Ibu Novita menerima revisi ceritaku dengan penuh antusias. Kami bahkan sudah berencana untuk bertemu membicarakan detail penanda tangannan kontrak minggu ini. Semua sudah berjalan sesuai dengan rencana kecuali keberadaan keluargaku yang muncul secara mendadak.
Ibu dan Riri sudah seminggu lebih tinggal bersama kami. Keanehan demi keanehan makin kurasakan makin lama mereka berada bersamaku. Ibu mengeluarkan sifat aslinya di belakang Ian. Dan berlagak manis di depan pria itu. Sifatnya yang bermuka dua tidaklah mengagetkanku. Justru kelakuan Riri lah yang membuatku sedikit bingung.
Adikku sepertinya selalu berusaha untuk merebut perhatian Ian dariku setiap ada kesempatan. Mulai dari hal kecil seperti menyiapkan sarapan, yang di benci Martha dengan sepenuh hati. Hingga menemaninya berolahra
