70 || Sisi Cupu Angkasa

1441 Words

Fix, tiga-tiganya tidak bisa tidur, baik itu Bumi, Mars, maupun Oceania. Mereka duduk kumpul di ruang keluarga lantai bawah, auranya begitu tegang. Kadang Mars melirik Bumi, Nia juga melirik kakak-kakaknya, tetapi kemudian menunduk. Begitu saja terus. Sampai akhirnya, Nia menyerah dalam kebisuan itu, dia berkata, "Kak Ica akan baik-baik aja, kan?" Mendapati tolehan mata dari dua abangnya. "Doain aja," sahut Bumi. "Semoga baik-baik aja, semoga bayinya lahir dengan selamat, begitu pun ibunya." Mars menimpali. Nia mengaminkan. "Betewe, anaknya kembar, kan, Bang?" Di situ Mars mengangguk. "Duh, semoga lancar ... mana Kak Ica masih kecil lagi." Sungguh, Nia begitu khawatir. "Nggak sekecil kamu," timpal Bumi. Nia auto mengerucutkan bibirnya. "Tapi Nia bener, lho, Bum. Ah, anjir ... se

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD