Catatan 92

1506 Words

Aku berjalan terburu-buru keluar dari tempat gelap namun gemerlap, mencari jalan menuju ke permukaan lalu segera memacu mobil menuju Kota Nelayan karena Isac menghubungiku ketika aku baru keluar dari tempat gelap itu. Aku masih belum tahu tempat apa itu, tempat yang mirip dengan Arena di masa lalu, yang aku belum tahu juga apakah memang tempat itu ada di bawah kendali Bianka atau tidak. Arena kedua, mungkin istilah itu bisa aku gunakan untuk menyebut tempat di mana perjudian dan pertarungan jalanan menjadi sajian utama di sana. Setelah menaruh mobil di apartemen, aku segera memesan taksi dan menuju ke pelabuhan penyeberangan. Dari pelabuhan, aku berjalan kaki menuju ke garasi Seaside Bar dan masuk ke dalam bar melalui pintu belakang. Malam yang sudah larut tidak membuat tenagaku habis kar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD