Setelah tiga bulan berlalu, kini Reya dan Sean kembali ke Negara itu. Dubai yang pernah menyisakan kenangan tersendiri bagi keduanya. "Kamu gugup?" tanya Sean menghampiri tempat duduk Reya di dalam pesawat. "Tidak," sahut Reya datar, tapi ekspresi wajahnya tidak setenang biasa. Sean bernapas lega. "Aku harap kamu akan bersikap profesional dalam pekerjaan ini nantinya." "Apa maksudnya?" Reya menoleh pada Sean. "apa kau pikir aku akan terjebak selamanya?" Reya tidur suka jika Sean menganggapnya masih belum bisa melupakan perasaan itu, karena dia sudah berusaha keras dan membuahkan hasil yang sangat baik. Sean menarik nafas panjang lalu menghembusnya kasar. "Kita akan tinggal sekamar, juga menyamar layaknya pasangan," ucapnya terdengar berat. Wajah Reya langsung menegang, lagi-lagi