bc

Jungkir Balik Dunia Sirin

book_age16+
62
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
HE
kickass heroine
scary
loser
lucky dog
city
like
intro-logo
Blurb

Atas permintaan Zidan, Sirin berpura-pura menjadi hantu Bloody Mary untuk mengerjai Alita, pacar Zidan yang juga sahabat Sirin. Namun karena hal itu, Sirin malah mendapatkan teror sungguhan dari hantu Mary. Hantu Mary kerap kali menampakkan dirinya di hadapan Sirin yang membuat Sirin si pemberani menjadi menciut. Selain dipusingkan dengan sosok hantu Mary, Sirin pun cukup dibuat kebingungan dengan Pandu, si cowok menyebalkan yang mendadak saja jadi perhatian kepadanya. Dalam seketika dunia Sirin jadi jungkir balik.

Bagaimana caranya Sirin menjalani hari-harinya yang dipenuhi dengan hal-hal tak terduga?

chap-preview
Free preview
Bab 1
Kemarin sore Sirin mendapatkan pesan dari Zidan untuk menemuinya di taman belakang gedung olahraga sehabis pulang sekolah. Zidan hanya mengatakan bahwa ini adalah hal penting dan Sirin tidak boleh bilang ke siapa-siapa, pokoknya rahasia. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai maksud pesan tersebut. Sebenarnya Sirin paling malas jika harus berlama-lama di sekolah. Tapi karena penasaran dengan pesan Zidan itu, Sirin pun memutuskan untuk datang ke taman tersebut. Di taman itu, Sirin melihat tiga orang yang dikenalnya tengah duduk di bangku panjang dekat pohon beringin besar. Ada Pandu, cowok bermulut cabe yang sering Sirin jelek-jelekin di belakang, dia teman dekat Zidan—Sirin dan Pandu tak pernah cocok. Fazan, cowok berkacamata yang pernah membuat jantung Sirin deg-degan. Dulu Sirin naksir Fazan. Tapi setelah mereka berdua dekat, karena satu kelas waktu kelas sepuluh dan sering kumpul bareng, jantung Sirin yang awalnya suka deg-degan nggak jelas jadi biasa saja. Lalu yang terakhir Vega, adik kandung Zidan. Meskipun Vega itu adik kelas, tapi dia sering banget kumpul bareng Zidan dan kawan-kawannya. Hal itu membuat Sirin dan Vega cukup dekat. Mereka bertiga tampak asik mengobrol. Zidan sendiri tak tampak. Begitu juga dengan Alita, pacar Zidan yang juga teman dekat Sirin dari zaman SD. “Kak Sirin, sini-sini,” panggil Vega ketika melihat kedatangan Sirin. “Duduk sini, Kak.” Vega menunjuk meja rendah berbentuk potongan pohon yang berada di hadapannya. “Tukang ngaret,” gerutu Pandu yang membuat Sirin meliriknya tajam. “Yang punya acara aja belum datang. Ngaretan mana coba?” “Zidan udah datang tadi. Dia lagi ke toilet,” jawab Fazan. “Oh,” ucap Sirin seraya duduk di meja yang tadi ditunjuk Vega. “Terus Alita?” Mereka bertiga saling menoleh. Seolah bingung harus menjawab apa. “Kata Kak Zidan sih, ini soal Kak Alita,” jawab Vega akhirnya. Sirin hanya menganggukkan kepala. Sepertinya Sirin tahu apa yang ingin Zidan sampaikan kepadanya dan teman-temannya. Cowok itu pasti ingin memberikan kejutan untuk Alita dengan meminta bantuan teman-temannya. Tapi, bukankah ulang tahun Alita masih lama, ya? Malahan yang sebentar lagi ulang tahun kan dirinya. Ah, namanya juga orang pacaran, suka ngasih kejutan tiba-tiba tanpa peduli itu hari apa, Sirin berasumsi. Tak lama kemudian, Zidan datang dengan senyum semringah terpasang di bibirnya. Dia terlihat seperti cowok yang penuh tekad. “Halo semua,” sapanya ceria. “Makasih udah pada datang.” Zidan mengambil posisi duduk di sebelah Sirin. “Ya lo mintanya maksa, gimana nggak datang,” kata Pandu dengan wajah malas. Zidan hanya cengar-cengir, tak merasa tersinggung dengan ucapan Pandu barusan. “Langsung ke intinya aja, ya,” ucapnya yang membuat mereka berempat serentak menatapnya dengan pandangan fokus. “Gue mau minta bantuan kalian buat ngasih kejutan ke Alita. Jadi tiga hari lagi tuh, hari jadi kami yang pertama. Gue pengen bikin surprise gitu.” Nah, betulkan tebakan Sirin. Zidan ingin memberi kejutan untuk Alita. “Kejutan gimana?” tanya Sirin tertarik. “Alita tuh kan anaknya