69

1043 Words

Azkia menatap Hari dengan tajam. Tangan Azkia memegang pipinya yang terasa sanagt perih sekali. Rasanya gigi di dalamnya ingin lepas setelah tamparan yang begitu keras itu mengenai pipi mulusnya. Susi menarik tangan Hari untuk tidak melakukan hal yang lebih buruk lagi pada putri semata wayangnya. "Sudaah Pa!" teriak Susi tak terima jika putrinya disiksa seperti itu. "Sudah apa Ma?! Kamu mau bela putri kamu yang tajk tahu diuntung ini! Dia sudah mencoreng nama baik keluarga Papa!" teriak Hari begitu murka. Tangannya sudah bersiap menampar kembali pipi Azkia di sebelahnya. Untung saja, Susi menarik Hari ke belakang hinggaa tamparan itu tak mengenai pipi Azkia. "Kamu ini kenapa?! Kita harus kasih pelaajaran untuk Azkia!" teriak Hari semakin marah. "Sudah Pa. Papa harus tenang dulu. Kita

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD