bc

Bidadari Tak Bersayap Untuk Suamiku

book_age18+
699
FOLLOW
3.7K
READ
family
HE
drama
cheating
like
intro-logo
Blurb

#EroticLovestory

#Dewasa

#21+

Spin off because Alana.

"Menikahlah dengannya, karena dengan menikah lagi kamu akan memiliki keturunan. Aku bukan wanita sempurna." Lirih Mia dengan kedua mata berkaca-kaca.

Memiliki suami tampan, mapan, dan setia adalah impian semua wanita, termasuk Mia. Mia adalah salah satu wanita beruntung di dunia ini karena ia memiliki semua kriteria yang diimpikan para istri. Alex yang tampan, baik, dan setia, paket lengkap bukan?

Tapi, sayangnya Mia justru meminta Alex untuk menikahi sekretarisnya Siska. keinginan yang tentu saja ditolak keras oleh Alex. Hanya karena Mia tidak bisa memiliki keturunan, tidak lantas membuat Alex kecewa dan langsung menyetujui keinginan istrinya. Alex tetap mencintai Mia dengan segala kekurangan yang dimilikinya, tapi Mia tidak melihat ketulusan yang ada dalam diri Alex.Mia tetap meminta Alex menikah lagi jika tidak, Mia akan pergi dan memilih untuk bercerai.Pilihan yang sangat sulit untuk Alex. Lantas apakah Alex akan menikah lagi hanya untuk memenuhi keinginan Mia?