penakut. Gue pengen ngerjain dia dengan permainan Bloody Mary. Kalian tahukan permainan Bloody Mary?” Semuanya menggeleng, kecuali Sirin. “Itu permainan yang kita bawa lilin ke kamar mandi terus ngomong Bloody Mary tiga kali di depan cermin dalam keadaan lampu dimatikan. Lalu kita lihat deh tuh, si hantu Bloody Mary muncul apa nggak di dalam cermin. Semacam itu kan?” “Nah, betul. Jadi nanti kita buat Alita main permainan itu. Terus salah satu dari kita jadi si Bloody Mary buat nakutin dia. Dan habis itu gue datang ngasih bunga dan ngajakin dia dinner romantis. Keren nggak tuh?” Zidan tersenyum lebar, merasa bangga dengan driinya sendiri. “Alita tuh penakut banget, apa nggak keterlaluan ngerjain dia dengan cara begitu?” tanya Sirin masih menimbang-nimbang ide tersebut. “Terus kenapa harus Bloody Mary? Kenapa nggak main Jalangkung aja, sih?” Fazan ikut bertanya. “Jalangkung mah, serem, Zan,” jawab Zidan. “Emang Bloody Mary nggak serem apa?” gerutu Vega yang diabaikan kakaknya. “Kalau Bloody Mary kan hantu barat, kayaknya nggak mungkin dateng beneran tuh hantu. Risiko ketemu setan bisa dibilang kecil,” kata Zidan kepada Fazan. Lalu ia menoleh ke arah Sirin. “Nggak keterlaluan kok. Kan nanti gue langsung muncul kasih kejutan romantis buat dia. Nangis pun dipelukan gue,” ucap Zidan dengan senyum lebar, menjawab pertanyaan Sirin. “Lagian, dia tuh dari kemarin-kemarin suka sok bilang nggak takut hantu. Jadi kayaknya seru aja ngerjain dia kayak gini.” Sirin masih mempertibangkan ide Zidan ini. Sebenarnya ia tak terlalu suka dengan ide tersebut. Ia takut kalau Alita jantungan dan malah pingsan gara-gara ketakutan. Tapi setakut-takutnya Alita, dia tak akan pernah pingsan. Palingan juga ngompol di tempat. Sepertinya seru juga kalau lihat Alita ngompol. “Gue setuju sama ide lo,” kata Pandu santai. “Asal yang jadi Bloody Mary-nya si Sirin. Pasti berhasil.” Pandu mengedipkan sebelah mata dan memberikan jempol kepada Zidan. “Gue setuju,” sahut Vega semangat. Fazan pun mengangguk, ikut menyetujui ide Pandu. Sirin hanya bisa menatap mereka bertiga dengan tatapan tak percaya. Bagaimana bisa dia diajukan sebagai hantu? Lagian mana cocok Sirin jadi hantu! Memang tak salah jika Sirin selalu menjelek-jelekan Pandu di belakang. Cowok itu memang rese. Dengan putus asa Sirin menatap Zidan, meminta pertolongan. Namun cowok itu hanya cengar-cengir, seolah sudah punya keputusan final siapa yang akan jadi hantu Bloody Mary. “Emang gue udah mutusin sejak awal kalau Sirin yang jadi hantu Bloody Mary,” kata Zidan yang dihadiahi Sirin tatapan menusuk. “Emang muka gue serem kayak setan apa, main dijadiin hantu!” gerutu Sirin. “Yah…, nggak nyadar dia,” sahut Pandu yang dihadiahi Sirin dengan tatapan tajam. “Nggak gitu, Rin. Kan lo yang paling berani dan punya hobi nonton film horror. Menurut gue lo yang paling bisa menjiwai peran itu. Ya masak gue yang jadi Bloody Mary? Gue kan mau jadi pangeran penyelamat. Nih cowok-cowok berdua,” Zidan menunjuk Fazan dan Pandu, “nggak cocok. Terus Vega kan jago make up. Dia yang bakalan dandanin lo buat jadi hantu.” Sirin menghembuskan napas kesal. Ia berdecak. Lalu mengangguk. “Masuk akal, sih,” katanya. Sebenarnya Sirin ingin kembali protes. Tapi, ucapan Zidan itu sangat masuk akal. Kalau Pandu atau Fazan yang jadi hantu, pas dimake-up bukannya serem malah bisa-bisa malah kayak bencong. Kan jadi lucu. “Oke kalau begitu. Nanti gue kabarin buat langkah-langkah selanjutnya.” Sirin, Pandu, Vega dan Fazan hanya menganggukkan kepala, menyetujui ucapan Zidan. Meskipun berat, tapi, demi Alita, Sirin tampaknya harus rela jadi hantu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.6K
bc

Head Over Heels

read
15.8K
bc

Si Kembar Mencari Ayah

read
28.6K
bc

DENTA

read
17.0K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.2K
bc

Istri Tuan Mafia

read
17.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook