Honeymoon Season 2

1289 Words
Perjalanan honeymoon season dua pun terjadi. Sepasang suami istri yang masih belum dikaruniai keturunan itu pergi dengan menggantungkan sebuah harapan. Jessica dan Brendan hanya berharap satu hal, Tuhan memberi mereka kepercayaan dengan mengizinkan Jessica mengandung buah cinta Jessy dan Brendy, bukti perjuangan mereka selama lima tahun ini, sebagai hadiah anniversary pernikahan keduanya yang sangat dinantikan banyak orang. Setelah menempuh perjalanan udara selama 10 jam, dan 1 jam perjalanan darat dari bandara ke hotel, kini Jessica dan Brendan telah tiba di Hôtel Plaza Athénée. Salah satu hotel termewah di kota Paris yang akan menjadi tempat peristirahatan sepasang suami istri tersebut selama berlibur di kota Prancis. Biaya permalam menginap di Hôtel Plaza Athénée tak tanggung-tanggung karena mencapai 25.000.000. Brendan tak mempermasalahkan hal biaya karena ia berniat menghabiskan tabungannya untuk membahagiakan sang istri tercinta selama masa liburan. Begitu tiba di hotel, keduanya langsung merebahkan tubuh di atas ranjang yang nyaman. Kini Jessica dan Brendan berada dalam posisi saling berhadapan, dengan tangan yang melingkar di tubuh pasangan. Keduanya saling berbagi pandangan, menatap dalam sehingga membuat mereka semakin jatuh cinta dan sama-sama bersyukur atas apa yang mereka miliki saat ini. "Happy anniversary, honey. Akhirnya anniversary tahun ini kita tiba di Paris untuk liburan. Semoga kamu happy, enjoy, dan semakin jatuh cinta sama aku ya. I love you so much!" ucap Brendan dengan raut wajah berbinar bahagia, bahkan kedua matanya terus memancarkan kebahagiaan yang tak terkira. Kemudian Brendan menciumi permukaan wajah Jessica di setiap incinya, perlahan-lahan dan penuh kelembutan hingga tak ada yang tersisa. Jessica tersenyum mendapat perlakuan manis dari suami tercinta. Hatinya berbunga-bunga, raut kebahagiaan itu tidak dapat disembunyikan. Rasa sedih, gelisah, hancur, dan sakit hati yang dipendam selama 6 bulan ini ia rasakan seketika sirna tak tersisa tanpa jejak. Semua perasaan gundah gulana itu berganti dengan rasa kebahagiaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Jessica sangat bahagia karena akhirnya hubungan ia bersama Brendan dapat diselamatkan walau sempat berada di ujung tanduk kehancuran. Tak henti-hentinya ia terus mengucap syukur di dalam hati atas kebaikan Tuhan yang merestui hubungan mereka hingga saat ini. "I love you too, honey. Aku adalah istri paling bahagia yang ada di dunia ini karena memiliki kamu. Terima kasih karena sudah mewujudkan impianku untuk liburan ke kota ini. Kamu harus tahu perasaanku saat ini sayang, aku bahagia banget. Dan intinya aku akan terus mencintai kamu selamanya," jawab Jessica setelah Brendan menghentikan aktivitas bibirnya yang sejak tadi terus menciumi setiap inci permukaan wajah cantik nan mulus milik wanita itu. "Thank you so much, honey. Aku pun merasa jika aku adalah pria paling beruntung yang ada di dunia ini karena bisa memiliki kamu dan dicintai oleh wanita seistimewa Jessica Mille. Oh ya, aku punya kejutan untuk kamu," balas Brendan yang semakin membuat suasana begitu romantis kali ini. Lalu pria itu mengatakan memiliki kejutan untuk sang istri. "Really?" tanya Jessica yang semakin tampak begitu bahagia, ia merasa antusias sekali mendengar Brendan memiliki kejutan untuknya. "Ya! Hadiah dariku sebagai kado anniversary pernikahan kita yang ke lima tahun. Tapi sebelum itu, kamu harus menutup kedua matamu dulu," jawab Brendan yang kian membuat Jessica penasaran mengenai kejutan apa yang akan diberikan suaminya. "Harus banget tutup mata?" tanya Jessica kembali yang seolah tidak rela jika harus menutup matanya, karena jika menutup mata maka pemandangan indah yang ada di depan matanya saat ini tak lagi terlihat. Pemandangan indah itu adalah wajah tampan suaminya. "Harus dong, biar saat kamu membuka mata kamu terkejut. Itu baru namanya kejutan. Sampai di sini paham?" Brendan dengan lembut menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan oleh Jessica. Lalu ia segera mengeluarkan kain hitam dari saku celananya untuk digunakan menutup mata sang istri selama beberapa saat. "Okay. Aku paham!" Jessica pun segera bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk. Ia sudah tidak sabar untuk menerima kejutan dari suaminya, hingga memaksa Brendan agar segera menutup matanya. Dalam hitungan detik, kini mata Jessica sudah ditutup dengan kain hitam yang sengaja ia bawa dari Los Angeles. Brendan pun mulai mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tasnya dan di letakkan di hadapan Jessica. Setelah itu Brendan melepaskan kain hitam yang menutupi penglihatan Jessica. Seketika kedua mata wanita itu kembali terbuka lebar dan mendapati sebuah kotak berada di hadapannya. "Surprise…" ucap Brendan sembari menyodorkan kotak berisi hadiah spesial untuk Jessica. "Brendy, apakah ini yang kamu maksud hadiah untukku?" tanya Jessica yang begitu antusias dengan senyuman semringah ketika menerima kotak tersebut. "Ya, spesial untuk kamu. Aku berharap semoga kamu suka dengan isinya." Dengan penuh ketidaksabaran Jessica pun mulai membuka kotak tersebut. Begitu terbuka lebar, kilauan berlian mulai menyilaukan matanya. Untuk pertama kalinya Brendan menghadiahi sang istri dengan berlian yang berbentuk cincin dan kalung. Tentu saja hal tersebut membuat Jessica menangis haru penuh kebahagiaan. Ia tidak menyangka bahwa sang suami akan menghadiahi berlian secantik yang ada di depan matanya di hari anniversary yang sempat terlewatkan begitu saja karena beberapa insiden. "Brendy, thank you so much, and i love you." Jessica segera merangkul tubuh sang suami, menghamburkan rasa bahagianya dalam pelukan Brendan. Sejenak Jessica membenamkan wajahnya pada d**a bidang pria itu dengan sebelah tangan yang merangkul tubuh suaminya, dan tangan sebelah lagi masih memegang erat kotak yang berisi kalung dan cincin berlian tersebut. "Sama-sama, Jessy. Aku pun sangat mencintaimu lebih dari yang kamu tahu. Maaf ya aku baru memberi hadiah untukmu sekarang." Jessica kembali mengurai pelukannya dan mencium bibir sang suami berkali-kali hingga dirinya merasa puas. "Tidak perlu minta maaf sayang. Sumpah aku speechless banget. Aku pikir di anniversary kali ini nothing special, tapi ternyata very-very special lebih dari yang aku bayangkan. Sekali lagi terima kasih banyak ya sayang untuk hadiahnya." "Cukup sekali saja mengucapkan terima kasihnya. Aku bahagia kalau kamu menyukai hadiahnya. Kalau gitu sini aku pakaikan kalung dan cincinnya!" Dengan senang hati Jessica menyodorkan isi kotak tersebut untuk Brendan raih satu persatu. Lalu pria itu memakaikannya di leher dan jari manis sang istri dengan penuh kelembutan. "Cantik seperti princess." Kata pujian itu terlontar dari mulut Brendan yang melihat Jessica semakin cantik menggunakan berlian darinya. "Aku cantik seperti princess karena memiliki suami yang tepat seperti kamu, suami yang tahu caranya memperlakukan seorang istri dengan baik, dan memenuhi segala kebutuhanku." Jessica memuji balik sosok Brendan yang juga sangat sempurna untuknya. Brendan tersenyum bahagia mendengar pujian dari istrinya. Kemudian ia mengusap permukaan wajah Jessica yang sungguh menggoda. "Kamu memang selalu pandai menjawab perkataanku, Jessy. Aku sampai kehabisan kata untuk membalas perkataanmu. Tapi kamu harus tahu satu hal, aku pasti akan melakukan apa pun untuk kebahagiaanmu hari ini, besok, dan selamanya." "Melakukan apa pun untukku?" tanya Jessica coba memastikan bahwa apa yang baru saja ia dengar adalah benar. "Semuanya untuk kamu. Apa pun yang kamu minta aku akan berusaha mengabulkannya," jawab Brendan dengan penuh keyakinan. Jessica tersenyum cukup dalam dengan batin yang bertanya-tanya. Ada perasaan ingin jujur mengenai Patrick agar Brendan mendengar kabar itu dari mulutnya langsung karena Jessica begitu khawatir jika nantinya Patrick akan mengatakan hal yang dilebih-lebihkan pada suaminya, seperti kemarin hingga Brendan memutuskan untuk menceraikannya. "Bicara soal permintaanku, seandainya aku melakukan kesalahan fatal apakah kamu akan memaafkannya?" tanya Jessica dengan suaranya yang pelan dan tersenyum di akhir kalimat, menunggu dengan perasaan cemas mendengar jawaban dari Brendan. "Kesalahan fatal yang bagaimana? Apakah kamu melakukan kesalahan di belakangku yang tidak aku ketahui?" Brendan malah balik bertanya dengan raut penasaran dan dahi yang mengernyit. Seketika Jessica merasa kesulitan ketika hendak menelan salivanya sendiri. Ia kebingungan harus menjawab apa. "Astaga, Jess… Kenapa kamu bisa sebodoh ini sih? Ngapain coba kamu tanya hal itu sama Brendy di saat hubungan kamu dan dia sedang baik-baik saja! Kalau aku nggak kasih tahu Brendan soal Patrick, dia pasti tidak akan tahu tentang masalah ini. Berarti sekarang satu-satunya cara adalah aku memohon pada Patrick agar tidak pernah memunculkan lagi batang hidungnya di hadapan suamiku!" batin Jessica yang merutuki kecerobohannya sendiri dan terpaksa memutuskan hal yang akan membuatnya kembali berhadapan dengan pria yang telah melecehkannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD