Bibir Azkia membuka dan terlihat membulat karena kaget dan bingung. Azkia tidak tahu harus bicara apa untuk menjawab pernyataan Tangguh barusan. Kejujuran Tangguh tentu bukan sekedar cerita isapan jempol saja. Anak lelaki itu memang mirip seperti Tangguh. Ada kemungkinan besar Azkia percaya dengan Tangguh saat ini. Tapi? Perasaannya sudah begitu besar untuk Tangguh dan Azkia tidak mau mengalah lagi. Azkia harus mendapatkan Tangguh dengan cara apapun. Azkia berusaha menenangkan diri dan menarik napas dalam agar tidak tersulut kemarahan. "Sabar Kia. Sabar Kia. Ini sudah malam. Tunjukkan kebesaran jiwa kamu," batin Azkia lagi pada dirinya sendiri. Tangguh merasa santai saja dan menatap ke arah televisi dan sesekali melihat ke arah taman samping yang masih meneteskan hujan. "Kamu bercanda