chap-preview
Free preview
Menikah lagi?
Mia menatap sendu ke arah lelaki yang tengah bermain dengan anak kecil. Mereka berdua tampak asyik bermain petak umpet. Permainan sederhana, tapi mampu mengundang gelak tawa dari keduanya. Pepatah mengatakan selain kesedihan, tertawa merupakan salah satu hal yang bisa menular. Tapi tidak dengan Mia, ia justru terlihat sedih dan semakin murung. Sebagai seorang wanita, ia pun merasakan bagaimana inginnya memiliki anak. Tapi karena kejadian di masa lalu yang membuat rahimnya rusak, hingga membuatnya tidak bisa hamil "Sampai ketemu lagi nanti ya," Alex melambaikan tangannya ke arah anak itu, yang juga tengah membalas lambaian tangannya. "Ayo," Alex menoleh ke arah Mia, dimana wanita itu berdiri mematung tak jauh dari di dekatnya. Karena tidak ada respon dari Mia, Alex pun menarik tangan wanita itu menuju mobil mereka yang terparkir tak jauh dari area taman. "Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Alex, karena Mia tidak kunjung bicara. Mia menggeleng lemah. "Nggak." Jawabnya pelan. "Mau langsung pulang, atau mau makan dulu?" Mobil mereka perlahan melaju, meninggalkan area taman. "Mas, kamu ingin punya anak?" Tanya Mia, Alex menoleh dan memperhatikan wanita yang telah menjadi istrinya selama lima tahun itu. "Kenapa nanya gitu? Kita sudah sepakat tidak membahas atau mempermasalahkan anak." Setelah insiden beberapa waktu lalu, Alex sepakat untuk tidak membahas atau mengungkit masalah anak. "Aku tau, kamu sangat menginginkannya." "Aku bahagia kita seperti ini," Alex memotong ucapan Mia. "Kamu boleh menikah lagi," "Apa?!" Tanpa sadar Alex menginjak pedal rem hingga membuat mobil berhenti mendadak. "Kamu bisa memiliki anak dari wanita lain." Mia tersenyum, senyum samar yang dipaksakan. "Apa kamu sudah mulai tidak waras? Menyuruh suami menikah lagi?" "Justru karena aku waras. Aku mengizinkanmu menikah lagi." Sejenak Alex menatap raut wajah Mia, hingga terdengar suara klakson dari arah belakang, karena mereka berhenti di tengah jalan. "Aku anggap obrolan kali ini tidak pernah ada. Jangan berpikir macam-macam, aku tidak akan menikah lagi meskipun kamu memintanya." Tegas Alex dan ia pun kembali melajukan mobil. Sesekali Mia menatap ke arah Alex, lelaki yang selama lima tahun ini menemaninya. Pernikahan yang berawal dari sebuah pengkhianatan, dimana Mia merebut Alex dari teman baiknya Kanaya. "Kenapa lagi?" Tanya Laras, saat melihat Mia termenung di meja kerjanya. "Kayak orang banyak utang aja." Laras menggeser tempat duduk Mia, hingga mereka saling berhadapan. Kubikel tempat mereka bekerja saling berdekatan, bahkan hanya terhalang sekat saja. "Berantem lagi?" Tanya Laras untuk kesekian kalinya, karena Mia tidak kunjung bicara. Mia menatap laras dan menghela lemah, lantas merebahkan punggungnya pada sandaran kursi. "Gue dan Alex jarang berantem. Bahkan mungkin gak pernah." Balas Mia. Ia memutar-mutar kursi tempatnya berada, hingga membuat kedua bola mata Laras mengikuti kemanapun arah Mia. "Terus?" Selidik Mia, dengan raut penasaran. "Gak ada terusannya, udah gitu aja." Mia kembali mengarah ke meja kerjanya dan maju beberapa langkah, hingga kursi yang ditempatinya menghadap tepat di depan meja kerja. "Gak mungkin muka lo bete gitu. Pasti ada sesuatu yang lo sembunyiin." Laras masih penasaran, ia kembali menarik kursi yang ditempati Mia hingga mereka kembali berhadapan. "Jangan buat gue penasaran. Cerita aja kayak biasanya," Laras menatap dengan ekspresi menunggu. Seolah menjadi hal biasa, ketika Mia mengalami masalah, Laras akan menjadi orang pertama yang mendengar dan membantu mencari solusi, meski pada akhirnya Laras tidak selalu bisa membantu permasalahan yang dialami Mia. "Ayo, buruan. Mumpung gue punya banyak waktu senggang." Desak Laras. "Ceritanya terlalu panjang, gak bakal selesai satu jam." "Bisa dipersingkat kan, Lo bisa ceritain bagian intinya saja." "Semua cerita gue inti semua." Laras memutar bola matanya. "Lo mau di Pendem sendiri sampe ubanan, atau mau cerita sama gue, nanti dapat bonus green tea latte?" Mia tersenyum samar. "Gue pilih opsi kedua. Green tea latte plus macaron." Laras mengangkat ibu jarinya dan mengangguk, meski bibirnya sedikit cemberut. "Aneh, Lo yang punya masalah, tapi gue yang harus bujuk supaya cerita. Kebalik!" Keluh Laras. "Itu akibat Lo punya rasa kepo yang amat tinggi, kehidupan gue kan sangat menarik buat Lo." Sindir Mia. "Sorry ya, gue cuman mau bantu. Bukan kepo." "Sama aja!" Balas Mia. Ia beranjak dari tempat duduknya, dan meraih tas kecil berwarna merah di atas meja kerja. "Ayo! Gue butuh lebih dari minuman dingin buat dinginin otak. Tapi butuh asem, manis, pahit juga seperti hidup gue." Ajak Mia. Laras hanya mengacungkan ibu jarinya, dan mengikuti langkah Mia dari belakang. Persahabatan mereka terjalin cukup lama. Meski begitu, Mia tidak membiarkan hubungan pertemanan mereka dekat, seperti hubungan antara dirinya dan Kanaya. Mengingat bagaimana keduanya dekat satu sama lain, dan berakhir dengan pengkhianatan, membuat Mia semakin menjaga jarak dengan siapapun. Termasuk Laras. Iya, Mia sadar, dirinyalah yang terlebih dulu mengkhianati Kanaya, dan karena hal itu juga Laras sering menyalahkan dirinya atas apa yang telah diperbuatnya pada wanita itu. Tapi rasanya setimpal, apa yang direbutnya dulu dan apa yang didapatkan Kanaya saat ini. Wanita itu sudah hidup bahagia bersama seorang lelaki yang sangat mencintainya, bahkan mereka sudah dikaruniai anak yang begitu cantik bernama Eleanor. Lalu bagaimana dengan dirinya? Apakah Mia bahagia? Anggap saja saat ini ia tengah menerima karma. "Disini gak ada rujak," ucap Laras, ketika ia datang menghampiri Mia dengan membawa nampan berisi minuman dingin dan sepiring macaron berbagai warna. Mia mengangguk samar, ia meraih gelas minum miliknya dan menyeruputnya hingga habis separuhnya. "Haus, Bu!" Sindir Laras. Mia tidak menghiraukan, ia justru lebih tertarik pada sebungkus rokok dan korek api yang selalu dibawanya. Lokasi yang mereka tempati saat ini berada di bagian outdoor, dimana pengunjung bebas merokok. "Lo masih ngerokok?" Tanya Laras. Mia menggumam pelan. Menghisap batang rokok, lantas membuang asap putih yang keluar dari hidung dan mulutnya. Sudah hampir satu tahun Mia menjadi perokok aktif. Awalnya ia hanya merokok ketika suasana hatinya buruk, tapi karena akhir-akhir ini ia merasa keadaan hatinya kian memburuk, Mia pun mulai melampiaskannya dengan menjadi pecandu rokok. "Enak. Cobain." Mia menyodorkan kotak rokok pada Laras. "Gue masih ingin hidup sehat dan hidup lebih lama lagi." Laras menggeser kotak rokok tersebut, kembali ke pemiliknya. "Apa hubungannya hidup lebih lama dan rokok?" Mia tersenyum samar. "Banyak perokok aktif puluhan tahun, masih hidup sampai sekarang. Jadi, faktor utama kematian bukan rokok, tapi nasib." Mia menyentil ujung rokok, dimana terdapat gumpalan abu ke sembarang arah. "Tapi rata-rata orang yang meroko, mereka punya penyakit kronis. Misal jantung, paru-paru, bahkan sulit punya anak." Dua alasan yang bisa diterima oleh Mia, tapi tidak dengan alasan yang terakhir. "Dulu, sebelum gue merokok, gue hidup sehat. Tapi tetep aja gue gak punya anak." Kenikmatan merokok hilang, ketika obrolan mereka mulai memasuki ranah sensitif. "Hidup sehat susah punya anak, apa lagi hidup gak sehat. Makin susah lah!" Mie menganggukan kepalanya, "Itu juga yang jadi permasalahan hidup gue." Mia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, usai mematikan rokoknya. "Gue gak bisa hamil, gak bisa punya anak. Jadi, solusinya gue minta suami gue nikah lagi." Terdengar suara batuk dari arah Laras. Wanita itu tersedak. "Lo gila?!" Laras masih terbatuk-batuk. "Lo nyuruh suami Lo nikah lagi?!" Mia mengangguk. "Iya." Jawabnya enteng, seolah ucapannya bukan hal yang berat dan beresiko. "Lo gak sakit kan? Lo masih waras kan Mia?!" "Gue masih waras. Justru kalau gue gak ngelakuin itu, gue bisa jadi beneran gila." "Tapi," "Kalau ada saudara atau teman yang menurutmu baik, dan sehat. Artian sehat bisa hamil, kenalin ke gue. Siapa tau, jodoh dengan Alex." "Lo beneran udah gila." "Kalau Lo minat juga boleh. Kebetulan Lo belum punya pasangan juga, kan? Jomblo akut lagi." "Amit-amit! Gue masih punya hati nurani! Walaupun gue belum laku, gue gak mungkin nekat nikahin suami temen gue." Tolak Laras dengan tegas. "Gue gak segila itu!" "Iya. Karena yang gila hanya gue. Gue rela menjual persahabatan dan mengambil pacaran dari sahabat gue sendiri. Se bejat itu sifat gue." Mia tersenyum samar. "Dan dengan segala kesalahan gue dulu, gue gak akan minta apapun lagi. Gue sadar diri, kesalahan yang gue perbuat sudah terlalu fatal. Jadi, gue nyerah dan memilih jalan pintas. Gue bersedia dimadu, gue izinkan Alex menikah lagi." Laras hanya menggelengkan kepalanya. Untuk saat ini ia tidak menganggap serius ucapan Mia. Karena bisa saja wanita itu hanya sekedar melampiaskan kekecewaannya saja. Karena sejatinya tidak ada wanita yang rela dimadu

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
95.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook