“Hahhh… hahhh… hahhh…” Peluh menetes deras, nafasku dan Isac sama-sama terengah, mata Isac memandang sayu wajahku yang ada di bawahnya. Tubuhnya yang kekar, dapat aku rasakan selaras dengan staminanya yang luar biasa. Anak muda zaman sekarang memang benar-benar liar, aku kira Isac tidak sekuat ini, rupanya ia berhasil membuatku kewalahan dalam permainan cinta yang panas. “Kau pikir aku polos, Madame?” ucapnya sambil menyeringai di atasku. “Ah… sial, dasar bocah kurang ajar!” Aku belum sanggup membuka mata, kepalaku terasa berat setelah berkali-kali dibuat mendaki puncak oleh bocah ingusan di atasku. Tanganku yang lemas, hanya mampu menepuk pundaknya pelan sebelum kemudian kembali lunglai. Isac berguling ke samping, merebahkan diri tepat di sebelahku. Permainan telah usai, aku dapat me