah baya, yang diingatnya itu adalah adik perempuan Papanya, ponsel di sakunya berbunyi. Istrinya menelfon. "Hallo, Mas. Ini aku m