Bab 21

1724 Words
Luna merasa agak risih karena dilihat oleh beberapa teman kerja dari Bastian. Saat ini Bastian memang mengajak Luna untuk sarapan pagi di kantin rumah sakit bersama beberapa dokter dan perawat yang kebetulan datang. Sebenarnya Bastian ingin membawa Luna pulang tadi tapi ternyata ia harus mengecek pasien yang tadi pagi baru saja di operasi karena keadaannya yang ternyata belum stabil. Jadi setelah memastikan pasiennya stabil Bastian baru mengajak Luna untuk pulang. "Kak kenapa mereka pada ngelihatin aku? Penampilan aku aneh banget ya?" tanya Luna dengan nada berbisik. Bastian pun melihat ke sekitar dan ternyata memang beberapa orang sedang memperhatikan mereka berdua. Mungkin karena Bastian jarang mengumbar kehidupan pribadinya sehingga membuat orang-orang penasaran dengan dirinya. Dan yang lebih membuat mereka penasaran adalah ketika tanpa mereka duga Bastian membawa seorang wanita dan memperkenalkan Luna sebagai calon istrinya. "Biarkan saja mungkin mereka hanya penasaran saja karena aku bawa kamu kesini," jawab Bastian yang sambil meminum kopinya. "Kak memang kakak gak pernah bawa pacar kakak kesini? Sampai teman-teman kerja kakak sampai penasaran sama aku." Luna yang masih penasaran kenapa teman kerja bastian begitu penasaran dengan dirinya. "Kakak pernah membawa wanita manapun kesini. Bahkan kakak gak pernah menceritakan tentang kehidupan pribadi kakak ke semua orang," jawab Bastian dengan santainya. Luna kaget karena ternyata dirinya wanita pertama yang di publikasikan oleh Bastian di teman kerjanya. Ada rasa senang di hati Luna karena dirinya adalah wanita pertama urnuk Bastian. Luna pun memilih untuk melanjutkan sarapannya walaupun masih ada beberapa dokter dan perawat yang masih melihat kearahnya. Ketika sedang asyik menikmati sandwich sebagai menu sarapan pagi mereka tiba-tiba ada beberapa dokter dan perawat menghampiri Bastian. "Wah jadi ini calon istri dokter Bastian? Dok gak mau ngenalin calon istrinya sama kita-kita," kata salah satu perawat yang sepertinya agak kecentilan. Bastian yang melihat kehebohan para dokter dan perawat yang ingin mengenal Luna pun mau tak mau membuat Bastian harus mengenalkan Luna. Sedangkan Luna sendiri masih kaget ketika para dokter dan perawat mengatakan jika dirinya adalah calon istri dari Bastian. "Sayang kenalin ini beberapa dokter dan perawat yang tadi pagi membantu aku operasi. Perkenalkan dia adalah Luna calon istri saya," kata Bastian memperkenalkan Luna ke rekan dokter dan perawat yang membantunya operasi tadi pagi. Sebenarnya Luna masih kaget mendengar Bastian menyebutnya calon istri karena Luna tak menyangka jika Bastian menganggap dirinya calon istrinya. Karena Luna tahunya mereka hanya mencoba belajar untuk mengenal satu sama lain yang artinya hanya sebagai pasangan kekasih tapi Bastian sudah menganggap dirinya adalah calon istrinya. Tapi Luna segera menghempaskan segala keterkejutannya dan mulai memperkenalkan diri. "Perkenalkan nama saya Laluna Fabrizio tapi bisa di panggil Luna saja," kata Luna mencoba bersikap ramah. "Wah ternyata calon istri dokter Bastian cantik juga. Saya tidak menyangka jika dokter Bastian punya seseorang calon istri. Karena selama ini dokter Bastian tak pernah terbuka soal kehidupan pribadinya," kata salah satu dokter yang kaget dengan keberadaan Luna. "Saya memang tak suka mempublikasikan hubungan saya di depan publik. Tapi karena memang saya sudah serius dengan Luna maka tak ada salahnya mulai memperkenalkan Luna di depan banyak orang," jawab Bastian tetap dengan ekspresi datarnya. Para dokter dan perawat sempat kaget ketika mendengar jawaban dari dokter Bastian. Dan mereka pun melihat kembali kearah Luna. Secara penampilan Luna saat ini sangat tak mereka duga adalah calon istri dokter Bastian. Bayangkan saja saat ini Luna hanya memakai celana jeans dan t-shirts biasa saja tapi walaupun begitu mereka bisa melihat jika gadis yang ada di hadapan mereka cantik walaupun penampilannya biasa saja. "Kalau gitu kami permisi dulu dokter," pamit para dokter dan perawat yang ada disana. Setelah itu tinggallah Bastian dan Luna di kantin rumah sakit sambil menikmati sarapan pagi mereka. Sebenarnya Luna ingin menanyakan soal kata-kata Bastian yang mengatakan jika dirinya adalah calon istrinya. Luna ingin menanyakan sebenarnya hubungan diantara mereka itu apa? Tapi mungkin ia akan menanyakan nanti ketika mereka selesai sarapan. Akhirnya mereka pun selesai memakan habis sarapan paginya. Bastian pun mengajak Luna untuk kembali ke ruang kerjanya. Karena setelah ini ia harus kembali ke ICU untuk memeriksa keadaan pasien yang pagi tadi ia operasi. "Sayang kakak harus mengecek keadaan pasien yang tadi pagi kakak operasi. Kamu tunggu disini sebentar. Ok?" pinta Bastian kepada Luna. Luna terdiam sebentar karena ia sedang menyiapkan keberanian untuk menanyakan perihal pembicaraan Bastian dengan rekan kerjanya. "Kak nanti setelah kakak selesai memeriksa pasien, aku mau menanyakan sesuatu kepada kakak. Bisa kan kak?" tanya Luna dengan hati-hati. Bastian sedikit mengernyitkan keningnya ketika tiba-tiba Luna ingin berbicara sesuatu kepada dirinya. "Apa yang mau kamu tanyakan sama kakak? Kalau ada yang mau kamu tanyakan sekarang aja. Kakak akan menjawab pertanyaan yang mau kamu tanyakan," kata Bastian yang siap mendengarkan pertanyaan yang ingin Luna sampaikan. "Nanti aja kak kalau situasinya lebih enak. Aku gak mau ganggu kerjaan kakak. Jadi lebih baik kita bicaranya nanti aja," jawab Luna sambil tersenyum kearah Bastian. Sebenarnya Bastian ingin menanyakan tentang apa pertanyaan yang ingin Luna tanyakan kepada dirinya. Tapi lagi-lagi Bastian akan menunggu ketika Luna sudah siap untuk bercerita dengannya. "Ok kakak akan menjawab semua pertanyaan yang akan kamu sampaikan sama kakak. Kalau gitu kamu tunggu kakak disini sampai kakak kembali lagi untuk menjemput kamu pulang." Bastian pun mengingatkan Luna. Luna pun hanya menganggukkan kepalanya ketika mendengar perintah dari Bastian untuk menunggu Bastian kembali lagi kesini. Dan benar saja tak berapa lama Bastian pun pergi meninggalkan Luna di ruang kerjanya. Dan selama menunggu Bastian kembali lagi kesini Luna memilih untuk sibuk dengan ponselnya. Tapi lama-lama ia merasa bosan hingga ia pun kembali merebahkan tubuhnya di ranjang milik Bastian. Selain itu ia mengambil beberapa makanan yang ada di lemari yang ditunjukan oleh Bastian tadi sebelum pergi. Jadi Luna pun mengambil beberapa makanan di lemari yang ditunjukkan oleh Bastian. Ketika Luna sedang menikmati cookies yang ia ambil di lemari penyimpan makanan tiba-tiba ada yang masuk ke dalam ruangannya Bastian. "Maaf dokter basriannya lagi gak ada di tempat," kata Luna ketika melihat ada seorang wanita masuk ke ruangan Bastian. Bukannya wanita pergi malah wanita itu masuk ke dalam ruangannya Bastian. "Apa kamu benar wanita yang kata orang-orang adalah calon istri Bastian?" tanya wanita itu tiba-tiba. Luna heran kenapa ada wanita yang tak dikenal tiba-tiba masuk ke ruangannya Bastian dan mengatakan jika dirinya adalah calon istri Bastian. Memangnya apa urusan wanita ini dengan urusan pribadinya dengan Bastian. "Maaf anda siapa ya? Sepertinya kita tak saling kenal dan tiba-tiba anda menanyakan soal pribadi saya seperti ini. Jadi saya tidak berhak menjawab pertanyaan dari anda," kata Luna yang kesal dengan sikap tidak sopan dari wanita yang ada di hadapannya ini. Bukannya malah pergi dari ruanganya Bastian tapi wanita itu pun mendekat kearah Luna dan tanpa Luna duga wanita itu menampar pipi Luna. "Plakkk....." Luna kaget bukan main karena mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan seperti ini dari orang yang sama sekali ia tak kenal. "Apa maksud anda menampar saya? Anda benar-benar sudah kelewatan. Saya bilang memanggil security kesini untuk membawa anda pergi dari sini," kata Luna