"Gimana, Dave? Apa ada masalah?" Iqlima bertanya penuh harap di hadapan seorang pria dengan jas putih dan kacamata yang bertengger di hidung bangirnya. Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kesalahan fatal yang telah dia perbuat, Iqlima membawa sang suami ke dokter spesialis demi memastikan masa depan pria itu baik-baik saja. Pagi-pagi sekali, bahkan Afkar termasuk pasien pertama saking Iqlima khawatir dibuatnya. Wajah pucat Afkar yang menahan ngilu jelas jadi alasan, dan tidak mungkin memastikannya secara mandiri. "Dari hasil pemeriksaan, sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Iqlima." "Benarkah?" "Off course, suamimu baik-baik saja." "Kau sudah pastikan dia masih bisa berdiri, 'kan?" tanya Iqlima lagi secara terang-terangan hingga membuat pria yang juga merupakan temannya