9

1021 Words
Setelah cukup larut, Kriss pun tertidur. Meninggalkan Tiffany yang masih terbangun dengan mata yang masih terlihat cerah itu. Tadi, mereka membicarakan cukup banyak pembahasan. Mulai dari masa lalu Kriss yang benar-benar menyedihkan hingga alasan kenapa Tiffany tidak bisa tidur cepat di malam hari. Tiffany memiringkan tubuhnya ke samping, menatap ke arah Kriss yang sudah tertidur dengan tangannya sendiri yang digunakan sebagai bantalan. Tiffany masih ingat gimana Kriss yang tadi selalu menguap saat mendengarkan ceritanya. Tiffany tersenyum kecil, baru kali ini dirinya bertemu dengan laki-laki seperti Kriss. Alasan dirinya tidak bisa tidur tentu saja papanya. Dulu saat dirinya masih berkabung, papanya terus saja membawa wanita untuk memuaskan nafsunya. Hampir setiap malam rumah besar dengan suara menggema miliknya terdengar suara desahan yang membuatnya sakit hati. Bahkan papanya pun tidak pernah sekalipun minta maaf karena hal itu. Selain itu, Tiffany juga tidak habis pikir dengan papanya yang berani mengkhianati mamanya itu. Padahal saat mamanya masih hidup dan belum sakit-sakitan, mamanya sering sekali membantu papanya di perusahaan. Membawakannya bekal dan juga masih banyak lagi. Tapi sikap paparnya seolah-olah sudah buta ataupun tidak peduli lagi dengan apa yang sudah dilakukan oleh mamanya itu. "Padahal aku belum selesai bercerita." Gumam Tiffany pelan masih dengan mata yang menatap ke arah Kriss yang sudah tertidur pulas itu. Tiffany menatap ke arah langit-langit kamar milik Kriss, selain wajahnya yang tampan, sebenarnya ada hal lain yang membuat Tiffany tertarik pada sosok Kriss. Salah satunya saat Kriss menolak tawaran tidur darinya dan juga terang-terangan saat menilai semua hal tentangnya. Padahal jelas-jelas banyak laki-laki yang ingin tidur dengannya, tak kecuali Anto yang juga sering mengajaknya hanya untuk bersenang-senang. Namun, tentu saja dirinya memiliki kriteria dan tidak bisa sembarang tidur dengan laki-laki. Weekend tiba dengan cepat, Kriss tengah menyiapkan barang-barangnya. Seperti rencananya waktu itu, dirinya berniat untuk mengunjungi lagi bendungan yang tergambar di dalam gamenya. Kriss juga sudah menggambar semua titik pusatnya, setidaknya dirinya harus menemukan keanehan yang terlihat di dalam gamenya. Tentu saja makhluk setengah manusia dan juga hewan itu. Kriss menghentikan gerakannya saat mengingat sesuatu, dengan cepat dirinya keluar kamar dan berlari menuju ruangan game yang disiapkan untuknya. Kriss menghampiri kursinya dan duduk dengan tenang. Tangannya bergerak mengambil lensa yang biasa ia pakai untuk memainkan gamenya setelah tadi menghidupkan komputernya. Tak ada satu menit, Kriss pun mulai masuk ke dalam gamenya sendiri. Saat ini dirinya lagi-lagi berdiri diantara pohon-pohon yang mengelilingi bendungan yang ada di depannya. Kriss melangkah maju dengan pelan, tujuannya saat ini adalah ke goa yang ada di sekitar bendungan itu. Kriss sendiri memilih menamainya dengan Bendungan Anastasius. Karena selain sedikit horor, banyak cerita mistis juga yang tersebar di internet tentang daerah itu. Kriss pernah membaca artikel di mana bendungan itu dulu di bangun untuk pengairan warga setempat yang tak jauh dari bendungan itu. Namun tiba-tiba saja tiap tahun ada yang hilang di sekitar bendungan itu. Mayatnya pun lama ditemukan, saat di temukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa, selain itu mayat itu tergeletak begitu saja, padahal sebelumnya saat ada yang datang dan mencari tidak pernah menemukan keberadaan mayat itu. Selain itu, Kriss juga mendengar jika di dalam bendungan itu