marah. "Silahkan panggil aja kalau mereka mau saya pecat karena mengusir anak pemilik rumah sakit ini. Dan tamparan yang kamu dapat tadi sebagai balasan karena kamu sudah merebut Bastian dari saya. Asal kamu tahu saya ini adalah calon istri Bastian. Dan dengan seenaknya kamu mengaku-ngaku jika kamu adalah calon istri Bastian. Dari penampilannya aja saya bisa menilai jika kamu itu w************n. Kamu hanya mau uangnya Bastian aja kan? Kamu butuh uang berapa saya akan berikan berapapun uang yang kamu inginkan asalkan pergi dari hidup Bastian," kata wanita itu merendahkan Luna. Luna jelas marah ketika mendapatkan hinaan yang tak jelas dari wanita yang bahkan tak ia kenal. Dirinya sendiri saja belum tahu hubungannya dengan Bastian seperti apa. Tapi sekarang sudah dituduh menjadi w************n yang haus akan harta. Padahal tak pernah terbersit di kepala Luna menginginkan uang dari Bastian. Dirinya sendiri juga masih bingung dengan perasaannya kepada Bastian. Apakah dia benar-benar mencintai Bastian ataupun tidak. Tapi yang pasti ia merasa terhina ketika ada orang yang mengatakan jika ia hanya menginginkan uang dari Bastian. "Dengar ya mbak yang tidak tahu sopan santun. Satu hal yang harus mbak ingat baik-baik. Disini bukan saya yang mengaku-ngaku sebagai calon istri kak Bastian. Seharusnya anda tanyakan sendiri saja ke kak Bastian sebenarnya apa yang terjadi. Jika kak Bastian memang memilih kamu dengan senang hati saya akan mundur. Tapi saya tak bisa menerima perlakuan kasar yang anda lakukan kepada saya tadi. Dan saya akan terus mengingat perlakuan kasar anda. Mungkin benar anda adalah orang yang terpelajar dan kaya daripada saya tapi sayangnya kelakuan anda sangat bar-bar tak mencerminkan dengan segala kemewahan yang anda punya. Kalau ayah anda sampai tahu kelakuan anda yang bar-bar seperti ini beliau pasti akan sangat malu." Luna pun membalikkan ucapakan dari wanita itu. Setelah mengatakan kata-kata itu Luna memilih untuk pergi dari ruang kerja Bastian. Ia tak mau lagi berurusan dengan Bastian lagi. Jika memang Bastian sudah memiliki calon istri kenapa dia membutuhkan dirinya lagi. Jadi lebih baik ia pergi dari sini saja. Sementara itu wanita yang awalnya merasa kesal berubah senang karena berhasil menyingkirkan w************n itu. Satu jam berlalu setelah Bastian memonitor pasien yang baru tadi pagi ia operasi. Bastian pun segera berjalan menuju ruang kerjanya untuk menemui Luna. Ia penasaran sebenarnya apa yang ingin Luna tanyakan kepadanya. Selain itu ia juga ingin menemui Luna. Dan ketika Bastian masuk ke ruang kerjanya Bastian kaget karena tak menemukan keberadaan Luna. Bastian pun melihat ke arah kamar mandi siapa tahu Luna ada disana. Tapi ketika Luna sampai di kamar mandi Bastian tak mendapatkan keberadaan Luna. Bastian pun segera menghubungi ponsel Luna tapi ponsel Luna mati. Bastian pun semakin panik kalau terjadi sesuatu kepada Luna. Bastian pun segera menuju meja kerjanya untuk mengecek laptopnya. Ia ingin melihat cctv yang ia pasang di ruangannya. Dan ketika ia melihat video di cctv Bastian langsung marah ketika tahu kenapa Luna tidak ada disini. Wajah Bastian pun berubah menjadi marah karena tahu ulah siapa ini semua. Bastian pun langsung menghubungi seseorang. "Franda cari keberadaan Luna sekarang. Kakak mau tahu keberadaan Luna secepatnya," perintah Bastian dengan tegas. Tanpa menunggu jawaban dari Franda Bastian pun langsung menutup teleponnya. "Luna sampai kapanpun kamu tak akan bisa lepas dari aku. Aku pasti akan segera menemukan kamu. Jika perlu aku akan memiliki kamu seutuhnya. Sehingga tak ada alasan kamu untuk pergi dari aku," kata Bastian dengan ekspresi yang sulit di artikan. Kira-kira siapa yang menampar wajah Luna? Dan kemana perginya Luna? Dan apa yang dilakukan Bastian agar Luna tetap terus berada di sampingnya? See you next chapter..... Happy reading....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD