4

938 Words
Sialan! Sialan! Mulut gue! Rejeki anjir! Kenapa gue tolak! Hampir dua tahun Ridho! g****k emang!! Batinnya memaki dirinya sendiri. Ridho menghentakkan kaki ke ubin karena kesal. Bisa-bisanya mulutnya lancang berkata lain, sedangkan senjatanya berdiri kukuh didalam sana. Masuk lagi enggak? Masuk? Enggak? Sialan! Ridho tersentak saat Vanesa mendorong tubuhnya agar sedikit menyingkir. Wanita itu berjalan lunglai sambil terisak menuju koper yang sempat wanita itu tinggal. Melihat Kevin tadi menangis. Sisi seorang ibunya tidak rela meninggalkan sang putra. Hatinya teriris mendengar Kevin yang menangis dan tiba-tiba demam, makanya ia melakukan hal memalukan seperti tadi. Ia merendahkan dirinya agar bisa hidup bersama sang putra meski dengan laki-laki yang tidak ia cintai. "Mau kemana kamu?" tanya Ridho menaikkan alisnya dibelakang tubuh Vanesa. "Pergi. Aku sudah diusir kan." ucap Vanesa sambil terisak. "Hais!" kesal Ridho. "Berhenti!" teriak Ridho saat Vanesa hendak meletakkan tangannya dihandle pintu. "Ke kamar. Mandi yang wangi. Nanti aku dateng. Aku cek Kevin dulu." ucap Ridho lalu meninggalkan Vanesa yang masih berdiri mematung. Demi Kevin Dho, demi Kevin anak lo satu-satunya. Ridho berlalu menuju kamar Kevin. Dilihatnya sang putra sang sudah terlelap dengan nyenyak. "Demamnya udah turun Sus?" tanya Ridho. "Sudah Tuan." "Saya titip Kevin, kalau ada apa-apa cepat bangunkan Saya." ucapnya lalu mencium kening Kevin lama. Ragu-ragu Ridho melangkah menuju kamarnya. Jantungnya berdegup dengan kencang. Sialan! Gue kaya mau malem pertama aja pake deg deg kan. Dulu padahal gue asal coblos.. Langkahnya maju mundur seakan ragu untuk masuk. Tubuhnya keringat dingin tidak jelas. "Tuan." "Astaga! Sumi kamu ngagetin." kesal Ridho pada pelayannya. "Tuan ngapain maju mundur kaya gitu?" tanya Sumi heran. "Olahraga. Udah kamu tidur sana!" omel Ridho. "Iya tuan." "Sialan gue kaya orang bego." makinya dalam hati. *** Ridho menarik nafasnya dalam sebelum membuka pintu kamar. Matanya melotot tajam saat Vanesa sudah bertutup kan selimut. Sumpah bukan itu yang bikin matanya melotot tajam, tapi bahu telanjang Vanesa yang membuat air liur juga rasanya ingin tumpah dari mulut Kevin. Dia telanjang! Damn... Gue mimpi apa semalem... Setelah sekian lamanya... "Kamu ngapain?" "Hah?" Vanesa mengerjapkan mata bingung. "Pakai baju kamu! Kita cuman bakalan tidur." Anjir mulut lo Dho, mulut lo. Laknat banget. Vanesa menganggukkan kepala, tanda bahwa ia mengerti. Dengan takut-takut ia berjalan ke arah almari dan mencari pakaiannya dengan berbalutkan selimut. Sialan Ridho! Bego lo! "Pakai di kamar mandi sana!" titah Ridho dingin. **** Pagi hari, seperti biasa Vanesa akan menemukan dirinya dipelukkan Ridho yang memeluknya erat. Fadlan, Maafin aku. "Dho, bangun udah pagi." ucap Vanesa melepaskan pelukkan Ridho ditubuhnya. Ridho membuka mata lalu berdehem sebentar sebelum melepaskan pelukkannya. "Aku mandi dulu. Ada kuliah pagi." ucap Ridho lalu ngacir ke dalam kamar mandi. Jantung gue! Ridho mengedarkan pandangannya, menyapu kamar yang terlihat kosong. Jangan-jangan Vanesa pergi. Buru-buru Ridho menuju lemarinya dan mengambil baju yang akan ia kenakan. Ridho keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan Vanesa. Ia sedikit kaget saat melihat Vanesa berada di dapur dengan putranya digendong oleh salah satu suster. "Nyonya, Nyonya duduk saja. Biar saya saja yang masak untuk sarapan." kata Sumi mencoba mengambil pisau yang berada ditangan Vanesa. "Nggak usah Mbak, Saya biasa kok dulu bantu Ibu saya Masak di rumah Ridho." ucap Vanesa tidak mau mengalah. "Nanti kalau Tuan Ridho tahu Saya yang kena marah Nyonya." "Nggak akan Mbak, Saya cuman mau buat sarapan buat Kevin, selebihnya Mbak Sumi nggak papa." kata Vanesa kekeuh. "Sumi, biarin Nyonya masak buat Kevin. Kamu buatkan Saya kopi panas aja." ucap Ridho. Sumi mengangguk, membiarkan pekerjaannya dilakukan oleh istri dari majikannya. "Anak Papa udah sehat?" tanya Ridho pada Kevin dan mengambil alih tubuh Kevin. "Kalian boleh istirahat. Oh iya, Suster Leli, tolong panggilkan dia suruh ke perpustakaan setelah Saya sarapan." ucap Ridho datar. "Kevin, liat Mama lagi masak buat Kevin. Tuh liatin." ucap Ridho hangat pada sang putra. Sejenak Vanesa tersenyum hangat mendengat betapa sayangnya Ridho pada putra mereka. "Kevin alergi seafood, sama sepertiku kalau kamu masih ingat." ucap Ridho kembali dingin, lalu beranjak pergi dari dapur membawa Kevin bersamanya. "Jangan dimasukan ke hati Nyonya. Tuan sangat mencintai Nyonya. Kalau tidak, tidak mungkin semalam mondar-mandir di depan pintu kamar Nyonya." ujar Sumi pelan takut Tuannya yang galak itu mendengar. "Kevin, kalau udah gede kaya Papa ya. Ganteng gini. Nanti Papa beliin topi biar samaan. Oke Kev." ucap Ridho lalu menciumi pipi Kevin terus menerus. "Ganti bajumu! Lihat d**a kamu basah." ucap Ridho saat Vanesa mendekat untuk menyuapi Kevin. Vanesa melihat ke arah apa yang disebutkan oleh Ridho, membuatnya berlari secepat kilat untuk ke kamar. "Kamu seneng ya bisa mimik Mama Kev? Papa aja nggak pernah ngerasain Kev." ucap Ridho lalu mencium pipi gembul Kevin lagi. Menang banyak kamu Kevin.. Vanesa merutuki kebodohannya. Kenapa dia tidak memakai bra dobel atau apapun asal bisa menahan air susunya yang semula hanya keluar sedikit itu agar tidak merembes karena sekarang banyak. Ridho hampir saja menjatuhkan putra kesayangannya andai saja Vanesa tidak segera berlari ke arah Ridho untuk menahan Kevin agar tidak terjatuh. Ridho mengerjapkan mata beberapa kali melihat penampilan Vanesa yang lebih dewasa dan segar. Ya, hari ini Vanesa terlihat lebih segar dan hidup. "Nyonya memang cantik ya, lihat tuan sampai nggak berkedip." ucap salah satu suster yang mengamati interaksi ketiganya. "Iya pake dress kaya daster gitu aja masih keliatan cantik." timpal temannya yang lain. "Pantes dikurung tuan." "Tahu nggak sih, ini pertama kalinya Nyonya mau keluar dari kamar loh. Pertama kalinya mereka makan dalam satu meja juga." "Kamu mau pergi kemana?" tanya Ridho. "Nggak kemana-mana." jawab Vanesa menggendong Kevin. "Kok cantik." puji Ridho tanpa sadar. "Aku pakai daster begini, biar gampang kasih asi Kevin." ucap Vanesa. "Nes, kasih Kevin ke suster bentar. Kamu ikut aku." ucapnya pada Vanesa. to be continued... Dengdendengdeng... Kira-kira Bang Toha mau ngomong apa yak ama bininye???
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD