Alea juga langsung masuk ke dalam taksi yang sudah dipesan oleh suaminya barusan. Taksi itu benar sudah menunggunya di depan rumah.
Sesampainya di Universitas. Lea tersenyum dengan optimisme yang begitu besar.
Ia melangkahkan kakinya ke dalam gedung bertingkat yang tidak lain adalah kampusnya. Kedatangan Lea disambut oleh Jihan, sahabatnya yang sudah datang lebih dulu dibandingkan dirinya.
"Aleaaaaaa,"
"Jihan!"
Mereka berpelukan, karena sudah satu minggu mereka baru bertemu lagi.
"Lo kok baru datang, gue udah dari tadi tunggu lo kali."
"Iya, tadi agak macet. Biasalah Jakarta kayak gimana?" sahut Lea.
Jihan melirik ke sekitar Lea, seperti mencari-cari sesuatu. "Lo cari apa sih, Jihan?"
"Suami lo yang ganteng mana? Lo nggak di anterin dia?"
"Idih gue kira lo cari apaan! Di