ada sebuah katak raksasa yang menjadi penunggu Bendungan itu. Meskipun sampai sekarang belum ada kejelasannya. Kriss bersembunyi di belakang pohon saat melihat makhluk yang hanya bisa ia lihat di dalam gamenya itu. Matanya mulai mengintip saat makhluk itu terdengar bersuara, ternyata makhluk itu baru saja menangkap seekor burung dan memakannya dengan cepat. "Kriss." Panggilan dari seorang wanita membuat Kriss menoleh dengan cepat. Kriss menatap ke arah makhluk yang tengah menatap ke arah Tiffany yang berdiri tak jauh darinya tanpa bersembunyi. Membuat dirinya tahu kalau Tiffany belum melihat makhluk itu. Seterusnya terdiam sebentar, Kriss pun berlari menghampiri Tiffany dengan kejaran makhluk-makhluk yang mulai bertambah. "Keluar," perintah Kriss dengan cepat. Tiffany yang baru saja melihat makhluk mengerikan itupun langsung gemetar dan ketakutan, bahkan dirinya juga tidak tahu gimana caranya keluar dari game buatan Kriss itu. Akhirnya dengan bantuan Kriss, Tiffany pun menghilang lebih dulu, sedangkan Kriss sendiri langsung menyusul setelahnya. Kriss bangun dan mengambil napasnya panjang, keringatnya mengucur dengan deras seolah-olah dirinya memang sangat lelah setelah berlari di dalam gamenya tadi. Padahal jika orang luar melihat, dirinya sedang tertidur. Kriss menoleh ke samping dan menemukan Tiffany yang masih tertidur, dengan cepat Kriss membangunkan Tiffany yang juga keringetan sama seperti dirinya, hanya saja tubuh Tiffany terlihat sedikit bergetar karenanya. Tiffany yang baru sadar pun langsung menjerit ketakutan, membuat Kriss menggerakkan tangannya cepat untuk membungkam bibir Tiffany. Tiffany terdiam, napasnya masih tidak beraturan, setidaknya dirinya merasa lega karena melihat isi ruangan game milik Kriss dan bukan hutan lagi. "Kamu kenapa tiba-tiba masuk?" Tanya Kriss dengan cepat setelah melihat Tiffany tenang. Tiffany masih diam, dirinya mengingat betul gimana rupa makhluk yang mengerikan tadi dan sampai kapanpun dirinya tidak akan melupakannya. "Wajahnya hancur." Gumam Tiffany dengan suara pelan. Air matanya bahkan sudah turun karena masih merasa panik dan juga terkejut tadi. "Ini game nyata, jadi jangan coba-coba masuk tanpa perintahku." Kata Kriss menjelaskan. "Maksudnya? Kita akan mati jika tertangkap sama makhluk-makhluk tadi?" Tanya Tiffany mulai serius. "Iya, ini aku juga masih menelitinya. Tempat yang mau aku datangi hari ini juga tempat yang tadi kamu lihat. Hanya saja di dunia nyata tidak ada makhluk seperti itu. Di dalam game pun aku juga tidak menempatkan makhluk itu, hanya saja mereka tiba-tiba ada setelah aku memutuskan lokasi gamenya." Jawab Kriss menerangkan. "Apa kamu gila? Lagi pula dari mana kamu tahu kalau di sana nggak akan ada makhluk seperti itu? Jelas-jelas tadi mereka terlihat nyata dan juga mengerikan." Balas Tiffany lagi dengan sedikit marah. Dirinya tahu kalau Kriss adalah orang yang selalu penasaran dengan banyak hal, bahkan laki-laki itu juga diam-diam meneliti berbagai bahan yang akan mereka gunakan sebagai peluncuran barang baru untuk perusahaan papanya. "Aku sudah pernah datang ke sana waktu masih cuti, di sana benar-benar tidak ada apa-apa. Tapi penduduk yang dekat dengan bendungan itu mengatakan untuk hati-hati saat datang ke sana, karena banyak sekali orang yang tiba-tiba hilang setelah datang ke bendungan itu dengan alasan ingin memancing." Jawab Kriss lagi dengan yakin. Tiffany pun hanya diam, tidak tahu harus mengatakan apalagi, yang jelas dirinya masih gemetaran dan tidak akan bisa mengemudi jika Kriss masih ngotot mengajaknya pergi. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD